Selama beberapa dekade
terakhir ini para ilmuwan memimpikan sumber energi baru yang murah, aman, bebas
polusi dan melimpah. Mungkinkah energi ini dapat terwujud justru dari ruang
hampa?. Pada sekitar abad ke-17 orang berpendapat untuk membuat sebuah ruang
hampa adalah cukup dengan menghisap keluar semua materi yang mengisi ruang
tersebut yang dalam hal ini adalah molekul-molekul udara. Kemudian pada abad
ke-19 orang menyadari dalam ruang hampa yang dibuat dengan cara demikian, akan
masih tersisa radiasi thermal, yaitu radiasi disebabkan oleh perbedaan
temperatur.
Untuk menghilangkan radiasi thermal, cukup dengan mendinginkan ruang tersebut pada temperatur nol absolut. Secara teori, pada temperatur ini tidak ada radiasi thermal dan semua partikel akan diam serta ruangan pun akan kosong dari partikel yang berseliweran.
Namun hasil penelitian mutakhir menunjukkan hal yang baru. Pada kondisi hampa seperti diatas masih terdapat radiasi yang tetap ada walau temperatur telah diturunkan hingga nol absolut. Radiasi ini disebut dengan "zero point radiation", dinamakan demikian karena sesuai dengan sifatnya yang tetap muncul pada temperatur nol absolut, dan energi pembangkitnya disebut dengan "zero point energy" (ZPE).
Untuk menghilangkan radiasi thermal, cukup dengan mendinginkan ruang tersebut pada temperatur nol absolut. Secara teori, pada temperatur ini tidak ada radiasi thermal dan semua partikel akan diam serta ruangan pun akan kosong dari partikel yang berseliweran.
Namun hasil penelitian mutakhir menunjukkan hal yang baru. Pada kondisi hampa seperti diatas masih terdapat radiasi yang tetap ada walau temperatur telah diturunkan hingga nol absolut. Radiasi ini disebut dengan "zero point radiation", dinamakan demikian karena sesuai dengan sifatnya yang tetap muncul pada temperatur nol absolut, dan energi pembangkitnya disebut dengan "zero point energy" (ZPE).