Fakta Ganja: Obat Kanker dan Obat Penyakit-Penyakit Lainnya di Masa Depan
Fakta bukanlah dunia Khayalan, karena hanya Elite Dunia yang merekayasa dan menciptakan semua khayalan itu agar masuk ke dalam otak mereka yang minim ilmu pengetahuan, supaya para Elit Dunia dapat selalu mempertahankan bisnis multi trilyun dollar milik mereka.
Tanaman ganja memang sangat unik karena
memiliki efek yang berseberangan. Di satu sisi, tanaman tersebut dapat
menyedapkan makanan yang dimasak. Tapi di sisi lain juga memberikan efek negatif
karena masuk dalam salah satu jenis narkotika.
Keadaan itu sangat kontras dengan di Barat. Di
sana, masyarakat mengenal ganja sebagai bahan pembunuh sel kanker dan di
legalkan alias diperbolehkan. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih
pernah menyatakan pendapatnya mengenai legalisasi ganja ini.
“Bahan apapun kalau dia jadi obat, itu sih
boleh. Morphin itu kan enggak legal, tapi kalau dia jadi obat ‘kan boleh. Kalau
segala sesuatu jadi obat, ya boleh. Asal bukan dilegalkan untuk hal-hal
negatif,” paparnya.
Begitu juga dengan Gustin L. Reichbach, adalah
seorang hakim kenamaan dari New York State Supreme Court, yang juga
adalah pengidap kanker.
Beberapa saat lalu, tulisannya di New York
Times tentang pengakuannya menggunakan ganja medis kontan sedikit membuat
gempar kota yang konon katanya tak pernah tidur itu.
Kisah ini merasa perlu diangkat sebagai sebuah
artikel berdasarkan pertimbangan; penyakit, kelainan dan wabah bisa terjadi
kepada siapapun, lintas profesi ataupun usia.
Menyikapi pernyataan-pernyataan yang sang hakim
beberkan terkait profesinya juga keterlibatannya dengan tindak kriminal, dalam
hal ini penggunaan ganja, harusnya bisa sedikit menghapuskan stigma-stigma buruk
tentang pengguna ganja, yang umum diketahui berperilaku buruk dan tidak
menyenangkan.
Juga secara lantang (harusnya) membantah undang-undang yang mengklasifikasikan ganja sebagai narkotika berbahaya, tanpa nilai medis sedikitpun.
Pernyataan dari Gustin L. Reichbach ini diutarakannya dalam sebuah artikel di New York Times setelah menerima vonis kanker pankreas 3 setengah tahun lalu, ketika dia baru saja berulang tahun ke-62.
Kanker stadium 3 dinyatakan dokternya bersamaan dengan vonis sisa usia yang maksimal hanya bisa bertahan 6 bulan saja!
Pada 16 Mei 2012, 3 setengah tahun setelah divonis, sang hakim angkat bicara. Bukan tanpa risiko, tentunya.
Dia bisa saja kehilangan pekerjaannya dan mendapatkan masalah dengan hukum yang berlaku, mengingat hukum negara bagiannya dimana segala bentuk penggunaan ganja adalah ilegal.
Juga secara lantang (harusnya) membantah undang-undang yang mengklasifikasikan ganja sebagai narkotika berbahaya, tanpa nilai medis sedikitpun.
Pernyataan dari Gustin L. Reichbach ini diutarakannya dalam sebuah artikel di New York Times setelah menerima vonis kanker pankreas 3 setengah tahun lalu, ketika dia baru saja berulang tahun ke-62.
Kanker stadium 3 dinyatakan dokternya bersamaan dengan vonis sisa usia yang maksimal hanya bisa bertahan 6 bulan saja!
Pada 16 Mei 2012, 3 setengah tahun setelah divonis, sang hakim angkat bicara. Bukan tanpa risiko, tentunya.
Dia bisa saja kehilangan pekerjaannya dan mendapatkan masalah dengan hukum yang berlaku, mengingat hukum negara bagiannya dimana segala bentuk penggunaan ganja adalah ilegal.
Menurutnya, tidak ada lagi yang perlu disembunyikan jika faktanya, ganja
yang pemerintah federalnya larang sepenuh hati ini, ternyata sangat bermanfaat
untuk kanker yang dideritanya.
“My survival has demanded an enormous price, including months of chemotherapy, radiation hell and brutal surgery.”
Segala perawatan yang dia jalani setelah diagnosis bagaimanapun telah
memperpanjang usianya. Meskipun, lanjutnya lagi, biaya yang dikeluarkan, efek
samping chemoteraphy, dan puluhan obat-obatan yang hanya bersifat
menenangkan sementara dengan efek-efek samping yang tak kalah mengganggu,
seperti mual, hilangnya selera makan dan susah tidur.
Setiap obat pabrikan yang dokternya sarankan untuk meringankan satu gejala selalu berujung kepada pengkonsumsian obat-obatan lainnya untuk sekedar meredakan efek samping dari obat tersebut.
Obat penghilang rasa sakit contohnya, selalu berujung kepada hilangnya nafsu makan dan sembelit. Juga obat anti-mual, ungkapnya, malah mengakibatkan masalah lain seperti melangitnya kadar gula dalam tubuh rentannya.
Begitu seterusnya, dan bisa dibayangkan nominal uang yang harus disediakan untuk sekedar berusaha mempertahankan keberlangsungan hidup belaka.
Selepas setahun perawatan yang menyengsarakan, kanker pankreas Gustin akhirnya hilang, meskipun dia sadar bahwa kanker itu hilang hanya untuk kembali merongrong nyawanya.
Mual dan nyeri adalah kesetiaan yang senantiasa menemani kapanpun selepas perawatan “IV Booster of Chemoteraphy“. Bahkan “makan”, salah satu hal paling menyenangkan dalam hidup, kini baginya adalah peperangan yang menyengsarakan setiap harinya, dimana setiap suapan sendok adalah sebuah kemenangan.
Ini kulakukan karena kesadaran bahwa para penderita kanker sepertiku di luar sana, mungkin tidak punya akses mengungkapkan keadaan buruk masing-masing secara masal.
Sangat menyakitkan rasanya bahwa dalam masalah kanker seperti ini, satu-satunya obat yang dapat menolong tanpa efek-efek samping yang rumit, dalam hal ini yaitu cannabis, masih saja diklasifikasikan sebagai narkotika”, lanjutnya dalam artikel tersebut.
“Aku tidak bakal tinggal diam, karena meng-kriminalisasikan obat paling efektif akan berujung kepada ketidak-adilan sistem administrasi hukum yang berlaku.
Aku merasa berkewajiban baik sebagai hakim atau sebagai penderita kanker, memohon kepada pemerintah negara bagian New York untuk mengikuti langkah 17 negara bagian lainnya yang telah memberikan akses untuk ganja medis.
Karena adalah tidak manusiawi untuk menghalangi kami (penderita kanker) dari sebuah substansi alam yang telah terbukti membantu penderitaan kami”, tutupnya.
Ganja Hentikan Penyebaran Sel Kanker
Ganja yang penjualan dan pemakaiannya dilarang, terbukti dapat menjadi obat alternatif kanker. Sebuah senyawa dalam ganja yang ditemukan oleh peneliti di California Pasific Medical Centre, San Fransisco, dapat berpotensi mematikan sel-sel kanker.
“Butuh waktu sekitar 20 tahun untuk penelitian ini, dan hasilnya sangat menggembirakan” ujat Pierre Despres, seorang peneliti pada Huffington Post.
Desprezm seorang ahli biologi molekuler, menghabiskan waktu tahunan untuk mempelajari gen penyebaran kanker.
Sedangkan, Sean McAllister mempelajari efek Cannabidiol, atau CBD, senyawa kimia yang berada dalam ganja.
Akhirnya, pasangan ini pun mencoba memadukan dua penelitian yang telah mereka lakukan. Menggabungkan CBD dengan sel kanker dalam sebuah cawan petri.
“Kami menemukan Cannabidiol memiliki sifat dasar ‘mematikan’, dan ini terjadi pada sel kanker,” sambungnya.
Meski telah berhasil pada hewan uji laboratorium. Penelitian ini belum dapat diterapkan pada manusia. Para ahli masih menunggu izin untuk uji klinik pada manusia.
Ganja Sebagai Obat Kanker
Penelitian terbaru yang dilakukan tim dari University of Alberta menunjukkan bahwa daun ganja ternyata mengandung bahan aktif yang dapat menambah nafsu makan para pasien kanker.
Bahan aktif dalam ganja yang disebut delta-9-tetrahydrocannabinol (THC), dapat meningkatkan selera makan dan kemampuan pengecapan pada pasien kanker stadium lanjut.
“Mariyuana emiliki reputasi yang buruk bagi orang sehat, tetapi studi menunjukkan bahwa ganja juga memiliki efek yang baik bagi pasien kanker.
Tak hanya itu, mereka dapat menikmati makanan dan tidak merasa lapar adalah perbaikan yang besar untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” jelas peneliti Wendy Wismer, seorang ilmuwan makanan di University of Alberta di Kanada.
Rupanya, karena alasan inilah, seorang Ibu warga negara Oregon, Erin Purchase percaya dan memberikan terapi ‘pengobatan’ marijuana sebagai bagian dari pengobatannya kepada sang putri Mykayla Comstock (7) yang sedang menderita kanker.
Dilansir healthland.time, Mykayla didiagnosa dengan leukemia lymphoblastic akut pada bulan Juli 2012 dan terus menerus menjalani kemoterapi.
Sebelum menjalani treatment ‘pengobatan’ marijuana, bocah kecil itu mengalami respon yang buruk terhadap pengobatan kemoterapi.
Namun, Erin mengaku sengaja memberikan ganja dalam bentuk minyak kepada putrinya untuk mengurangi efek samping dari kemoterapi, mengurangi rasa sakit dan menambah nafu makan.
Melihat perkembangan putrinya yang mulai membaik, sang ibu Erin terpaksa meninggalkan saran dokter untuk transplantasi sumsum tulang dan menggantinya dengan ganja sebagai terapi pengobatan dan mengurangi rasa sakit dan mual yang diderita putri tercintanya.
Sementara, The American Academy of Pediatrics menentang penggunaan ganja untuk mengobati anak-anak muda, mengutip potensi adiktif dan tidak diketahui banyak tentang bagaimana hal itu dapat mempengaruhi perkembangan tubuh.
The Institute of Medicine (IOM), sebuah kelompok ilmiah ahli menganalisis data yang tersedia dan sejak 1999 telah mengakui bahwa beberapa keperluan medis yang bisa dilakukan adalah ganja.
“Masih banyak pengobatan-pengobatan yang efektif untuk meredakan mual dan nyeri kanker,” ungkap peneliti. Penelitian juga mengakui bahwa untuk beberapa pasien yang mungkin tidak merespon terapi, komponen dalam ganja dapat membantu.
Laporan IOM menyoroti kebutuhan untuk penelitian lebih banyak ke dalam pemahaman menggunakan obat ganja termasuk gejala atau kondisi yang mungkin paling efektif, dan yang pasien.
Mereka prihatin ketika datang untuk mengobati anak-anak seperti Mykayla yang sering tidak disertakan dalam uji klinis karena usianya yang masih muda.
Pasien memiliki kemungkinan beberapa tahun lagi menghadapi efek samping dari obat.
Beberapa ahli menunjukkan bahwa tidak semua komponen ganja, dan pengaruhnya terhadap tubuh, telah dipelajari atau belum dipahami dengan baik.
Tanpa penelitian lebih lanjut, baik dokter dan orang tua akan terus menghadapi keputusan yang sulit memberikan pengobatan bagi anak-anak yang jauh dari bahaya.
Pengobatan Ganja (Medical Marijuana) Bukanlah Narkotika
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia.
Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia (rasa gembira) yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir.
Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya.
Untuk itulah maka ganja tak bisa dijadikan obat untuk semua manusia, apalagi yang tak suka mabuk. Maka ilmuwan akan membuat efek mabuk itu menjadi hilang agar semua orang dapat menggunakannya sebagai penyembuh dan pengobatan berbagai penyakit.
Untuk Obat, Ilmuwan Ciptakan Ganja Tidak Memabukkan
Ilmuwan Israel berhasil menciptakan ganja sintetis yang bentuk, bau, dan rasanya menyerupai daun ganja asli. Satu-satunya yang menjadi yang pembeda adalah, ganja sintetis ini tidak menimbulkan efek memabukkan selayaknya ganja sungguhan. Dan karena memiliki bau, bentuk dan rasa menyerupai ganja asli, produk ini berhasil menipu pasien.
Tikkun Olam, perusahaan yang mengembangkan ganja sintetis ini memang sengaja tidak membuat efek tersebut. Sebab, mereka memang berniat membuat hanya mirip secara bentuk, namun kandungan yang berbeda.
“Setelah mencoba ganja sintetis ini, banyak pasien kami kembali dan mengaku tertipu. Mereka mengira kami memberi semacam plasebo pada mereka,” kata Tzahi Klein, kepala bagian pengembangan Tikkun Olam, seperti dikutip Daily Mail, Jumat 1 Juni 2012.
Efek mati rasa yang biasa didapat seseorang saat mengonsumsi ganja, berasal dari zat THC atau tetra-hydro-cannabinol yang terkandung di dalamnya.
Para ilmuwan Israel lebih memilih untuk meningkatkan efek zat yang lebih ringan, yaitu cannabidiol, yang seringkali digunakan untuk meringankan efek gangguan mental.
Di Israel, ganja digolongkan ke dalam obat-obatan kelas B. Di negara ini, ilegal bagi warganya untuk memiliki dan menghisap ganja. Penggunaan daun ini diperbolehkan di Israel untuk tujuan medis. Tikun Olam adalah salah satu perusahaan Israel yang menumbuhkan ganja untuk keperluan ini.
Ganja Obat Masa Depan
Efek negatif ganja terhadap memori sudah lama dikenal. Tapi kini para ilmuwan telah menemukan lokasi di bagian mana otak yang bisa terpengaruh dan menyebabkan kelupaan.
Jika penelitian tersebut berhasil, saat percobaan yang dilakukan menggunakan tikus dan diperkirakan bisa diterapkan pada manusia, berarti suatu hari nanti para ilmuwan akan mampu menciptakan obat yang diproduksi menggunakan ganja tanpa menggangu memori kerja pasien saat obat tersebut bekerja mengobati penyakit.
Memori kerja merupakan kemampuan untuk mengingat lebih dari satu pemikiran di kepala dalam suatu periode.
“Kami telah menemukan titik awal dari fenomena tersebut – efek dari ganja terhadap ingatan – .adalah sel astrogial,” ujar peneliti lembaga riset biomedis di Institut di National de la Santé et de la Recherche Médicale (INSERM), Giovanni Marsicano.
Giovanni menemukan fakta bahwa gangguan terhadap memori kerja tidak disebabkan oleh efek dari obat (yang diproduksi menggunakan ganja) yang langsung menyerang sel-sel saraf pada otak, melainkan pada jenis sel yang lain, yaitu sel-sel pembantu otak yang disebut astroglia (sering disebut astrocrytes, neuroglia, atau sel-sel glial).
Astroglia (Astrocytes)
Para peneliti mempelajari bagaimana reaksi tikus terhadap komponen aktif ganja dan beberapa unsur kimia lain yang mirip. Perhatian difokuskan kepada reseptor pada sel-sel otak yang bereaksi terhadap zat kimia yang bernama cannabinoid, sebuah senyawa yang mirip dengan komponen aktif pada ganja, yaitu Tetrahydrocannabinol (THC). Reseptor otak yang bereaksi terdapat pada neuron (sel syaraf) dan astroglia atau disebut juga astrocytes.
Para peneliti tersebut melakukan rekayasa terhadap tikus untuk melakukan percobaan. Tikus-tikus tersebut dibagi dalam 3 kelompok:
Kelompok tikus yang dengan reseptor cannabinoid pada astroglia (kelompok-1) ternyata bermasalah dalam mengingat arah. Kelompok lain yang hanya memiliki reseptor pada neuron (kelompok-2) tanpa masalah berhasil melewati labirin.
Hal tersebut menunjukkan bahwa THC tidak mempengaruhi memori melalui neuron (sel syaraf), namun melalui astroglia.
Para peneliti juga memperhatikan sel-sel astroglial pada bagian potongan otak yang berasal dari hippocampus (bagian otak yang berkaitan dengan pembentukan memori).
Setelah terkena cannabinoid, astroglia melepaskan senyawa yang mengganggu pengiriman sinyal antar neuron. Hal tersebut bisa menjelaskan mengapa ganja bisa memengaruhi memori.
Efek lain dari ganja – yang bisa dikatakan bermanfaat adalah dalam mengobati rasa sakit, kejang, dan beberapa penyakit lainnya – terjadi melalui neuron.
Jika zat cannabinoid bisa didesain hanya untuk memengaruhi neuron, pengaruh buruk ganja pada memori tentu bisa dihindari dan tentu saja pengobatan menggunakan ganja dimasa depan untuk banyak penyakit akan bisa dilakukan.
Seorang wanita bernama Kristina Marie – ia menolak kemoterapi, dan tumor di otaknya menyusut dengan menggunakan minyak ganja THC (Tetrahydrocannabinol) dan TANPA EFEK SAMPING seperti terdapat pada obat apapun / atau lainnya (lihat video kesaksian Kristina Marie).
THC Ganja bukanlah obat (medicine) kimia berbahaya seperti semua pengobat kanker lainnya, tapi THC Ganja merupakan penyembuh alamiah (herbal nature).
Penyakit kanker jika diobati dengan obat biasa apapun itu, kehidupan orang tersebut hanya “diperpanjang” karena obat hanya MENGHAMBAT perkembangan kanker dan akan tetap menyebar.
Tapi dengan THC Ganja, sel kanker dapat dimusnahkan total dan membuat kehidupan orang tersebut “tak diperpanjang” tapi kehidupan orang tersebut menjadi kembali normal atau kembali semula saat belum terkena kanker.
Inilah bukti konspirasi “barat” bahwa pemerintah negara² industri dan bisnis besar “multi billion dollar” mereka di dunia pharmaceutical, dalam upayanya untuk menjaga tanaman ini tetap terlarang (ilegal) dan tak meruntuhkan industri pharmaceutical para elit dunia tersebut.
Terlarangnya ganja adalah asli karena persaingan bisnis, karena uang dan karena pendukung depopulasi dunia, nothing else!
Hentikan Kemoterapi, Ibu Mengobati Kanker Anak dengan Ganja
Salah satu saksi-mata lagi, dari sekian ribu kasus kanker yang berhasil sembuh oleh cannabis adalah seorang ibu, bernama Sierra Riddle yang memilih menghentikan kemoterapi bagi anaknya yang mengidap kanker dan memilih memberikan ganja sebagai obat.
Sierra memutuskan menghentikan kemoterapi bagi Landon, bocah berusia tiga tahun karena pengobatan itu membuat anaknya justru semakin menderita.
Landon yang didiagnosis menderita kanker leukimia, kata Sierra, selama menjalani kemoterapi justru sakit keras, muntah beberapa kali dalam sehari dan mengalami kerusakan saraf di kakinya.
Bahkan, katanya, pernah dalam suatu titik, Landon tidak bisa makan sama sekali selama 25 hari.
Akhirnya sang ibu memutuskan menghentikan kemoterapi dan pindah ke Colorado yang ganja adalah legal digunakan sebagai pengobatan.
Ia mengatakan pengobatan itu justru membuat kondisi anaknya semakin baik dan kankernya perlahan-lahan hilang.
Pada Januari 2013 lalu, Landon mulai mengambil bentuk cair THC (tetrahydrocannabinol) dan CBD (cannabidiol), dua senyawa yang ditemukan dalam ganja. Ajaibnya, kankernya mulai menyerah.
“Segera setelah kami mulai mengambil minyak, trombositnya meningkat seperti milik orang sehat dan mereka tidak bisa mengerti mengapa,” kata Riddle kepada CNN seperti dikutip dari nydaily.
“Saya hanya ingin mengatakan, tidak peduli apakah saya dikatakan bukan ibu yang baik dengan tidak mengupayakan kemoterapi bagi anaknya, tapi saya tidak akan mengambil risiko kehilangan dia, ” katanya.
Sierra bukan orang tua pertama yang menggunakan ganja sebagai pengobatan medis untuk memerangi kanker pada anak. Tujuh tahun lalu seorang gadis berusia tujuh tahun di Oregon diberi ganja oleh ibunya untuk meredakan gejala leukimia.
Karena hukum kebanyakan di negara mengilegakan ganja maka hampir tidak ada bimbingan bagi orang tua yang ingin memberikan pengobatan ganja bagi anaknya.
Senyawa CBD memiliki kemampuan memerangi kanker pada sel manusia dan tikus sesuai percobaan laboratorium. Hal itu diungkapkan peneliti dari California Pacific Medical Center Research Institute kepada CNN. (inilah.com)
Hemp seed oil can be used to produce ORGANIC non-toxic diesel fuel, lamp lighting, household detergents, stain removers, printing inks, paints, varnishes, lubricants, resins, and oils. Because hemp seeds account for up to half the weight of a mature hemp plant, hemp seed is a viable source for these products. In industrial ‘chemicals’, hemp-seed oil is similar to linseed oil. Superior quality paints and varnishes were made from hemp seed oil until 1937.
It turns out, THC when ingested in highly concentrated forms (such as EATING CANNABIS OIL) will attack any mutated cells in your body while strengthening and rejuvenating the healthy cells.
The PERFECT cure for Cancer. It works fast, it works well, it works on many different forms of Cancer in ALL stages and it has ZERO harmful side effects. (Unlike Chemo which deteriorates your entire body and kills 1 in 5 patients) Not only that, but it dissolves ALL forms of tumors and can even combat superbugs like MRSA.
The Government lied for many reasons. One of the main reasons is Pharmaceutical Companies. They spend billions every year lobbying to keep Cannabis illegal because they make TRILLIONS off Cancer drugs and research. They are already well aware that Cannabis CURES Cancer. (They can’t legally patent a 15,000 year old plant) They have a great con going at the moment.
Cancer patients and their loved ones will spend their entire life savings or even sell their houses and businesses in order to pay for Chemotherapy and other Cancer treatment drugs. A lot of the time they spend all that money and their loved one dies anyway.
If you want to know more, you should Google ‘Cannabis Cures Cancer’. You will see that there are THOUSANDS of published SCIENTIFIC studies, articles, books and documentaries on the subject. I’d start with the documentaries here:
2. A study published in The Journal of Neuroscience examined the biochemical events in both acute neuronal damage and in slowly progressive, neurodegenerative diseases. They conducted a magnetic resonance imaging study that looked at THC (the main active compound in marijuana) and found that it reduced neuronal injury in rats. The results of this study provide evidence that the cannabinoid system can serve to protect the brain against neurodegeneration.
3. A study published in The Journal of Pharmacology And Experimental Therapeutics already acknowledged the fact that cannabinoids have been shown to possess antitumor properties. This study examined the effect of cannabidiol (CBD, non psychoactive cannabinoid compound) on human glioma cell lines. The addition of cannabidiol led to a dramatic drop in the viability of glioma cells. Glioma is the word used to describe brain tumour. The study concluded that cannabidiol was able to produce a significant antitumor activity.
4. A study published in the journal Molecular Cancer Therapeutics outlines how brain tumours are highly resistant to current anticancer treatments, which makes it crucial to find new therapeutic strategies aimed at improving the poor prognosis of patients suffering from this disease. This study also demonstrated the reversal of tumour activity in Glioblastoma multiforme.
Breast Cancer (kanker Payudara)
5. A study published in the US National Library of Medicine, conducted by the California Pacific Medical Centre determined that cannabidiol (CBD) inhibits human breast cancer cell proliferation and invasion. They also demonstrated that CBD significantly reduces tumour mass.
6. A study published in The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics determined that THC as well as cannabidiol dramatically reduced breast cancer cell growth. They confirmed the potency and effectiveness of these compounds.
7. A study published in the Journal Molecular Cancer showed that THC reduced tumour growth and tumour numbers. They determined that cannabinoids inhibit cancer cell proliferation, induce cancer cell apoptosis and impair tumour angiogenesis (all good things). This study provides strong evidence for the use of cannabinoid based therapies for the management of breast cancer.
8. A study published in the Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) determined that cannabinoids inhibit human breast cancer cell proliferation.
Lung Cancer (kanker Paru-paru)
9. A study published in the journal Oncogene, by Harvard Medical Schools Experimental Medicine Department determined that THC inhibits epithelial growth factor induced lung cancer cell migration and more. They go on to state that THC should be explored as novel therapeutic molecules in controlling the growth and metastasis of certain lung cancers.
10. A study published by the US National Library of Medicine by the Institute of Toxicology and Pharmacology, from the Department of General Surgery in Germany determined that cannabinoids inhibit cancer cell invasion. Effects were confirmed in primary tumour cells from a lung cancer patient. Overall, data indicated that cannabinoids decrease cancer cell invasiveness.
11. A study published by the US National Library of Medicine, conducted by Harvard Medical School investigated the role of cannabinoid receptors in lung cancer cells. They determined its effectiveness and suggested that it should be used for treatment against lung cancer cells.
Prostate Cancer (kanker Prostat)
12. A study published in the US National Library of Medicine illustrates a decrease in prostatic cancer cells by acting through cannabinoid receptors.
13. A study published in the US National Library of Medicine outlined multiple studies proving the effectiveness of cannabis on prostate cancer.
14. Another study published by the US National Library of Medicine determined that clinical testing of CBD against prostate carcinoma is a must. That cannabinoid receptor activation induces prostate carcinoma cell apoptosis. They determined that cannabidiol significantly inhibited cell viability.
Blood Cancer (kanker Darah / Leukemia)
15. A study published in the journal Molecular Pharmacology recently showed that cannabinoids induce growth inhibition and apoptosis in mantle cell lymphoma. The study was supported by grants from the Swedish Cancer Society, The Swedish Research Council and the Cancer Society in Stockholm.
16. A study published in the International Journal of Cancer also determined and illustrated that cannabinoids exert antiproliferative and proapoptotic effects in various types of cancer and in mantle cell lymphoma.
17. A study published in the US National Library of Medicine conducted by the Department of Pharmacology and Toxicology by Virginia Commonwealth University determined that cannabinoids induce apoptosis in leukemia cells.
Oral Cancer (kanker Mulut)
18. A study published by the US National Library of Medicine results show cannabinoids are potent inhibitors of cellular respiration and are toxic to highly malignant oral Tumours.
Liver Cancer (kanker Hati)
19. A study published by the US National Library of Medicine determined that THC reduces the viability of human HCC cell lines (Human hepatocellular liver carcinoma cell line) and reduced the growth.
Pancreatic Cancer (kanker Pankreas)
20. A study published in The American Journal of Cancer determined that cannabinoid receptors are expressed in human pancreatic tumor cell lines and tumour biopsies at much higher levels than in normal pancreatic tissue. Results showed that cannabinoid administration induced apoptosis. They also reduced the growth of tumour cells, and inhibited the spreading of pancreatic tumour cells.
“Di posisiku yang masih aktif sebagai hakim dan bekerja
mengadili kasus-kasus, banyak teman dan relasi yang mempertanyakan keputusanku
mengangkat isu ini.
Setiap obat pabrikan yang dokternya sarankan untuk meringankan satu gejala selalu berujung kepada pengkonsumsian obat-obatan lainnya untuk sekedar meredakan efek samping dari obat tersebut.
Obat penghilang rasa sakit contohnya, selalu berujung kepada hilangnya nafsu makan dan sembelit. Juga obat anti-mual, ungkapnya, malah mengakibatkan masalah lain seperti melangitnya kadar gula dalam tubuh rentannya.
Begitu seterusnya, dan bisa dibayangkan nominal uang yang harus disediakan untuk sekedar berusaha mempertahankan keberlangsungan hidup belaka.
Selepas setahun perawatan yang menyengsarakan, kanker pankreas Gustin akhirnya hilang, meskipun dia sadar bahwa kanker itu hilang hanya untuk kembali merongrong nyawanya.
Mual dan nyeri adalah kesetiaan yang senantiasa menemani kapanpun selepas perawatan “IV Booster of Chemoteraphy“. Bahkan “makan”, salah satu hal paling menyenangkan dalam hidup, kini baginya adalah peperangan yang menyengsarakan setiap harinya, dimana setiap suapan sendok adalah sebuah kemenangan.
Juga tidur, satu aspek paling vital untuk membantu proses recovery
dan hiburan untuk kesengsaraan sehari-harinya, kini menjadi satu hal yang sangat
sulit untuk dimiliki.
Beruntunglah beberapa temannya, yang tentunya tak tega melihat kesengsaraan sang hakim rela (dengan risiko pribadi) menyediakan akses untuk ketersediaan ganja medisnya.
“This is not a law-and-order issue; it’s a medical and human rights issue.““Menghisap ganja adalah satu-satunya cara untukku meredakan mual, meningkatkan nafsu makan dan memudahkan kantuk untuk datang di akhir hari.”
Beruntunglah beberapa temannya, yang tentunya tak tega melihat kesengsaraan sang hakim rela (dengan risiko pribadi) menyediakan akses untuk ketersediaan ganja medisnya.
Ini kulakukan karena kesadaran bahwa para penderita kanker sepertiku di luar sana, mungkin tidak punya akses mengungkapkan keadaan buruk masing-masing secara masal.
Sangat menyakitkan rasanya bahwa dalam masalah kanker seperti ini, satu-satunya obat yang dapat menolong tanpa efek-efek samping yang rumit, dalam hal ini yaitu cannabis, masih saja diklasifikasikan sebagai narkotika”, lanjutnya dalam artikel tersebut.
