Selasa, 06 Agustus 2013

Zero Point Energy (ZPE): Energi dari ketiadaan?

 



Selama beberapa dekade terakhir ini para ilmuwan memimpikan sumber energi baru yang murah, aman, bebas polusi dan melimpah. Mungkinkah energi ini dapat terwujud justru dari ruang hampa?. Pada sekitar abad ke-17 orang berpendapat untuk membuat sebuah ruang hampa adalah cukup dengan menghisap keluar semua materi yang mengisi ruang tersebut yang dalam hal ini adalah molekul-molekul udara. Kemudian pada abad ke-19 orang menyadari dalam ruang hampa yang dibuat dengan cara demikian, akan masih tersisa radiasi thermal, yaitu radiasi disebabkan oleh perbedaan temperatur.

Untuk menghilangkan radiasi thermal, cukup dengan mendinginkan ruang tersebut pada temperatur nol absolut. Secara teori, pada temperatur ini tidak ada radiasi thermal dan semua partikel akan diam serta ruangan pun akan kosong dari partikel yang berseliweran.

Namun hasil penelitian mutakhir menunjukkan hal yang baru. Pada kondisi hampa seperti diatas masih terdapat radiasi yang tetap ada walau temperatur telah diturunkan hingga nol absolut. Radiasi ini disebut dengan "zero point radiation", dinamakan demikian karena sesuai dengan sifatnya yang tetap muncul pada temperatur nol absolut, dan energi pembangkitnya disebut dengan "zero point energy" (ZPE).

Alam Semesta Kita Pernah Menerobos Alam Semesta Lain

 



Para ilmuwan baru-baru ini menyatakan mereka menemukan bukti bahwa alam semesta di mana kita berada pada masa silam pernah mengalami “diterobos” oleh alam semesta paralel lain.

Menurut laporan Daily Mail, Inggris, Universitas London Institut Fisika dan astronomi Stephen Feeney dan setelah melakukan studi terhadap latar belakang gelombang mikro kosmik (radiasi yang tersisa dari big bang) alam semesta, telah memperoleh kesimpulan mengejutkan. Tim mengatakan mereka telah menemukan bukti pola empat  lingkaran konsentris yang ditemukan dalam latar belakang gelombang mikro kosmik, adalah “goresan alam semesta”. Ini menandakan alam semesta di mana kita berada setidaknya telah empat kali memasuki alam semesta paralel lainnya.

Penemuan ini berdasarkan teori pemuaian abadi alam semesta yang ada sekarang ini, juga dikenal sebagai teori Multi Alam Semesta. Teori ini berpendapat ruang yang luas dari alam semesta terbentuk oleh sangat banyak alam semesta independen, yang masing-masing alam semesta dapat memiliki sub-alam semesta dengan jumlah tidak terbatas. Alam semesta di mana kita hidup hanyalah salah satu jagad raya di alam semesta tak terhitung jumlahnya. Para ilmuwan percaya bahwa tabrakan antara alam semesta yang berbeda dapat meninggalkan jejak tertentu dalam radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik alam semesta.

Kekuatan Pikiran & Fisika Quantum

 



Anda barangkali terkejut tentang hubungan kekuatan pikiran dan fisika quantum. Tulisan ini bukan semata tentang kekuatan pikiran Anda, tetapi tentang kesemuanya: Anda, saya, kucing dan bahkan seluruh alam semesta. Segalanya yang bisa Anda lihat, sentuh, cium, dengar dan cicipi bisa dijelaskan melalui fisika quantum.

Apakah fisika quantum?

Fisika Quantum ialah ilmu yang mempelajari blok bangunan alam semesta; ilmu yang menjelaskan bagaimana keseluruhan di dunia ini hadir sebagai kenyataan..Hal ini menyangkut benda-benda sangat kecil yang membentuk dunia secara keseluruhan.

Segalanya yang Anda lihat bukanlah benda padat seperti yang terlihat. Kembali pada pelajaran sekolah, kita diajarkan bahwa setiap benda padat terdiri dari molekul-molekul dan molekul-molekul itu terdiri dari atom-atom. Jadi berarti lengan anda atau kursi yang anda duduki sekarang adalah terdiri dari atom-atom yang sangat kecil yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang. Atom-atom yang tadinya dikatakan sebagai benda terkecil yang ada ternyata terdiri lagi dari partikel sub atom, yang tidak memiliki kepadatan sama sekali. Mereka pada hakekatnya, kumpulan atau gelombang-gelombang informasi dan konsentrasi energi. Jadi tangan atau kursi yang anda duduki adalah tidak lain dari energi dan informasi.

Bagaimana Membangun Mesin Waktu

 



Oleh: Paul Davies

(Sumber: Scientific American Reports – Special Edition on Astrophysics, 2007, hal. 28-33)

"Tidak akan mudah, tapi mungkin dilakukan".


Generator/mesin pengeret wormhole yang diimajinasikan oleh seniman futuris Peter Bollinger. Lukisan ini menggambarkan akselerator partikel raksasa berbasis angkasa yang sanggup menciptakan, memperbesar, dan memindahkan wormhole untuk dipergunakan sebagai mesin waktu.

Perjalanan waktu telah menjadi tema sains fiksi populer sejak H. G. Wells menulis novel terkenalnya, The Time Machine, pada tahun 1895. Tapi bisakah itu betul-betul dilakukan? Mungkinkah membangun sebuah mesin yang dapat mengangkut manusia ke masa lalu atau masa depan?

Beginilah Cara Menghitung Jarak Benda-benda Langit

 



Bagaimana sebenarnya cara astronom untuk dapat menghitung dan mengetahui jarak diantara benda-benda langit seperti Matahari, planet, bintang, galaksi dan sebagainya. Metode penentuan jarak bintang dan objek luar angkasa lainnya yang paling sederhana adalah metode paralaks trigonometri. Akibat perputaran Bumi mengitari Matahari, maka bintang-bintang yang dekat tampak bergeser letaknya terhadap latar belakang bintang-bintang yang jauh. Dengan mengukur sudut pergeseran itu (disebut sudut paralaks), dan karena kita tahu jarak Bumi ke Matahari, maka jarak bintang dapat ditentukan.

Sudut paralaks ini sangat kecil hingga cara ini hanya bisa digunakan untuk bintang-bintang yang jaraknya relatif dekat, yaitu hanya sampai beberapa ratus tahun cahaya (bandingkan dengan diameter galaksi kita yang 100.000 tahun cahaya, dan jarak galaksi Andromeda yang dua juta tahun cahaya). Ada metode lain yang dapat meraih jarak lebih jauh, yaitu metode fotometri.

Senin, 05 Agustus 2013

Stephen Hawking : Legenda Fisika Penerus Newton dan Einstein

 



Metrogaya - SUATU ketika, seorang mahasiswa Universitas Cambridge dengan penuh percaya diri menyanggah teori yang dikemukakan Fred Hoyle, seorang fisikawan ternama saat itu pada acara ceramah ilmiah di Royal Society yang sangat prestisius itu. Fred Hoyle yang sering menyampaikan gagasan-gagasannya, mengenai alam semesta di hadap-an publik sebelum diterbitkan dan dibuktikan, merasa gusar karena seluruh hadirin menertawakannya. Ironisnya, mahasiswa tersebut pernah ditolaknya untuk melakukan riset dibawah bimbingannya. Dialah Stephen Hawking, mahafisikawan jenius yang fisiknya lumpuh, namun mampu menjelajahi pikiran alam semesta dari level kuantum sampai asal mula alam semesta.

Hawking benar tentang kesalahan persamaan Hoyle, hal ini membawa berpengaruh besar pada dukungan sebagian besar kosmolog terhadap model steady state, yang mengatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Fred Hoyle merupakan pendukung fanatik teori tersebut. Model ini telah runtuh ditangan seorang mahasiswa. Perlu diketahui pada saat itu, ada dua teori mengenai awal mula alam semesta, yang pertama dan banyak didukung adalah model keadaan tunak (steady state) dan yang kedua adalah model dentuman besar (big bang) yang mengatakan bahwa alam semesta bermula dari ledakan mahadahsyat 15 miliar tahun lalu. Teori big bang saat ini merupakan teori yang dipercaya sebagian besar ilmuwan bahkan sebagian besar manusia.

Fakta Tentang Kekuatan Super dari Otak dan Fikiran Manusia




Beberapa FAKTA ilmiah tentang ajaib dan menakjubkannya otak dan fikiran seorang manusia, yang anda perlu tahu

Dimensi Ke 11 Menembus Alam Semesta

 

Perkembangan ilmu pengetahuan memprediksikan bahwa alam semesta memiliki lebih dari tiga ruang dimensi, yang disebut Dimensi Ke 11

Teori String Quantum Modern (Modern Quantum String Theories) menyatakan bahwa ada sebelas dimensi di alam semesta. Tetapi dimensi tambahan mungkin tertutupi di daerah yang sangat kecil (mikroskopis) atau berada di luar deteksi kita. Yang sering kita bayangkan bahwa di jagad raya ini hanya memiliki tiga dimensi, dan pendapat itu sebenarnya sudah dipatahkan sejak Einstein masih hidup.


Artikel kali ini akan menjelaskan teori Albert Einstein yang dikembangkan Ed Witten dari Princeton dan Paul Townsend dari Cambridge, menjadi Teori Terpadu yang dicari Einstein selama 40 tahun terakhir masa hidupnya.

Dalam Dunia Kuantum, Berlian Berkomunikasi Satu Sama Lain

 



Jumat, 2 Desember 2011 - Pengukuran menunjukkan bahwa mereka terikat: Getaran berlian yang kedua bereaksi terhadap apa yang terjadi pada getaran yang pertama.

Para peneliti yang bekerja di Laboratorium Clarendon di Universitas Oxford, Inggris, telah berhasil membuat satu berlian kecil berkomunikasi dengan berlian kecil lainnya dengan memanfaatkan “keterikatan kuantum”, salah satu fitur yang menggugah dalam fisika kuantum.

Keterikatan (entanglement) telah terbukti sebelumnya, namun apa yang membuat percobaan Oxford menjadi unik adalah konsepnya yang ditunjukkan dengan benda padat yang cukup besar pada suhu ruangan.
Keterikatan materi sebelumnya melibatkan partikel submikroskopik, seringkali pada suhu yang dingin.
Percobaan ini menggunakan berlian berskala milimeter, “bukan atom individu, bukan awan gas,” kata Ian Walmsley, profesor fisika eksperimental di Laboratorium Clarendon Oxford, salah satu tim peneliti internasional.

Alam Semesta Paralel

 


Sejak beberapa abad, sosok dan sifat alam semesta selalu menjadi bahan perdebatan panas. Sepuluh tahun terakhir ini, silang sengketa yang mencuat adalah kemungkinan adanya alam semesta lain, di luar alam semesta yang kita kenal.

Memang amat sulit untuk menerima aksioma adanya alam semesta lain. Pendukung utama teori alam semesta pararel atau multiversum, seperti Prof. Michio Kaku dari Universitas New York, mengemukakan kemungkinan adanya banyak alam semesta. Atau juga pakar astrofisika Inggris, Marcus Chown yang meyakini, di luar batasan alam semesta yang nampak, terdapat banyak alam semesta lainnya.

Satu dari Miliaran
Para pakar astrofisika juga membicarakan apa yang disebut horizon batas pandang, yaitu batasan alam semesta yang kita kenal. Teori yang dilontarkan mengenai multiversum adalah bahwa alam semesta yang dapat kita amati merupakan potongan kecil dari alam semesta yang mungkin tidak ada batasnya. Alam semesta yang kita kenal boleh jadi hanya merupakan satu dari miliaran alam semesta lain, yang bagaikan gelembung sabun mengambang di aliran waktu.