”Agama merupakan salah satu cara untuk memudahkan orang
menerima fakta bahwa pada suatu hari mereka pasti mati, baik melalui janji akan
kehidupan yang lebih baik setelah kematian, melalui kelahiran kembali, atau
keduanya.”—GERHARD HERM, PENULIS ASAL JERMAN.
SEWAKTU menjanjikan suatu kehidupan setelah kematian, hampir
setiap agama bergantung pada kepercayaan bahwa manusia memiliki jiwa yang tidak
berkematian, yang pada saat kematian pergi ke alam lain atau berpindah ke
makhluk lain. Sebagaimana dinyatakan dalam bagian sebelumnya, kepercayaan akan
jiwa manusia yang tidak berkematian telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari agama-agama Timur sejak awal berdirinya. Tetapi, bagaimana dengan
Yudaisme, Susunan Kristen, dan Islam? Bagaimana ajaran itu menjadi inti dari
kepercayaan-kepercayaan ini?
Yudaisme Menyerap Konsep-Konsep Yunani
2 Akar Yudaisme telah ada sekitar 4.000 tahun
yang lalu pada zaman Abraham. Tulisan-tulisan suci Ibrani mulai ditulis pada
abad ke-16 SM dan rampung pada waktu Sokrates dan Plato membentuk teori
jiwa yang tidak berkematian. Apakah Tulisan-Tulisan Kudus ini mengajarkan jiwa
yang tidak berkematian?