Pasal 12
”SAYA ragu,” kata seorang biolog, ”apakah kita memang adalah
penemu seperti yang kita duga; kita cuma peniru.”1 Sering kali,
manusia hanya meniru apa yang sudah dilakukan tumbuhan dan binatang selama
ribuan tahun. Ada begitu banyak yang kita tiru dari makhluk hidup sehingga
bidang ini diberi nama tersendiri—bionika.
2 Ilmuwan lain mengatakan bahwa hampir semua
bidang fundamental dalam teknologi manusia ”telah diperkenalkan dan
dimanfaatkan oleh berbagai makhluk hidup . . . sebelum manusia dapat
memahami dan menguasai fungsi-fungsinya”. Sungguh menarik, ia menambahkan,
”Dalam banyak hal, teknologi manusia masih ketinggalan jauh dibandingkan alam.”2
3 Sewaktu Anda merenungkan kehebatan kemampuan
makhluk hidup yang berusaha ditiru oleh manusia, apakah tampaknya masuk akal
untuk percaya bahwa kemampuan itu terjadi secara kebetulan saja? Dan hal itu
tidak hanya terjadi satu kali, tetapi berkali-kali pada makhluk-makhluk yang
tidak saling berkaitan? Bukankah ini rancangan rumit yang menurut pengalaman
hanya bisa dihasilkan oleh perancang yang brilian? Yakinkah Anda bahwa faktor
kebetulan semata bisa menciptakan sesuatu yang belakangan hanya dapat ditiru
oleh orang-orang pintar? Pikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut seraya Anda
memperhatikan contoh-contoh berikut: