Kedua mata Prof I Nyoman Kabinawa terpejam. Ia duduk bersila mengenakan pakaian putih. Bibirnya merapalkan doa. '...Dhimahi dhiyo nah pracodayat.' Pada saat bersamaan, jari manis tangan kanannya memutar biji mala seukuran buah kersen hingga 108 kali. Telunjuk dan kelingking terlarang menyentuh mala yang tersusun dari biji buah jenitri.
Itulah ritual Prof I Nyoman Kabinawa dan penganut Hindu lain saat bermeditasi. Dalam ritual itu, jenitri elemen penting lantaran mempunyai nilai mitos tinggi. 'Sebelum digunakan untuk meditasi, jenitri mesti diberi mantra agar memiliki kekuatan,' kata Kabinawa, periset Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI. Dengan kekuatan itu, doa yang dipanjatkan pun sampai ke Sang Hyang Widi.