Senin, 18 November 2013

Injil Barnabas ciptaan setan


apakah Injil Barnabas itu dan bagaimana sejarahnya sehingga menjadi ada?

Pada tahun 1709, John Toland di Amsterdam menerima dari Cremer, kanzelir Raja Prusia, sebuah naskah berjudul 'Injil Barnabas' dalam bahasa Itali, naskah mana sampai saat ini masih disimpan di perpustakaan di Wina. Pada tahun 1718 'Injil Barnabas' mulai disebut dalam karangan John Toland yang berjudul 'Nazarenus or Jewish, Gentile and Mahometan Christianity'.

Kitab ini mulai menghebohkan ketika diterbitkan terjemahannya ke dalam bahasa Inggeris oleh Lonsdale dan Laura Rag dengan diberi judul 'The Gospel of Barnabas' (Oxford, 1907). Pada tahun 1908 kitab ini diterjemahkan oleh Khalil Saada ke dalam bahasa Arab, dan pada akhirnya diperkenalkan ke Indonesia oleh Ahmad Shalaby. Beberapa terjemahan dalam bahasa Indonesia ditulis antara lain oleh J. Bachtiar Affandie (Jasana, 1969), Husein Abubakar & Abubakar Basjmeleh (Pelita, 1970, diterjemahkan dari bahasa Arab), dan Rahnip M. (Bina Ilmu, 1980).

Apakah benar bahwa Injil Bernabas sebuah 'Injil' dan ditulis 'Barnabas' seorang rekan kerja rasul Paulus? Masalah ini sering dipersoalkan orang sehingga ada baiknya  diangkat sebagai bahan diskusi.

 
 
Kata 'Injil' berasal dari kata 'evangelion' (kabar baik) atau tepatnya 'kabar baik perihal Yesus.' Istilah ini digunakan untuk menyebut ke-empat kitab awal dalam Alkitab Perjanjian Baru  (Injil Kanonik : Matius, Markus, Lukas & Yohanes). Disebut demikian karena ke-empatnya menceritakan 'Riwayat Hidup Yesus', khususnya 'ke-tiga kitab pertama (Matius, Markus & Lukas) menyorot kehidupan itu dari sudut pandangan yang sama karena itu disebut 'Injil Sinoptis' sedangkan kitab Yohanes melihatnya dari sudut berbeda yaitu sudut ke'Allah'an Yesus.

Memang dalam Alkitab ada seorang bernama Barnabas (anak penghiburan) yang merupakan gelar dari Yusuf seorang Lewi dari Siprus (Kisah 4:36), rekan kerja Paulus (Kisah 9:27), dan bekerja bersama Paulus di Anthiokia (Kisah 11:22-26). Ia menemani Paulus dalam perjalanan pertama (Kisah 13,14) dan menghadiri sidang di Yerusalem (Kisah 15). Barnabas berpisah dengan Paulus karena persoalan Markus (Kisah 15:36-41), namun dalam surat-suratnya, Paulus menunjuk Barnabas sebagai seorang rekan kerja (1.Korintus 9:6/Galatia 2:1,9,13/Kolose 4:10).

Memang ada kitab 'Kisah Barnabas' yang merupakan kitab Apokrifa yang didasarkan kitab 'Kisah Para Rasul' dan menceritakan dengan lebih jelas perjalanan Barnabas dan Paulus, dan pertentangan soal Markus. Kitab ini memberi kesan ditulis oleh Markus, tetapi menurut penelitian diketahui bahwa kitab ini ditulis sekitar abad-II-V. Ada juga 'Surat Barnabas' yang mempersoalkan apakah Perjanjian Lama itu untuk orang Yahudi atau juga untuk orang Kristen dan juga berisi beberapa pengajaran moral. Kitab ini tidak diakui sah, dan diperkirakan ditulis seorang pemimpin gereja sesudah ditulisnya kitab terakhir dalam Alkitab (abad-II).
 
 
Yang disebut Injil Barnabas (IB) adalah kitab yang berisi 222 Bab yang isinya kira-kira sama banyaknya dengan gabungan ke-empat Injil ditambah dongeng tradisi Yahudi, Kristen dan Islam, yang disatukan dengan cerita-cerita ke-empat Injil kanonik.  Jadi IB merupakan usaha untuk menyelaraskan ke-empat Injil menjadi satu Injil yang dibumbui dengan tradisi ketiga agama di atas.

Sekalipun disebut sebagai 'Injil' kenyataannya isinya banyak berbeda dengan ke-empat Injil kanonik, seperti misalnya dapat dijumpai dibanyak bagian kitab ini. Dalam Bab-82 disebut bahwa 'Tahun Jobel' dirayakan setiap 100 tahun, padahal dalam Perjanjian Lama (Imamat 25:8-55;27:16-25) disebut bahwa tahun Jobel lamanya 50 tahun. Ini menunjukkan bahwa kitab IB baru ditulis setelah tahun 1300 karena pada tahun itu Paus Bonifacius VII mendekritkan perubahan tahun Jobel menjadi 100 tahun. Memang Abubakar/Basjmeleh dalam terjemahannya mengemukakan bahwa mungkin hal itu terjadi karena tidak jelasnya perbedaan antara angka L (50) dan C (100), tetapi harus diingat bahwa dalam bahasa Italinya tidak disebut C (angka Latin) tetapi 'cento' yang artinya 'seratus.'.

Pada pembuka kitab IB disebutkan bahwa Barnabas salah seorang murid Yesus, yang bersama-sama dengan Petrus, Yohanes dan Yakobus hadir waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Bab-42). Yesus mengatakan kepada Barnabas bahwa Ia tidak akan disalibkan (Bab-112), bahkan Yesus memerintahkan Barnabas untuk menulis Injil (Bab-221). Fakta ini jelas berbeda dengan ke-empat Injil. Dalam Injil kanonik tidak dikenal murid bernama Barnabas, ia baru muncul di masa Kisah Para Rasul sesudah Yesus (Kisah 4:36).
 
 
Ada beberapa kejanggalan geografi dan budaya dalam IB yang menunjukkan fakta kuat bahwa Barnabas bukan 'saksi mata'. Disebutkan bahwa Yesus naik kapal ke Nazaret (Bab-20), padahal Nazaret ada di pegunungan. Yesus disebut naik dari Nazaret ke Kapernaum (Bab-21) padahal Kapernaum lebih rendah dari Nazaret. Pada Bab-145-150 disebut bahwa kaum Farisi menjadi rahib, tidak kawin, dan berjubah istimewa, dan berasal nabi Elia. Ini sebenarnya gambaran kekristenan pada abad-abad pertengahan setelah timbulnya kerahiban.

Disebutkan bahwa prajurit romawi berguling seperti tong anggur kosong ke luar dari bait Allah (Bab-152). Kenyataannya, pada masa Yesus orang Romawi tidak diperkenankan masuk bait Allah, dan pembuatan tong-tong anggur dari kayu adalah budaya abad pertengahan.  Bab-69 menyebut para imam berpakaian indah dan naik kuda, padahal dalam Injil kanonik para Imam tidak pernah disebut naik kuda. Pada Bab-56-58,135 ada diskripsi tentang tujuh dosa pokok dan tujuh tingkat dalam neraka. Ini adalah hasil teologia Katolik abad pertengahan’
 
 
Dalam IB ternyata banyak bagian-bagian yang sebenarnya bernafaskan ajaran Islam, ini menunjukkan bahwa kitab IB tentu di tulis sesudah kehadiran agama Islam. Beberapa contoh mengenai hal ini adalah:

Pada Bab-44 disebutkan bahwa Abraham mengorbankan Ismail dan menunjuk Muhammad sebagai nabi Besar, dan disebutkan bahwa Adam berseru: 'Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah itu." (Bab-39,54,97).

Yesus dihadapan Sanhedrin disebut menyangkal dirinya sebagai 'Messias' dan menunjuk nabi yang akan datang sesudahnya (Bab-72,96). Yesus dianggap bukan 'Anak Allah' (Bab-48,98,222), malah pengakuan Petrus bahwa 'Yesus adalah Anak Allah' dianggap dosa besar (Bab-70, bandingkan Matius 16:16). Yesus juga tidak disalib karena digantikan oleh Yudas (Bab-217) dan Yesus tidak mati maupun bangkit (Bab-221-222).

Ada anggapan bahwa Messias adalah dari keturunan Ismael (Bab-43,55). Dalam Bab-192-192, Nikodemus dikatakan menemukan kitab Musa di bait Allah dan membaca bahwa 'Ismael adalah ayah Messias' dan 'Ishak adalah ayah utusan Messias.' Jadi, Yesus dalam kitab IB seakan-akan 'Yohanes Pembaptis' bagi Muhammad, itulah sebabnya dalam kitab ini Yohanes Pembaptis tidak disebut-sebut.

Dalam IB ada  ungkapan mengenai 'kelima waktu sembahyang' dan 'Uraian mengenai Allah dan sifat-sifatnya' yang dengan jelas kita ketahui sebagai  hasil teologi Islam.
 
 
Kitab IB menuntut sebagai kitab 'Injil Tunggal' dan mendiskreditkan ke-empat Injil kanonik. Nada kitab IB menyalahkan Alkitab (khususnya Perjanjian Baru) dan menonjolkan ajaran Islam. Namun,  kamus Islam sendiri menyebut tentang kitab ini bahwa: "Sehubungan dengan Injil Barnabas tidak ada yang keberatan atasnya sebagai suatu kepalsuan zaman pertengahan .... Ia mengandung sejumlah pertentangan yang dipastikan bermula sejak abad pertengahan dan tidak pada zaman sebelum itu." Bahkan, disebutkan pula bahwa buku itu malah tidak sesuai dengan aqidah Islam sendiri: "Ia memutar balikkan keutuhan doktrin Islam, menyebut Isa dengan "al-Masi'ah" yang Islam tidak membenarkannya. Selain ia merupakan pemikiran yang asing dalam sejarah kekeramatan, gaya bahasanya cenderung mengejek Injil, sebagaimana tulisan-tulisan Baha' al-Allah terhadap al-Quran." (Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, hlm.53).

Penulis kitab IB bukanlah Barnabas dalam Alkitab Perjanjian Baru, melainkan seorang Eropah (Italia?) yang hidup pada akhir abad pertengahan yang tidak menguasai geografi Israel, dan kurang memahami adat-istiadat budaya abad pertama dimana Barnabas 'yang asli' hidup. Cara penulisan dan kertas yang digunakan menunjukkan produk abad itu, demikian juga bahasa asli kitab IB merupakan campuran dari dua dialek Italia yaitu 'Tuska & Venezia', padahal bahasa ini belum lahir pada saat Yesus hidup dan baru pada abad-XIII merupakan bahasa tulisan. Kesalahan-kesalahan dalam penulisan bahasa Itali pada kitab IB menunjukkan bahwa penulisnya mempunyai latar belakang Spanyol.

Karena itu, kitab IB ini kemungkinan dikarang oleh seorang Yahudi Spanyol yang tinggal di Italia yang pada abad pertengahan itu dipaksa masuk agama Kristen Katolik, karena itu untuk pembalasan ia berpindah ke agama Islam dan berusaha menyesuaikan kitab Injil dengan ajaran agama Yahudi (panyangkalan Yesus sebagai Messias) dan Islam (Penonjolan Muhammad). Kitab IB ini ditulis sesudah agama Islam berdiri (abad-VII) karena banyak ajaran Islam ada di dalamnya, tetapi lebih tepat diantara abad-XIII s/d XVI karena mencerminkan beberapa teologi Katolik yang lahir pada abad-abad tersebut.

Kiranya informasi ini memperjelas mengenai apa dan bagaimana sebenarnya yang disebut sebagai kitab 'Injil Barnabas' itu sehingga diskusi bisa beranjak dari kenyataan sejarah. Semoga berguna.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar