Sekitar 150 tahun lalu
orang India itu tinggal di Kauman, Kebumen. Dia menitipkan pohon jenitri kepada
seseorang santri yang mengaji di masjid daerah Kauman tersebut. Orang India itu
lalu memberikan bimbingan dari mulai menanam pohonnya hingga panen buah jenitri.
Orang India yang namanya
diganti Mukti itu juga menampung buah jenitri untuk dibawa ke negaranya. Dia
menghargai satu butir jenitri begitu tinggi. Hingga kemudian yang menanam pohon
jenitri itu bertambah banyak dan lahannya makin luas. Masyarakat Desa Penusupan
pun kemudian beramai-ramai menanam pohon jenitri.
Cara menanam juga perlu
diperhatikan. Terlebih dahulu membuat lubang selebar 30 cm, dengan kedalaman
sekitar 30 cm. Lubang tersebut diberi pupuk kandang dan dibiarkan terlebih
dahulu selama kurang lebih 10 hari. Selanjutnya ditanam dan diberi pupuk untuk
kali pertama. Pohon jenitri juga bisa ditanam di pot.
Apa
itu Jenidri ?
Rudraksha-sebutan jenitri di India adalah tanaman setinggi 25-30 m dengan batang tegak dan bulat berwarna cokelat. Sepanjang tepi daunnya bergerigi dan meruncing di bagian ujung. Dalam bahasa India, rudraksa berasal dari kata rudra berarti Dewa Siwa dan aksa berarti mata. Sehingga arti keseluruhan: mata Siwa. Sesuai namanya, orang
Rudraksha-sebutan jenitri di India adalah tanaman setinggi 25-30 m dengan batang tegak dan bulat berwarna cokelat. Sepanjang tepi daunnya bergerigi dan meruncing di bagian ujung. Dalam bahasa India, rudraksa berasal dari kata rudra berarti Dewa Siwa dan aksa berarti mata. Sehingga arti keseluruhan: mata Siwa. Sesuai namanya, orang
Hindu meyakini rudraksa
sebagai air mata Dewa yang menitik ke bumi.
Tetesan air mata itu
tumbuh menjadi pohon rudraksa.