Rabu, 31 Juli 2013

UPAYA KERAS PAUL DAVIES ,multivers

 
 
Oleh :
HARUN YAHYA
( http://www.harunyahya.com )
   
Dalam terbitannya tanggal 12 April 2003, The New York Times memuat tulisan ahli astrofisika terkenal Paul Davies berjudul “A Brief History of the Multiverse” [“Sejarah Singkat Teori Multiverse (Jagat Raya Jamak)”]. Dalam tulisan ini, Prof. Davies berupaya mempertahankan pernyataan bahwa terdapat kemungkinan adanya jagat raya berjumlah tak hingga, dan jagat raya kita telah secara kebetulan menjadi cocok bagi adanya kehidupan. Ini adalah pernyataan terbaru yang telah digunakan kalangan pemikir materialis untuk mengelak ketika mendapati adanya perancangan sangat cermat dan sempurna di alam semesta.

Bagaimana bila Ternyata Alam Semesta Tidak Mengembang?

 


  • Selasa, 30 Juli 2013 | 23:31 WIB

Model konvensional kosmologi untuk alam semesta mengembang | TAKE 27 LTD/SPL


KOMPAS.com — Selama ini, pemahaman kita akan asal mula alam semesta telah didasarkan pada konsep bahwa alam semesta lahir melalui sebuah proses "dentuman besar" pada suatu ketika di masa lampau.

Akankah Neutrino Menggugurkan Einstein?

 


  • Penulis :
  • Yunanto Wiji Utomo
  • Selasa, 22 November 2011 | 08:24 WIB

| OPERA

JENEWA, KOMPAS.com - Adanya partikel yang bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya tampaknya semakin bisa dibuktikan. Laboratorium Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) baru saja melakukan eksperimen ulang tentang kecepatan gerak neutrino. Hasil eksperimen tentang pengukuran kecepatan neutrino pertama kali diumumkan September 2011 lalu. Hasil menunjukkan bahwa neutrino bergerak 20 per 1 juta lebih cepat dari kecepatan cahaya. Para ilmuwan melakukannya dalam program Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA), dengan cara menembakkan neutrino dari laboratorium CERN di Jenewa ke Gran Sasso National Laboratory, Italia, menempuh jarak 730 kilometer di kedalaman 1400 meter di bawah tanah. Hasil penelitian itu membuat geger karena selama ini dunia fisika meyakini, sesuai pendapat Albert Einstein, bahwa tak ada partikel yang bergerak melebihi kecepatan cahaya yang sebesar 299.792 kilometer per detik atau dibulatkan menjadi 300.000 km per detik. Beberapa kalangan ilmuwan menanggapi skeptis.

Mendengarkan Jagat Raya Benua Bawah

 
OLEH PENULIS SEDARLAH! DI AUSTRALIA
SEEKOR kanguru tiba-tiba mendongakkan kepalanya, mengarahkan telinganya yang tegak ke sumber suara bising yang hampir tak terdengar. Suara itu berasal dari sederetan antena teleskop radio yang bergerak perlahan pada rel. Di daerah pedesaan yang sunyi, baik antena teleskop maupun binatang itu terpaku, seolah-olah membeku dalam keheningan—kombinasi alam dan sains yang aneh.
Adegan seperti ini kerap kali diamati di dekat kota Narrabri, Australia, di pedesaan New South Wales di Fasilitas Teleskop Nasional Australia (ATNF). Deretan enam piringan antena itu, yang lima di antaranya dapat bergerak dan satunya tidak, terhubung dengan piringan tunggal bergaris tengah 64 meter yang terletak di dekat kota Parkes dan piringan bergaris tengah 22 meter lainnya di Coonabarabran yang berdekatan. Sewaktu piringan-piringan ini bekerja secara serentak, mereka dengan efektif berfungsi seperti satu piringan raksasa. Fungsinya bahkan bisa diperluas dengan menghubungkannya ke teleskop yang ada di Tidbinbilla, dekat Canberra, dan yang ada di Hobart, Tasmania.
Instrumen yang menakjubkan ini menelusuri langit bagian selatan—dengan cermat menyelidiki rahasianya. Buat apa susah-susah melakukannya? Sebuah brosur ATNF mengomentari, ”Secuil rasa ingin tahu mengarah ke temuan-temuan hebat.”

Bintang Vanpire

Alam Semesta begitu luasnya, sehingga hal-hal aneh, baru dan menarik selalu saja ditemukan. Tidak terkecuali sebuah fenomena unik tentang Bintang Vampire. Istilah ini adalah untuk menggambarkan betapa ternyata ada jenis-jenis Bintang atau Matahari memiliki karakter untuk membunuh bintang lain, menghisap energi dan kehidupannya layaknya seekor Drakula atau Vampire.

Hal ini berhasil diamati oleh sebuah teleskop super raksasa di Chile yang tengah mempelajari Bintang Type O, atau bintang yang memiliki tipe masa, kecerahan dan suhu yang sangat tinggi. Menurut Hugues Sana, ilmuwan dari University of Amsterdam, Belanda, bintang Type O benar-benar jenis bintang Raksasa yang memiliki ukuran sedikitnya 15 kali ukuran matahari kita. Saking panasnya Bintang tersebut yang diperkirakan mencapai suhu 30.000 'C, menyebabkannya memancarkan cahaya biru keputihan yang kecemerlangannya sampai dengan 1 juta kali kecerahan cahaya mentari yang menyinari kita setiap hari.