“Aku tidak bakal tinggal diam, karena meng-kriminalisasikan obat paling efektif akan berujung kepada ketidak-adilan sistem administrasi hukum yang berlaku.
Aku merasa berkewajiban baik sebagai hakim atau sebagai penderita kanker, memohon kepada pemerintah negara bagian New York untuk mengikuti langkah 17 negara bagian lainnya yang telah memberikan akses untuk ganja medis.
Karena adalah tidak manusiawi untuk menghalangi kami (penderita kanker) dari sebuah substansi alam yang telah terbukti membantu penderitaan kami”, tutupnya.
Ganja Hentikan Penyebaran Sel Kanker
Ganja yang penjualan dan pemakaiannya dilarang, terbukti dapat menjadi obat alternatif kanker. Sebuah senyawa dalam ganja yang ditemukan oleh peneliti di California Pasific Medical Centre, San Fransisco, dapat berpotensi mematikan sel-sel kanker.
“Butuh waktu sekitar 20 tahun untuk penelitian ini, dan hasilnya sangat menggembirakan” ujat Pierre Despres, seorang peneliti pada Huffington Post.
Desprezm seorang ahli biologi molekuler, menghabiskan waktu tahunan untuk mempelajari gen penyebaran kanker.
Sedangkan, Sean McAllister mempelajari efek Cannabidiol, atau CBD, senyawa kimia yang berada dalam ganja.
Akhirnya, pasangan ini pun mencoba memadukan dua penelitian yang telah mereka lakukan. Menggabungkan CBD dengan sel kanker dalam sebuah cawan petri.
“Kami menemukan Cannabidiol memiliki sifat dasar ‘mematikan’, dan ini terjadi pada sel kanker,” sambungnya.
Meski telah berhasil pada hewan uji laboratorium. Penelitian ini belum dapat diterapkan pada manusia. Para ahli masih menunggu izin untuk uji klinik pada manusia.
Ganja Sebagai Obat Kanker
Penelitian terbaru yang dilakukan tim dari University of Alberta menunjukkan bahwa daun ganja ternyata mengandung bahan aktif yang dapat menambah nafsu makan para pasien kanker.
Bahan aktif dalam ganja yang disebut delta-9-tetrahydrocannabinol (THC), dapat meningkatkan selera makan dan kemampuan pengecapan pada pasien kanker stadium lanjut.
“Mariyuana emiliki reputasi yang buruk bagi orang sehat, tetapi studi menunjukkan bahwa ganja juga memiliki efek yang baik bagi pasien kanker.
Tak hanya itu, mereka dapat menikmati makanan dan tidak merasa lapar adalah perbaikan yang besar untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” jelas peneliti Wendy Wismer, seorang ilmuwan makanan di University of Alberta di Kanada.
Rupanya, karena alasan inilah, seorang Ibu warga negara Oregon, Erin Purchase percaya dan memberikan terapi ‘pengobatan’ marijuana sebagai bagian dari pengobatannya kepada sang putri Mykayla Comstock (7) yang sedang menderita kanker.
Dilansir healthland.time, Mykayla didiagnosa dengan leukemia lymphoblastic akut pada bulan Juli 2012 dan terus menerus menjalani kemoterapi.
Sebelum menjalani treatment ‘pengobatan’ marijuana, bocah kecil itu mengalami respon yang buruk terhadap pengobatan kemoterapi.
Namun, Erin mengaku sengaja memberikan ganja dalam bentuk minyak kepada putrinya untuk mengurangi efek samping dari kemoterapi, mengurangi rasa sakit dan menambah nafu makan.
Melihat perkembangan putrinya yang mulai membaik, sang ibu Erin terpaksa meninggalkan saran dokter untuk transplantasi sumsum tulang dan menggantinya dengan ganja sebagai terapi pengobatan dan mengurangi rasa sakit dan mual yang diderita putri tercintanya.
Sementara, The American Academy of Pediatrics menentang penggunaan ganja untuk mengobati anak-anak muda, mengutip potensi adiktif dan tidak diketahui banyak tentang bagaimana hal itu dapat mempengaruhi perkembangan tubuh.
The Institute of Medicine (IOM), sebuah kelompok ilmiah ahli menganalisis data yang tersedia dan sejak 1999 telah mengakui bahwa beberapa keperluan medis yang bisa dilakukan adalah ganja.
“Masih banyak pengobatan-pengobatan yang efektif untuk meredakan mual dan nyeri kanker,” ungkap peneliti. Penelitian juga mengakui bahwa untuk beberapa pasien yang mungkin tidak merespon terapi, komponen dalam ganja dapat membantu.
Laporan IOM menyoroti kebutuhan untuk penelitian lebih banyak ke dalam pemahaman menggunakan obat ganja termasuk gejala atau kondisi yang mungkin paling efektif, dan yang pasien.
Mereka prihatin ketika datang untuk mengobati anak-anak seperti Mykayla yang sering tidak disertakan dalam uji klinis karena usianya yang masih muda.
Pasien memiliki kemungkinan beberapa tahun lagi menghadapi efek samping dari obat.
Beberapa ahli menunjukkan bahwa tidak semua komponen ganja, dan pengaruhnya terhadap tubuh, telah dipelajari atau belum dipahami dengan baik.
Tanpa penelitian lebih lanjut, baik dokter dan orang tua akan terus menghadapi keputusan yang sulit memberikan pengobatan bagi anak-anak yang jauh dari bahaya.
Pengobatan Ganja (Medical Marijuana) Bukanlah Narkotika
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia.
Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia (rasa gembira) yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir.
Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya.
Untuk itulah maka ganja tak bisa dijadikan obat untuk semua manusia, apalagi yang tak suka mabuk. Maka ilmuwan akan membuat efek mabuk itu menjadi hilang agar semua orang dapat menggunakannya sebagai penyembuh dan pengobatan berbagai penyakit.
Untuk Obat, Ilmuwan Ciptakan Ganja Tidak Memabukkan
Ilmuwan Israel berhasil menciptakan ganja sintetis yang bentuk, bau, dan rasanya menyerupai daun ganja asli. Satu-satunya yang menjadi yang pembeda adalah, ganja sintetis ini tidak menimbulkan efek memabukkan selayaknya ganja sungguhan. Dan karena memiliki bau, bentuk dan rasa menyerupai ganja asli, produk ini berhasil menipu pasien.
Tikkun Olam, perusahaan yang mengembangkan ganja sintetis ini memang sengaja tidak membuat efek tersebut. Sebab, mereka memang berniat membuat hanya mirip secara bentuk, namun kandungan yang berbeda.
“Setelah mencoba ganja sintetis ini, banyak pasien kami kembali dan mengaku tertipu. Mereka mengira kami memberi semacam plasebo pada mereka,” kata Tzahi Klein, kepala bagian pengembangan Tikkun Olam, seperti dikutip Daily Mail, Jumat 1 Juni 2012.
Efek mati rasa yang biasa didapat seseorang saat mengonsumsi ganja, berasal dari zat THC atau tetra-hydro-cannabinol yang terkandung di dalamnya.
Para ilmuwan Israel lebih memilih untuk meningkatkan efek zat yang lebih ringan, yaitu cannabidiol, yang seringkali digunakan untuk meringankan efek gangguan mental.
Di Israel, ganja digolongkan ke dalam obat-obatan kelas B. Di negara ini, ilegal bagi warganya untuk memiliki dan menghisap ganja. Penggunaan daun ini diperbolehkan di Israel untuk tujuan medis. Tikun Olam adalah salah satu perusahaan Israel yang menumbuhkan ganja untuk keperluan ini.
