Pasal 3
HAL-HAL yang disalahgambarkan atau
disalahmengerti setidaknya patut diperiksa dengan jujur. Demikian pula halnya
dengan pasal pertama Alkitab. Isinya perlu diselidiki dan dipastikan, apakah
selaras dengan fakta-fakta yang ada, tidak dicocok-cocokkan dengan teori
tertentu. Selain itu, perlu diingat bahwa catatan di buku Kejadian tidak
ditulis untuk menunjukkan ”bagaimana” penciptaan terjadi. Sebaliknya, buku itu
menceritakan peristiwa-peristiwa utama secara progresif, menjelaskan apa saja
yang dijadikan, urutannya, dan jangka waktu, atau ”hari”, ketika setiap
peristiwa mulai terjadi.
2 Sewaktu memeriksa catatan Kejadian,
ada baiknya mengingat bahwa isinya dituturkan dari sudut pandang manusia di
bumi. Maka, berbagai peristiwanya diceritakan sebagaimana terlihat oleh seorang
pengamat seandainya manusia telah ada pada waktu itu. Ini dapat terlihat dari
uraian tentang peristiwa pada ”hari” keempat. Matahari dan bulan dilukiskan
sebagai benda penerang yang besar dibandingkan dengan bintang-bintang.
Sebenarnya, banyak bintang lebih besar daripada matahari kita, dan bulan tidak
ada artinya jika dibandingkan dengan bintang-bintang itu. Tetapi, tidak
demikian bagi seorang pengamat di bumi. Maka, dari bumi, matahari tampak
sebagai ’penerang yang lebih besar yang berkuasa atas siang’ dan bulan, ’penerang
yang lebih kecil yang berkuasa atas malam’.—Kejadian 1:14-18.
3 Bagian awal buku Kejadian menunjukkan
bahwa bumi bisa jadi sudah ada miliaran tahun sebelum ”hari” pertama di buku
Kejadian, walaupun tidak dikatakan berapa lama. Namun, buku itu menjelaskan
bagaimana keadaan bumi tepat sebelum ”hari” pertama dimulai, ”Bumi belum
berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam; dan
tenaga aktif Allah bergerak ke sana kemari di atas permukaan air.”—Kejadian
1:2.