Jakarta - Dunia startup di Indonesia diprediksi akan terus berkembang di tahun 2020 mendatang. Apakah artinya akan ada startup unicorn baru yang muncul di Indonesia pada tahun depan?
Managing Partner Kinesys Group, Steven Vanada mengatakan hal ini bisa saja terjadi. Tapi ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan.
"Mereka itu bisa jadi unicorn karena mereka mengatasi masalah yang besar. Masih banyak nggak problem di Indonesia yang bisa diatasi?," kata Steven saat ditemui detikINET di Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Steven menambahkan startup bisa saja meraih status unicorn jika mereka berhasil digitalisasi sektor besar yang sudah ada, seperti agrikultur dan retail.
Jika sektor dan masalah yang diatasi sudah besar, maka ukuran startup juga akan semakin membesar dan kemungkinan mereka bisa mendapatkan status unicorn.
"Retail itu bisnis USD 200 miliar di Indonesia. 1% nya saja sudah USD 2 miliar. Melihat pasar yang seperti itu bisa diprediksi sektor mana saja yang bisa jadi unicorn," jelasnya.
Steven menambahkan saat ini ekosistem startup Indonesia diuntungkan dengan pendanaan yang lebih banyak. Tapi suplai modal yang lebih banyak ini akan memunculkan lebih banyak startup dan meningkatkan persaingan.
Namun persaingan ini juga memiliki manfaatnya sendiri terhadap ekosistem startup di Indonesia.
"Ini akan mendorong mereka untuk menjadi lebih inovatif. Jadi ada plus side-nya. Karena ini bukan lagi soal mengedukasi pengguna soal uang, ini harus menjadi sesuatu yang kreatif," pungkasnya.
Untuk diketahui saat ini sudah ada lima startup Indonesia yang menyandang status unicorn atau startup dengan valuasi lebih USD 1 miliar yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak dan Ovo. Bahkan Gojek sudah menyandang status decacorn atau startup dengan valuasi di atas USD 10 miliar.
Simak Video "Ini Dia Salah Satu Peluang Startup yang Masih Jarang Ada di Indonesia"
sumber
Terima kasih untu artikel
BalasHapusJual Chemical Resistance Conveyor Belt