Ganja Obat Masa Depan
Efek negatif ganja terhadap memori sudah lama dikenal. Tapi kini para ilmuwan telah menemukan lokasi di bagian mana otak yang bisa terpengaruh dan menyebabkan kelupaan.
Jika penelitian tersebut berhasil, saat percobaan yang dilakukan menggunakan tikus dan diperkirakan bisa diterapkan pada manusia, berarti suatu hari nanti para ilmuwan akan mampu menciptakan obat yang diproduksi menggunakan ganja tanpa menggangu memori kerja pasien saat obat tersebut bekerja mengobati penyakit.
Memori kerja merupakan kemampuan untuk mengingat lebih dari satu pemikiran di kepala dalam suatu periode.
“Kami telah menemukan titik awal dari fenomena tersebut – efek dari ganja terhadap ingatan – .adalah sel astrogial,” ujar peneliti lembaga riset biomedis di Institut di National de la Santé et de la Recherche Médicale (INSERM), Giovanni Marsicano.
Giovanni menemukan fakta bahwa gangguan terhadap memori kerja tidak disebabkan oleh efek dari obat (yang diproduksi menggunakan ganja) yang langsung menyerang sel-sel saraf pada otak, melainkan pada jenis sel yang lain, yaitu sel-sel pembantu otak yang disebut astroglia (sering disebut astrocrytes, neuroglia, atau sel-sel glial).
Astroglia (Astrocytes)
Para peneliti mempelajari bagaimana reaksi tikus terhadap komponen aktif ganja dan beberapa unsur kimia lain yang mirip. Perhatian difokuskan kepada reseptor pada sel-sel otak yang bereaksi terhadap zat kimia yang bernama cannabinoid, sebuah senyawa yang mirip dengan komponen aktif pada ganja, yaitu Tetrahydrocannabinol (THC). Reseptor otak yang bereaksi terdapat pada neuron (sel syaraf) dan astroglia atau disebut juga astrocytes.
Para peneliti tersebut melakukan rekayasa terhadap tikus untuk melakukan percobaan. Tikus-tikus tersebut dibagi dalam 3 kelompok:
- Kelompok pertama tidak mempunyai reseptor cannabinoid di otaknya
- Kelompok kedua hanya mempunyai reseptor pada neuron (sel syaraf)
- Kelompok terakhir hanya mempunyai reseptor pada astroglia.
Kelompok tikus yang dengan reseptor cannabinoid pada astroglia (kelompok-1) ternyata bermasalah dalam mengingat arah. Kelompok lain yang hanya memiliki reseptor pada neuron (kelompok-2) tanpa masalah berhasil melewati labirin.
Hal tersebut menunjukkan bahwa THC tidak mempengaruhi memori melalui neuron (sel syaraf), namun melalui astroglia.
Para peneliti juga memperhatikan sel-sel astroglial pada bagian potongan otak yang berasal dari hippocampus (bagian otak yang berkaitan dengan pembentukan memori).
Setelah terkena cannabinoid, astroglia melepaskan senyawa yang mengganggu pengiriman sinyal antar neuron. Hal tersebut bisa menjelaskan mengapa ganja bisa memengaruhi memori.
Efek lain dari ganja – yang bisa dikatakan bermanfaat adalah dalam mengobati rasa sakit, kejang, dan beberapa penyakit lainnya – terjadi melalui neuron.
Jika zat cannabinoid bisa didesain hanya untuk memengaruhi neuron, pengaruh buruk ganja pada memori tentu bisa dihindari dan tentu saja pengobatan menggunakan ganja dimasa depan untuk banyak penyakit akan bisa dilakukan.
Seorang wanita bernama Kristina Marie – ia menolak kemoterapi, dan tumor di otaknya menyusut dengan menggunakan minyak ganja THC (Tetrahydrocannabinol) dan TANPA EFEK SAMPING seperti terdapat pada obat apapun / atau lainnya (lihat video kesaksian Kristina Marie).
THC Ganja bukanlah obat (medicine) kimia berbahaya seperti semua pengobat kanker lainnya, tapi THC Ganja merupakan penyembuh alamiah (herbal nature).
Penyakit kanker jika diobati dengan obat biasa apapun itu, kehidupan orang tersebut hanya “diperpanjang” karena obat hanya MENGHAMBAT perkembangan kanker dan akan tetap menyebar.
Tapi dengan THC Ganja, sel kanker dapat dimusnahkan total dan membuat kehidupan orang tersebut “tak diperpanjang” tapi kehidupan orang tersebut menjadi kembali normal atau kembali semula saat belum terkena kanker.
Inilah bukti konspirasi “barat” bahwa pemerintah negara² industri dan bisnis besar “multi billion dollar” mereka di dunia pharmaceutical, dalam upayanya untuk menjaga tanaman ini tetap terlarang (ilegal) dan tak meruntuhkan industri pharmaceutical para elit dunia tersebut.
Terlarangnya ganja adalah asli karena persaingan bisnis, karena uang dan karena pendukung depopulasi dunia, nothing else!
Hentikan Kemoterapi, Ibu Mengobati Kanker Anak dengan Ganja
Salah satu saksi-mata lagi, dari sekian ribu kasus kanker yang berhasil sembuh oleh cannabis adalah seorang ibu, bernama Sierra Riddle yang memilih menghentikan kemoterapi bagi anaknya yang mengidap kanker dan memilih memberikan ganja sebagai obat.
Sierra memutuskan menghentikan kemoterapi bagi Landon, bocah berusia tiga tahun karena pengobatan itu membuat anaknya justru semakin menderita.
Landon yang didiagnosis menderita kanker leukimia, kata Sierra, selama menjalani kemoterapi justru sakit keras, muntah beberapa kali dalam sehari dan mengalami kerusakan saraf di kakinya.
Bahkan, katanya, pernah dalam suatu titik, Landon tidak bisa makan sama sekali selama 25 hari.
Akhirnya sang ibu memutuskan menghentikan kemoterapi dan pindah ke Colorado yang ganja adalah legal digunakan sebagai pengobatan.
Ia mengatakan pengobatan itu justru membuat kondisi anaknya semakin baik dan kankernya perlahan-lahan hilang.
Pada Januari 2013 lalu, Landon mulai mengambil bentuk cair THC (tetrahydrocannabinol) dan CBD (cannabidiol), dua senyawa yang ditemukan dalam ganja. Ajaibnya, kankernya mulai menyerah.
“Segera setelah kami mulai mengambil minyak, trombositnya meningkat seperti milik orang sehat dan mereka tidak bisa mengerti mengapa,” kata Riddle kepada CNN seperti dikutip dari nydaily.
“Saya hanya ingin mengatakan, tidak peduli apakah saya dikatakan bukan ibu yang baik dengan tidak mengupayakan kemoterapi bagi anaknya, tapi saya tidak akan mengambil risiko kehilangan dia, ” katanya.
Sierra bukan orang tua pertama yang menggunakan ganja sebagai pengobatan medis untuk memerangi kanker pada anak. Tujuh tahun lalu seorang gadis berusia tujuh tahun di Oregon diberi ganja oleh ibunya untuk meredakan gejala leukimia.
Karena hukum kebanyakan di negara mengilegakan ganja maka hampir tidak ada bimbingan bagi orang tua yang ingin memberikan pengobatan ganja bagi anaknya.