Selasa, 30 Juli 2013

Kronologi Alam Semesta Dari Kacamata Sains


Terry Mart
Belum dipublikasi di media cetak




Penemuan radiasi latar belakang kosmik dalam bentuk gelombang mikro (Cosmic Microwave Background atau CMB) merupakan salah satu penemuan terpenting abad ini. Betapa tidak, penemuan ini telah mengubah pandangan modern manusia tentang alam semesta yang dihuninya. Meski fenomena pengembangan alam semesta telah lebih dulu diungkap oleh Edwin Hubble pada tahun 1929, penemuan CMB memperkuat dukungan pada teori Big Bang, suatu teori penciptaan alam semesta melalui ledakan maha dahsyat dari titik berukuran nol dengan kerapatan serta suhu tak berhingga tingginya. Ledakan ini telah menciptakan suatu kesetimbangan termal benda hitam (black body) di masa lampau yang fosilnya ternyata masih dapat teramati  saat ini.

Benda hitam merupakan suatu idealisasi sistem tertutup yang memiliki kesetimbangan termal dengan distribusi intensitas radiasi berbentuk unik dan universal serta hanya bergantung pada temperatur sistem. Benda hitam sempurna tidak pernah eksis di permukaan bumi, namun karena diperkirakan hanya ada satu alam semesta (paling tidak yang berhasil diamati), maka alam semesta yang kita huni ini logis dianggap sebagai benda hitam sempurna.

Ditemukan, Awan Air Terbesar di Jagad Raya

VIVAnews - Para ilmuwan baru-baru ini berhasil menemukan massa air raksasa terbesar dan tertua di jagad raya.
Massa air berbentuk awan itu, berusia 12 miliar tahun dan diperkirakan mengandung massa air  yang besarnya 140 triliun kali lipat dari seluruh massa air yang ada di bumi.
Awan uap air itu dikelilingi oleh sebuah lubang hitam supermasif yang dikenal dengan quasar, berada di lokasi yang berjarak sekitar 12 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Seperti dikutip stasiun berita MSNBC, para ilmuwan mengatakan bahwa temuan ini membuktikan bahwa air telah ada sejak awal keberadaan jagad raya
"Karena cahaya yang kita lihat meninggalkan kuasar itu lebih dari 12 tahun cahaya, kita melihat kehadiran air hanya sekitar 1,6 milar setelah awal dari jagad raya," ujar Alberto Bolatto, salah seorang peneliti dari University of Maryland lewat sebuah pernyataan.
"Penemuan ini menandai keberadaan air semiliar tahun lebih dekat dengan peristiwa dentuman besar," kata Bolatto.
Quasar adalah obyek bercahaya dan paling energetik di alam raya. Kuasar ditenagai oleh lubang hitam besar yang menghisap gas-gas dan debu di sekitarnya lalu memuntahkan energi dalam jumlah ebsar. 

Sabtu, 27 Juli 2013

Is there a God ?

Is There a God?
Listen to article
Download mp3

Does God exist? Here are six straight-forward reasons to believe that God is really there.


By Marilyn Adamson
proof of GodJust once wouldn't you love for someone to simply show you the evidence for God's existence? No arm-twisting. No statements of, "You just have to believe." Well, here is an attempt to candidly offer some of the reasons which suggest that God exists.
But first consider this. When it comes to the possibility of God's existence, the Bible says that there are people who have seen sufficient evidence, but they have suppressed the truth about God.1 On the other hand, for those who want to know God if he is there, he says, "You will seek me and find me; when you seek me with all your heart, I will be found by you."2 Before you look at the facts surrounding God's existence, ask yourself, If God does exist, would I want to know him? Here then, are some reasons to consider...

First Evidence Of Parallel Universes


 12 June, 2013
First version of this article was originally published on 6 April, 2012
MessageToEagle.com - The idea that our Universe could be a small component within a vast assemblage of other universes that together make up a "multiverse" has been treated by physicists as intriguing, but so far it has remained in the realm of theory without any experimental tests that could support it. That might change now when a team of scientists has found evidence that other universes, as well as our own actually lie within "bubbles" of space and time. "It would be a pretty amazing thing to show that we have actually made physical contact in another universe," George Efstathiou University of Cambridge said. The theory that invokes these bubble universes is a theory formally called "eternal inflation". According to this theory, such universes are popping into and out of existence and colliding all the time, with the space between them rapidly expanding, meaning that they are forever out of reach of one another.
Of course, due to the difficulties proving the theory many scientists have remain cautious. With so many scientists having their hands in these tests and theories, the end game could be plenty of groundbreaking results with universal implications for years to come. I'd heard about this 'multiverse' for years and years, and I never took it seriously because I thought it's not testable," Dr Hiranya Peiris, a cosmologist at University College London. "I was just amazed by the idea that you can test for all these other universes out there - it's just mind-blowing." Dr. Peiris and her colleagues have now worked out that when these universes are created adjacent to our own, they may leave a characteristic pattern in the cosmic microwave background (CMB) - the faint glow left from our Universe's formation.

Struktur Terbesar Semesta Menambah Misteri Jagat Raya

 

  • Penulis :
  • Yunanto Wiji Utomo
  • Senin, 14 Januari 2013 | 07:45 WIB

Ilustrasi energi kuasar. Astronom menemukan kluster kuasar terbesar di jagat raya, merentang hingga 4 miliar tahun cahaya. | ESO

LANCASHIRE, KOMPAS.com — Dengan menganalisis data hasil Sloan Digital Sky Survey, sekelompok astronom menemukan struktur terbesar di jagat raya yang ukurannya mencapai 4 miliar tahun cahaya atau 37,6 septiliun.