”Saya selalu berpikir bahwa jiwa yang tidak berkematian
adalah kebenaran universal yang diterima oleh semua orang. Jadi, saya
benar-benar terkejut sewaktu mengetahui bahwa beberapa cendekiawan dari Timur
maupun Barat dengan tegas membantah kepercayaan itu. Sekarang, saya
bertanya-tanya bagaimana gagasan tentang peri tidak berkematian dapat masuk ke
dalam pemikiran Hindu.”—SEORANG MAHASISWA UNIVERSITAS YANG DIBESARKAN DALAM
AGAMA HINDU.
BAGAIMANA gagasan bahwa manusia memiliki jiwa yang tidak
berkematian memasuki Hinduisme dan agama-agama Timur lainnya? Pertanyaan
tersebut menarik bahkan bagi orang-orang di Barat yang mungkin tidak begitu
mengenal agama-agama ini, karena kepercayaan tersebut mempengaruhi pandangan
setiap orang mengenai masa depan. Karena ajaran tentang jiwa manusia yang tidak
berkematian adalah tema umum dalam sebagian besar agama dewasa ini, kita dapat
memiliki pemahaman dan komunikasi yang lebih baik bila kita mengetahui
bagaimana konsep itu berkembang.
2 Ninian Smart, seorang profesor bidang studi
keagamaan di University of Lancaster, Inggris, mengamati, ”Pusat agama yang
paling berpengaruh di Asia adalah India. Bukan saja karena India sendiri telah
melahirkan sejumlah kepercayaan—Hinduisme, Buddhisme, Jainisme, Sikhisme,
dll.—tetapi karena salah satu dari agama-agama ini, yakni Buddhisme, telah
sangat berpengaruh terhadap kebudayaan di hampir seluruh Asia Timur.” Banyak
kebudayaan yang dipengaruhi dengan cara ini ”masih menganggap India sebagai
kampung halaman rohani mereka”, kata sarjana Hindu, Nikhilananda. Kalau begitu,
bagaimana ajaran tentang peri tidak berkematian ini memasuki India dan
bagian-bagian lain di Asia?