Senyawa CBD memiliki kemampuan memerangi kanker pada sel manusia dan tikus sesuai percobaan laboratorium. Hal itu diungkapkan peneliti dari California Pacific Medical Center Research Institute kepada CNN. (inilah.com)
Video kesaksian Kristina Marie: Living
with Cancer 25 Maret 2013:
youtu.be/3O0wndWwssM
youtu.be/3O0wndWwssM
Cannabinoid terbagi menjadi 10
kelompok:
1. cannabigerol (CBG)
2. cannabichromene (CBC)
3. cannabidiol (CBD)
4. delta-9-tetrahydrocannabinol (DELTA-9-THC/ THC)
5. delta-8-tetrahydrocannabinol (DELTA-8-THC)
6. cannabicyclol (CBL)
7. cannabielsoin (CBE)
8. cannabinol (CBN)
9. cannabinodiol (CBND)
10. cannabitriol (CBO)
Dari 10 kelompok ini HANYA “THC” yg mempunyai efek PSIKOAKTIF.
1. cannabigerol (CBG)
2. cannabichromene (CBC)
3. cannabidiol (CBD)
4. delta-9-tetrahydrocannabinol (DELTA-9-THC/ THC)
5. delta-8-tetrahydrocannabinol (DELTA-8-THC)
6. cannabicyclol (CBL)
7. cannabielsoin (CBE)
8. cannabinol (CBN)
9. cannabinodiol (CBND)
10. cannabitriol (CBO)
Dari 10 kelompok ini HANYA “THC” yg mempunyai efek PSIKOAKTIF.
The Illuminati makes Cannabis Illegal. They do
not want all their factory around the world collapse because of cannabis.
Cannabis can collapsing their oil companies,
plastic and all command companies, including denim or garment companies, event
their pharmaceutical companies.
From Cannabis we can producing Papers, Oil,
Plastics, Jeans garment, until drugs for Cancers and many more.
Cannabis is elite and illuminati
competitors!
Bacause cannabis is totally FREE in nature!
The Elite HATES FREE!
Bacause cannabis is totally FREE in nature!
The Elite HATES FREE!
You can make it by yourself, and then the elite
bankrupted. They always yelling “NO! Cannabis is ILLEGAL!”
“Henry Ford’s first Model-T was built to run on
hemp gasoline and the car itself was constructed from hemp. On his large estate,
Ford was photographed among his hemp fields. The car, ‘grown from the soil’, had
hemp plastic panels whose impact strength was 10x stronger than steel.” —
Popular Mechanics (1941)Hemp seed oil can be used to produce ORGANIC non-toxic diesel fuel, lamp lighting, household detergents, stain removers, printing inks, paints, varnishes, lubricants, resins, and oils. Because hemp seeds account for up to half the weight of a mature hemp plant, hemp seed is a viable source for these products. In industrial ‘chemicals’, hemp-seed oil is similar to linseed oil. Superior quality paints and varnishes were made from hemp seed oil until 1937.
Testimony before Congress against the 1937
Marijuana Tax Act: “58,000 tons of hemp seeds were used in America for paint
products in 1935” — Sherman Williams Paint Co.
“Why use up the forests which were centuries
in the making and the mines which required ages to lay down, if we can get the
equivalent of forest and mineral products in the annual growth of the hemp
fields?” — Henry Ford
“Make the most you can of the Indian Hemp
seed and sow it everywhere.” — George Washington, 1794.
The Cancer Industry EXPOSED! Ways to
Prevent and CURE Cancer
The
beautiful little girl you see before you is named Mykayla. Eating Cannabis Oil
saved her life when she was diagnosed with Acute Lymphoblastic Leukemia.
Cannabis has saved her life, and countless others.It turns out, THC when ingested in highly concentrated forms (such as EATING CANNABIS OIL) will attack any mutated cells in your body while strengthening and rejuvenating the healthy cells.
The PERFECT cure for Cancer. It works fast, it works well, it works on many different forms of Cancer in ALL stages and it has ZERO harmful side effects. (Unlike Chemo which deteriorates your entire body and kills 1 in 5 patients) Not only that, but it dissolves ALL forms of tumors and can even combat superbugs like MRSA.
PROOF that the government KNOWS that CANNABIS
KILLS CANCER CELLS:
▷ www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17952650
▷ www.cancer.gov/cancertopics/pdq/cam/cannabis/healthprofessional/page4
The
public must REALIZE that the Government has been lying for over 40 years, that
MILLIONS of lives could have been saved.▷ www.cancer.gov/cancertopics/pdq/cam/cannabis/healthprofessional/page4
The Government lied for many reasons. One of the main reasons is Pharmaceutical Companies. They spend billions every year lobbying to keep Cannabis illegal because they make TRILLIONS off Cancer drugs and research. They are already well aware that Cannabis CURES Cancer. (They can’t legally patent a 15,000 year old plant) They have a great con going at the moment.
Cancer patients and their loved ones will spend their entire life savings or even sell their houses and businesses in order to pay for Chemotherapy and other Cancer treatment drugs. A lot of the time they spend all that money and their loved one dies anyway.
If you want to know more, you should Google ‘Cannabis Cures Cancer’. You will see that there are THOUSANDS of published SCIENTIFIC studies, articles, books and documentaries on the subject. I’d start with the documentaries here:
www.knowledgeoftoday.org/2012/06/fda-cancer-industry-prevent-cure.html
via : Science-fact
Just open those links below. Elite did this for
keep their Oil MEGA industries, fiber MEGA industries, foods MEGA industries,
medicine and pharmaceutical MEGA industries around the world keep producing, and
all people including the sick peoples around the world keep consume their
products ALWAYS. Multibillion dollars of profit.via : Science-fact
REFERENSI:
The Data is Very Strong: Marijuana Plant Extract
Stops Cancers From Spreading: http://goo.gl/WN8RD
The Cancer Industry EXPOSED – THC when ingested
in highly concentrated forms (such as EATING CANNABIS OIL) will attack any
mutated cells in your body while strengthening and rejuvenating the healthy
cells: http://goo.gl/Kl3Av
The Amazing Health Benefits of Juicing Raw
Cannabis (Marijuana) Leaves: http://goo.gl/w2tEF
Hempcrete Can Change The Way We Build Everything
– Its benefits include carbon negative construction, breathability, and reduced
cost of heating and cooling: http://goo.gl/oqR0P
The Top Five Special Interest Groups Lobbying To
Keep Marijuana Illegal: http://goo.gl/I1jX0
Marijuana – A Chronic History (History Channel
documentary): http://goo.gl/Z0M5W
Here are 20 medical studies that show
cannabis can help cure cancer:
1. A study
published in the British Journal of Cancer, conducted by the Department of
Biochemistry and Molecular Biology at Complutense University in Madrid, this
study determined that Tetrahydrocannabinol (THC) and other cannabinoids inhibit
tumour growth. They were responsible for the first clinical study aimed at
assessing cannabinoid antitumoral action. Cannabinoid delivery was safe and was
achieved with zero psychoactive effects. THC was found to decrease tumour cells
in two out of the nine patients.2. A study published in The Journal of Neuroscience examined the biochemical events in both acute neuronal damage and in slowly progressive, neurodegenerative diseases. They conducted a magnetic resonance imaging study that looked at THC (the main active compound in marijuana) and found that it reduced neuronal injury in rats. The results of this study provide evidence that the cannabinoid system can serve to protect the brain against neurodegeneration.
3. A study published in The Journal of Pharmacology And Experimental Therapeutics already acknowledged the fact that cannabinoids have been shown to possess antitumor properties. This study examined the effect of cannabidiol (CBD, non psychoactive cannabinoid compound) on human glioma cell lines. The addition of cannabidiol led to a dramatic drop in the viability of glioma cells. Glioma is the word used to describe brain tumour. The study concluded that cannabidiol was able to produce a significant antitumor activity.
4. A study published in the journal Molecular Cancer Therapeutics outlines how brain tumours are highly resistant to current anticancer treatments, which makes it crucial to find new therapeutic strategies aimed at improving the poor prognosis of patients suffering from this disease. This study also demonstrated the reversal of tumour activity in Glioblastoma multiforme.
Breast Cancer (kanker Payudara)
5. A study published in the US National Library of Medicine, conducted by the California Pacific Medical Centre determined that cannabidiol (CBD) inhibits human breast cancer cell proliferation and invasion. They also demonstrated that CBD significantly reduces tumour mass.
6. A study published in The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics determined that THC as well as cannabidiol dramatically reduced breast cancer cell growth. They confirmed the potency and effectiveness of these compounds.
7. A study published in the Journal Molecular Cancer showed that THC reduced tumour growth and tumour numbers. They determined that cannabinoids inhibit cancer cell proliferation, induce cancer cell apoptosis and impair tumour angiogenesis (all good things). This study provides strong evidence for the use of cannabinoid based therapies for the management of breast cancer.
8. A study published in the Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) determined that cannabinoids inhibit human breast cancer cell proliferation.
Lung Cancer (kanker Paru-paru)
9. A study published in the journal Oncogene, by Harvard Medical Schools Experimental Medicine Department determined that THC inhibits epithelial growth factor induced lung cancer cell migration and more. They go on to state that THC should be explored as novel therapeutic molecules in controlling the growth and metastasis of certain lung cancers.
10. A study published by the US National Library of Medicine by the Institute of Toxicology and Pharmacology, from the Department of General Surgery in Germany determined that cannabinoids inhibit cancer cell invasion. Effects were confirmed in primary tumour cells from a lung cancer patient. Overall, data indicated that cannabinoids decrease cancer cell invasiveness.
11. A study published by the US National Library of Medicine, conducted by Harvard Medical School investigated the role of cannabinoid receptors in lung cancer cells. They determined its effectiveness and suggested that it should be used for treatment against lung cancer cells.
Prostate Cancer (kanker Prostat)
12. A study published in the US National Library of Medicine illustrates a decrease in prostatic cancer cells by acting through cannabinoid receptors.
13. A study published in the US National Library of Medicine outlined multiple studies proving the effectiveness of cannabis on prostate cancer.
14. Another study published by the US National Library of Medicine determined that clinical testing of CBD against prostate carcinoma is a must. That cannabinoid receptor activation induces prostate carcinoma cell apoptosis. They determined that cannabidiol significantly inhibited cell viability.
Blood Cancer (kanker Darah / Leukemia)
15. A study published in the journal Molecular Pharmacology recently showed that cannabinoids induce growth inhibition and apoptosis in mantle cell lymphoma. The study was supported by grants from the Swedish Cancer Society, The Swedish Research Council and the Cancer Society in Stockholm.
16. A study published in the International Journal of Cancer also determined and illustrated that cannabinoids exert antiproliferative and proapoptotic effects in various types of cancer and in mantle cell lymphoma.
17. A study published in the US National Library of Medicine conducted by the Department of Pharmacology and Toxicology by Virginia Commonwealth University determined that cannabinoids induce apoptosis in leukemia cells.
Oral Cancer (kanker Mulut)
18. A study published by the US National Library of Medicine results show cannabinoids are potent inhibitors of cellular respiration and are toxic to highly malignant oral Tumours.
Liver Cancer (kanker Hati)
19. A study published by the US National Library of Medicine determined that THC reduces the viability of human HCC cell lines (Human hepatocellular liver carcinoma cell line) and reduced the growth.
Pancreatic Cancer (kanker Pankreas)
20. A study published in The American Journal of Cancer determined that cannabinoid receptors are expressed in human pancreatic tumor cell lines and tumour biopsies at much higher levels than in normal pancreatic tissue. Results showed that cannabinoid administration induced apoptosis. They also reduced the growth of tumour cells, and inhibited the spreading of pancreatic tumour cells.
*
Nama-Nama Varietas Ganja, Alphabetical Order (Berikut Foto)
Klik kanan pada mouse dan Open in new Window
:
A – D
- Af Maui
- Afghan Hash Plant
- Afghani Kush – July 2, 2008
- Afgoo
- Afgooey
- AK-47
- Amnesia Haze
- Amsterdam Flame
- Banana Cream
- Banana Kush
- BananaRama
- Belladonna
- Big Buddha Cheese
- Black Domina
- Black Master Kush
- Blackberry Kush
- Blue City
- Blue Dream
- Blue Sky Skunk
- Blueberry Kush
- Blue Who
- Bubba Kush
- Bubba Star
- Bubba’s Master
- Bubbleberry
- Bullrider
- Burmese Cheese
- Cali Skunk
- Cat Piss
- Chem Dawg
- Chem Girl
- Chocolope
- Couch Lock
E – M
- Early Queen
- Firewood
- G13
- GAK
- God’s Gift
- Golden Hash Plant
- Granddaddy Purple
- Grapefruit Haze
- Green Crack
- Green Crack – February 16, 2010
- Green Giant
- Herojuana OG
- Hindu Kush
- The Hog
- Humboldt Special
- Iranian
- Jack Herer
- JR 13
- Juicy Fruit
- Lamb’s Bread
- Lavender Kush
- Mango OG Kush
- Master Kush
- Mazar
- Medicine Woman
- MIKUSH
- MissTree
- MK Ultra
N – P
- Nevilles Haze
- Northern Afghan
- Northern Lights
- NYC Diesel
- OG Kush
- Orange Bud
- Orange Krush
- Orange Urkel
- Orangic Big Bud
- Orangic Tahoo
- Passion Fruit
- Pineapple Kush
- Platinum Kush
- Platinum Lights
- Pure Kush
- Purple Goo
- Purple Haze
- Purple Himalayan
- Purple Kush
- Herb of the Moment – Purple Mr. Nice
- Purple Mr. Nice Hash – February 16, 2010
- Romulan
- Romulan Snow
S – Z
- Salmon Creek Big Bud
- Santa Cruzin
- Sensi Star
- Sour Diesel
- Sour Grape Hash – February 13, 2010
- Sour Kush
- Sour OG Kush
- Sour OG – February 16, 2010
- Sour Sage
- Strawberry Goo
- Strawberry Jack
- Sugar Shack
- Super Silver Haze
- Super Silver Haze – February 11, 2010
- Sweet Widow Lavender
- Trainwreck
- Trainwreck – February 16, 2010
- Vader Kush
- White Light
- White Russian
- White Widow
- Woody Kush
- XXX Master Kush
***
“The number one reason why marijuana is
illegal is because the Pharma Cartel does not want you to grow your own
medicine. The Declaration of Independence was written on hemp paper. The first
car ever made ran on hemp oil. Hemp seeds are also the healthiest food on the
planet with the highest protein content out of any plant.” -Joe Rogan
(The New York
Times/ in/ fajar.co.id/ sehatnews.com/ vivanews/ berbagai
sumber)
Artikel Terkait Lainnya:
CLICK FOR VIDEOS:
Artikel ini juga di forward oleh lintas.me
, forum
viva.co.id dan belasan website serta beberapa forum
lainnya.
Google keywords:
Cannabis cures cancer, HTC cures cancer, Hemp cures cancer, etc.
*****
((( IndoCropCircles.wordpress.com |
fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar