Oleh: Lawrence M. Krauss dan Michael S.
Turner
(Sumber: Special Edition Scientific American –
The
Frontiers of Physics, 2006, hal. 67-73)
"Inkarnasi baru konstanta
kosmologis Einstein mungkin menunjukkan jalan melampaui relativitas
umum".
Alam semesta lengang mungkin menjadi nasib akhir kita
jika perluasan kosmik terus mencepat—sebuah fonemena yang dipercaya disebabkan
oleh konstanta kosmologis. Bola oranye merepresentasikan alam semesta teramati,
yang tumbuh dengan kecepatan cahaya; bola biru merepresentasikan petak ruang
yang mengembang. Seraya perluasan mencepat, semakin sedikit gugus galaksi yang
dapat diamati.
Pada 1917, Albert Einstein
menghadapi persoalan membingungkan saat dia mencoba merekonsiliasikan teori
gravitasi barunya, teori relativitas umum, dengan pemahaman terbatas di masa itu
tentang alam semesta. Seperti kebanyakan rekan sezamannya, Einstein yakin bahwa
alam semesta pasti statis—tidak mengembang ataupun menyusut—tapi kondisi yang
diharapkan ini tidak cocok dengan persamaan gravitasinya. Dalam keputus-asaan,
Einstein menambahkan suku kosmologis khusus pada persamaannya untuk mengimbangi
gravitasi dan memperkenankan solusi statis.