Mengapa Kita Mati?..bab 7
”Semua puncak bukit kini lengang, di semua puncak pohon
engkau tidak dapat mendengar napas; burung-burung tidur di atas pepohonan:
nantikanlah; segera engkau akan beristirahat seperti ini.”—JOHANN WOLFGANG VON
GOETHE, PENYAIR ASAL JERMAN
ALLAH menciptakan manusia dengan keinginan yang kuat untuk
hidup selama-lamanya. Sesungguhnya, Alkitab mengatakan bahwa Ia menaruh
”perasaan kekekalan dalam hati mereka”. (Pengkhotbah 3:11, Beck) Tetapi,
Allah tidak sekadar memberi manusia hasrat untuk hidup selama-lamanya.
Ia juga memberi mereka kesempatan untuk mendapatkannya.
2 Orang-tua kita yang pertama, Adam dan Hawa,
diciptakan sempurna, tanpa ada cacat pada pikiran atau tubuh. (Ulangan 32:4)
Bayangkan—tidak ada kepedihan atau rasa sakit yang kronis, tidak ada perasaan
takut yang mencekam atau kecemasan! Selain itu, Allah menaruh mereka dalam
sebuah firdaus tempat tinggal yang menyenangkan. Maksud-tujuan Allah adalah
agar manusia hidup selama-lamanya dan agar pada waktunya, bumi akan penuh
dengan keturunannya yang sempurna. (Kejadian 1:31; 2:15) Kalau begitu, mengapa
kita mati?