Metrogaya -
SUATU ketika, seorang mahasiswa Universitas Cambridge dengan penuh percaya diri
menyanggah teori yang dikemukakan Fred Hoyle, seorang fisikawan ternama saat itu
pada acara ceramah ilmiah di Royal Society yang sangat prestisius itu. Fred
Hoyle yang sering menyampaikan gagasan-gagasannya, mengenai alam semesta di
hadap-an publik sebelum diterbitkan dan dibuktikan, merasa gusar karena seluruh
hadirin menertawakannya. Ironisnya, mahasiswa tersebut pernah ditolaknya untuk
melakukan riset dibawah bimbingannya. Dialah Stephen Hawking, mahafisikawan
jenius yang fisiknya lumpuh, namun mampu menjelajahi pikiran alam semesta dari
level kuantum sampai asal mula alam semesta.
Hawking
benar tentang kesalahan persamaan Hoyle, hal ini membawa berpengaruh besar pada
dukungan sebagian besar kosmolog terhadap model steady state, yang mengatakan
bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Fred Hoyle merupakan
pendukung fanatik teori tersebut. Model ini telah runtuh ditangan seorang
mahasiswa. Perlu diketahui pada saat itu, ada dua teori mengenai awal mula alam
semesta, yang pertama dan banyak didukung adalah model keadaan tunak (steady
state) dan yang kedua adalah model dentuman besar (big bang) yang mengatakan
bahwa alam semesta bermula dari ledakan mahadahsyat 15 miliar tahun lalu. Teori
big bang saat ini merupakan teori yang dipercaya sebagian besar ilmuwan bahkan
sebagian besar manusia.