Rabu, 11 Agustus 2010 | 08:09 WIB
Shutterstock
Ilustrasi
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com — Rokok kini tidak perlu dibakar dan bisa dipakai berulang-ulang. Rokok elektronik yang disebut dengan electronic nicotine delivery system (ENDS) kini sudah memasuki pasaran Indonesia.
Isu beredarnya ENDS di berbagai negara termasuk Indonesia kini tengah mendera masyarakat dan kalangan kesehatan. Produk ini didesain layaknya sebuah rokok yang dibakar. Yang membedakan rokok ini dengan rokok biasanya adalah kecanggihannya.
"Sebenarnya ENDS belum bisa dikategorikan sebagai rokok, di Indonesia pun masih ilegal," ujar Direktur Pengawasan NAPZA Badan Pengawas Obat dan Makanan Dr Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ.
ENDS diperkirakan pertama kali diproduksi di China pada tahun 2003. Kehadirannya masih dilarang karena masuk dalam klasifikasi rokok beracun. Kementerian Kesehatan dan BPOM sendiri belum tahu bagaimana caranya rokok isi ulang ini bisa masuk ke Indonesia.
Pada sebatang ENDS terdiri dari baterai Lithium-ion yang bisa dikontrol secara elektronik, elemen pemanas kecil atau atomizer, dan cartridge berisi larutan nikotin dalam propilen glikol/gliserin/dietilen glikol.
Cara kerjanya sama dengan rokok tembakau. Pada saat pemakai mengisap pipa rokok, vaporizer atau ujungnya akan menyala dan bekerja mengubah cairan di dalamnya menjadi uap. Baterai yang bisa diisi ulang memberi tenaga pada vaporizer dan memiliki indikator cahaya untuk menunjukkan ketika peralatan sedang digunakan.
Saat dihisap, terjadi pemanasan lalu nikotin akan masuk ke dalam paru-paru. "Ritualnya sama dengan merokok, karena itulah alat ini direkomendasikan untuk menggantikan rokok," sahutnya.
Pada kemasannya tertera label "HEALTH", tetapi ini dianggap menyesatkan masyarakat karena belum ada data-data yang jelas mengungkapkan kombinasi bahan kimia yang dimasukkan selama proses pembuatan.
Saat ini Danardi memperkirakan, ENDS sudah banyak beredar di Indonesia, di antaranya Makassar, Semarang, Lampung, Palembang, dan Surabaya. Bahkan di Surabaya sudah ditemukan selebaran yang mengiklankan produk ini secara terang-terangan, meskipun kebanyakan masih lewat internet dan door-to-door.
ENDS dijual dengan kisaran harga Rp 150.000 sampai Rp 160.000. Ditawarkan dengan berbagai aneka rasa, mulai dari rasa rokok tembakau sesuai merek yang dijual di Indonesia sampai berbagai macam rasa buah-buahan. (tam)
Isu beredarnya ENDS di berbagai negara termasuk Indonesia kini tengah mendera masyarakat dan kalangan kesehatan. Produk ini didesain layaknya sebuah rokok yang dibakar. Yang membedakan rokok ini dengan rokok biasanya adalah kecanggihannya.
"Sebenarnya ENDS belum bisa dikategorikan sebagai rokok, di Indonesia pun masih ilegal," ujar Direktur Pengawasan NAPZA Badan Pengawas Obat dan Makanan Dr Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ.
ENDS diperkirakan pertama kali diproduksi di China pada tahun 2003. Kehadirannya masih dilarang karena masuk dalam klasifikasi rokok beracun. Kementerian Kesehatan dan BPOM sendiri belum tahu bagaimana caranya rokok isi ulang ini bisa masuk ke Indonesia.
Pada sebatang ENDS terdiri dari baterai Lithium-ion yang bisa dikontrol secara elektronik, elemen pemanas kecil atau atomizer, dan cartridge berisi larutan nikotin dalam propilen glikol/gliserin/dietilen glikol.
Cara kerjanya sama dengan rokok tembakau. Pada saat pemakai mengisap pipa rokok, vaporizer atau ujungnya akan menyala dan bekerja mengubah cairan di dalamnya menjadi uap. Baterai yang bisa diisi ulang memberi tenaga pada vaporizer dan memiliki indikator cahaya untuk menunjukkan ketika peralatan sedang digunakan.
Saat dihisap, terjadi pemanasan lalu nikotin akan masuk ke dalam paru-paru. "Ritualnya sama dengan merokok, karena itulah alat ini direkomendasikan untuk menggantikan rokok," sahutnya.
Pada kemasannya tertera label "HEALTH", tetapi ini dianggap menyesatkan masyarakat karena belum ada data-data yang jelas mengungkapkan kombinasi bahan kimia yang dimasukkan selama proses pembuatan.
Saat ini Danardi memperkirakan, ENDS sudah banyak beredar di Indonesia, di antaranya Makassar, Semarang, Lampung, Palembang, dan Surabaya. Bahkan di Surabaya sudah ditemukan selebaran yang mengiklankan produk ini secara terang-terangan, meskipun kebanyakan masih lewat internet dan door-to-door.
ENDS dijual dengan kisaran harga Rp 150.000 sampai Rp 160.000. Ditawarkan dengan berbagai aneka rasa, mulai dari rasa rokok tembakau sesuai merek yang dijual di Indonesia sampai berbagai macam rasa buah-buahan. (tam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar