Sabtu, 15 Agustus 2020

2020, Jumlah Star-tup di Indonesia Capai 13.000


 Jatuh Bangun Startup Bandung - Pikiran-Rakyat.com

Jakarta
 - Jumlah bisnis rintisan berbasis teknologi (start-up) di Indonesia diproyeksikan oleh lembaga riset CHGR bertumbuh sampai dengan 6,5 kali lipat menjadi sekitar 13.000 pada 2020. Sementara itu, pada 2016, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah start-up tertinggi di Asia Tenggara, yakni 2.000-an.
Perkembangan itu ditopang tren transformasi digital yang banyak diadopsi di berbagai sektor, sehingga telah mengubah lanskap bisnis, tidak hanya di negara maju, namun juga di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Lembaga riset International Data Corporation (IDC) pun melihat, adanya peningkatan penerapan transformasi digital, terutama dalam hal belanja teknologi informasi (TI) yang meningkat 8,3% menjadi Rp 214,4 triliun pada 2016 dari Rp 199 triliun pada 2015. Dari jumlah belanja tersebut, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berkontribusi sekitar 13%.
Presiden Direktur Telkomtelstra Erik Meijer mengatakan, berkembangnya digitalisasi perekonomian tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai pasar yang dinamis, khususnya dengan pertumbuhan start-up, yang merupakan bisnis berbasis teknologi, dalam negeri yang terus berkembang dari sisi sektor bisnis maupun jumlahnya.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini merupakan pengaruh positif dari perkembangan teknologi. Ini membuka peluang yang sangat baik bagi para investor dan pelaku industri internasional untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Erik, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/10).
Pertumbuhan pasar start-up yang sangat pesat di dalam negeri itu mengindikasikan ekonomi Indonesia yang kian menguat, serta membuktikan ketersediaan teknologi yang terus berkembang untuk mendukung pertumbuhan industri dan ekonomi digital.
Menurut Erik, saat ini, para investor global mulai melirik Indonesia sebagai negara dengan potensi ekonomi digital yang tinggi. Berdasarkan laporan investasi per kuartal yang dirangkum oleh Tech in Asia, pada kuartal II-2016 saja, terdapat investasi senilai Rp 2,09 triliun kepada 28 start-up di Indonesia. Nilai ini mengindikasikan peningkatan yang stabil lebih dari 100% pada setiap kuartalnya dalam setahun terakhir.
Di sisi lain, dari berbagai sektor bisnis yang digeluti oleh para pelaku bisnis start-up di Indonesia, e-commerce dan marketplace merupakan sektor start-up yang paling banyak diminati oleh investor global. Khusus untuk sektor e-commerce, menurut Indonesia Startup Report 2015, Indonesia kerap dianggap sebagai negara acuan di bidang e-commerce setelah Tiongkok dan India.
Kepercayaan bisnis yang membuncah tersebut juga sejalan dengan performa penjualan sektor e-commerce sepanjang tahun 2016 yang diprediksi tumbuh 22% di Tanah Air. Sebuah pertumbuhan yang fantastis, karena di India hanya tumbuh 0,24% dan 0,15% secara global.
“Transformasi teknologi digital di Indonesia turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Sektor TIK menjadi penyumbang GDP terbesar kedua di Indonesia pada Semester I-2016. Hal ini juga disebabkan karena pesatnya perkembangan teknologi digital,” ujarnya.
Meski turun tipis 1,7% dari tahun 2015, sektor TIK masih memberikan peluang besar bagi para pelaku industri untuk menginvestasikan dana, atau mengembangkan bisnis teknologi informasi dan komunikasi. Sementara itu, sektor keuangan dan asuransi menempati posisi pertama dengan nilai kontribusi sebesar 11,4%.
Dukungan Pemerintah
Erik melanjutkan, pemerintah Indonesia juga menyadari potensi besar ekonomi yang dapat diperoleh melalui penggunaan teknologi, khususnya peranannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Presiden Joko Widodo di awal tahun ini pun telah mengungkapkan target untuk menciptakan 1.000 teknopreneur dan pengembang (developer) teknologi/aplikasi.
Hal itu sejalan dengan upaya untuk memaksimalkan potensi industri digital di Indonesia yang diperkirakan mencapai US$ 130 miliar tahun 2020. “Guna mendukung hal tersebut, pemerintah Indonesia menyadari pentingnya fokus pada persoalan deregulasi dan pembangunan infrastruktur, investasi, dan ekspansi bisnis,” tandasnya.
Sementara itu, pada acara Telstra Vantage 2016 yang berlangsung di Melbourne, Australia, Erik juga menyampaikan kehadiran Telkomtelstra di Indonesia sebagai penyedia layanan TIK yang berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi digital, dengan menyediakan produk dan layanan yang unggul.
Karena itu, Telkomtelstra selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan para pemangku kepentingan di Tanah Air untuk terus mendorong transformasi teknologi digital. Disamping itu, pada acara Telstra Vantage 2016, Erik mengajak perusahaan internasional untuk ekspansi bisnis dan investasi ke Indonesia.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar