Labuan Bajo - Tahun depan atau 2020, dinamika industri startup masih diprediksi seru. Perusahaan rintisan yang bersinar maupun tumbang tetap marak, bahkan mungkin lebih dramatis. Kenapa?
"Betatapun, ujung startup unicorn segala macem ini kan penyandang dana tak mau uangnya sia-sia. Minimal, dia dapat sesuai dengan modal yang dia setor," kata Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi dan ekonomi digital.
Strateginya dengan melantai di bursa saham alias IPO (Initial Public Offering). Pada saat ini menurut Heru, sudah terlihat tanda-tanda bahwa startup di Indonesia, khususnya unicorn, sedang bersiap untuk masuk bursa.
"Ada yang kantor, mobil, motor, modal semua punya orang. Ini masih jadi pedebatan walau banyak yang seperti itu. Bisa dilihat waktu IPO nanti orang suka apa tidak," paparnya.
Para startup itu seperti diketahui, telah mengorbankan banyak uang di awal berdirinya. Ada yang berujung kegagalan, ada pula yang menuai kesuksesan dengan konsep tersebut.
Foto: Fino Yurio Kristo/detikINET
|
"Di awal-awal untuk mendapatkan 1 pelanggan dia spend 100 ribu sampai 150 ribu. Jadi kalau sejuta atau dua juta berapa? Mereka harus keluar duit mengakuisisi pelanggan, kemudian menjaga loyalitas," cetus Heru.
Loyalitas itu coba dipertahankan misalnya dengan sewaktu-waktu ada promo atau diskon. Di banyak kasus, promo digeber dengan subsidi sehingga angka pengeluaran lebih besar lagi.
Lebih lanjut, Heru memaparkan bahwa pendanaan startup saat ini mulai melangkah ke tahap selanjutnya, misalnya penerapan internet of things ataupun big data.
Implementasi jaringan 5G beberapa saat lagi juga akan berdampak besar bagi perkembangan startup. Kecepatan tinggi dan latensi rendah akan memungkinkan startup memperkat layanan seperti gaming ataupun streaming video
Simak Video "Ini Dia Salah Satu Peluang Startup yang Masih Jarang Ada di Indonesia"
(fyk/afr)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar