Kamis, 08 Agustus 2013

50 Buku Sains dan Filsafat Populer untuk Abad 21

 



Salah satu masalah dalam buku sains dan filsafat populer (bukan textbook) adalah cepatnya fakta berubah. Buku-buku sains populer usianya pendek dan jika tidak hati-hati menulis, dalam beberapa tahun isinya akan segera kadaluarsa. Hal yang sama juga dihadapi buku filsafat karena semakin banyak relung filsafat yang diungkap sains.

Ini juga mengapa buku sains populer jarang ditemukan di toko buku kita sementara buku filsafat hanya karya-karya klasik. Ketika para penerjemah kita sedang sibuk menerjemahkan karya para profesor faktanya telah diperiksa ulang, dan ketika para penerjemah selesai menerjemahkannya, ia sudah kadaluarsa. Sungguh begitu, ada beberapa buku yang cukup klasik namun argumentasi dan fakta-faktanya masih sangat relevan dengan masa kini.
Berikut Fakil membuat daftar buku sains dan filsafat populer hasil karangan para ilmuan laki-laki yang sekarang sudah tua namun di masa mudanya telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan sains.

Misteri Alam Terbesar Versi Hawking: Wanita

 

Ia dikenal sebagai ilmuwan jenius. Kepada dunia ilmu pengetahuan, pria ini menawarkan teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam (black hole), dan radiasi Hawking.

Ia juga melecut kontroversi, dianggap menyerang agama dengan mengatakan, alam semesta bukan ciptaan Tuhan. Juga memicu kehebohan, dengan mengungkap kepercayaannya, bahwa ada kehidupan cerdas lain di alam semesta, selain manusia, alien.

Namun, bagi Stephen Hawking, nama ilmuwan itu, ada misteri terbesar alam semesta yang belum berhasil ia pahami: wanita. Saat majalah sains, New Scientist menanyai penulis buku "Brief History of Time" itu, apa yang paling menguras pikirannya, Hawking, yang mengungkap beberapa pertanyaan yang paling rumit dalam fisika modern, menjawab, "Wanita. Mereka adalah misteri."

The Grand Design -Adakah itu tanpa Grand Desainer ?

 


Stephen Hawking menempati posisi penting dalam ilmu pengetahuan populer yang bisa kita bandingkan dengan kepopuleran Einstein enam puluh tahun lalu: dia adalah orang bijaksana terakhir yang bisa berbicara dengan otoritas total tentang kemajuan ilmu pengetahuan. Hingga buku terbarunya, The Grand Design, muncul, yang ditulis bersama dengan profesor fisika Caltech (dan penulis mahir) Leonard Mlodinow, Hawking telah membuka kemungkinan bahwa keberadaan Tuhan mungkin bisa diuji dengan pemeriksaan ilmiah.

Einstein pernah memiliki perasaan yang kuat akan adanya kehadiran yang mengagumkan dan bertanya-tanya di cakrawala yang jauh dari alam semesta dan mencoba melihat bukti adanya keberadaan dari yang menyatukan, yang secara rasional bisa dibuktikan dalam sebuah rumus matematika. Tapi sejak itu alam semesta dari fisika teoretis telah menjadi sesuatu yang acak, kompleks, paradoks, dan seolah mengabaikan kehadiran ilahi. Karena itu, ketika Hawking menjadi berita di seluruh dunia baru-baru ini dengan menyatakan bahwa “tidak perlu melibatkan Tuhan … untuk mengatur Universe,” ini seperti dukungan mengejutkan bagi para ateis sementara bagi yang taat beriman pada agama tertentu sebaliknya – ucapannya kali ini dianggap menghancurkan iman- untuk kemudian mempertimbangkan ilmu pengetahuan sebagai musuh dari agama.

Rabu, 07 Agustus 2013

Memahami Kesadaran

Oleh : Deepak Chopra


Pikirkan tentang matahari terbenam … Segera setelah Anda melihat gambaran ini ada kode biner dari foton terhadap pengalaman ini di otak Anda. Bayangkan sebuah ruangan gelap dengan nyala lilin. Sekarang kalau saya bisa melihat ke dalam otak Anda, tidak akan ada lilin – hanya kode biner dari foton yang berkedip-kedip. Pertanyaannya adalah, di mana gambar tersebut berada sebelum saya meminta Anda untuk berpikir tentang itu? Poin yang saya coba buat adalah bahwa ketika saya meminta Anda untuk membayangkan matahari terbenam atau nyala lilin, sebelum Anda mengingat, informasi ini tidak ada di dalam otak Anda.

Informasi muncul dalam otak Anda segera setelah Anda memiliki niat untuk mengingat hal tersebut. Jadi, ada di mana sebelum itu? Ia ada sebagai potensi dalam kesadaran tapi tidak berada di dalam otak Anda.

Materi, Energi dan Kesadaran


Semenjak kita sadar akan dunia di sekeliling kita, kita mulai bertanya tanya tentang tempat kita didalamnya.  Pertanyaan yang kita ajukan itu sudah abadi : Mengapa kita ada disini? Bagaimana tempat kita dalam skema  yang lebih besar menyangkut segalanya? Apakah takdirku?

Ketika kita masih kecil kita cenderung membayangkan masa depan sebagai selembar kertas bersih dimana kita bisa menuliskan kisah kisah kita sendiri. Kemungkinan nampaknya tiada habis habisnya, dan kita bersemangat mengingat janji penemuan serta kesenangan hidup terbenam dalam potensi seperti itu. Tetapi semakin kita dewasa dan “dididik” tentang keterbatasan kita. Pandangan kita tentang masa depan menjadi terbatas. Apa yang dulunya mengangkat imajinasi kita sekarang membebani kita dengan ketakutan dan kecemasan. Apa yang dulunya tak terbatas menjadi sempit dan gelap.

Penjelasan Tentang Teori Fisika Kuantum

Teori kuantum Wheeler sebenarnya sudah muncul sejak pasca Perang Dunia II, digagas oleh fisikawan John A. Wheeler. Kalo kita bicara tentang teori kuantum, harus kita pahami bahwa alam semesta (maksudnya alam partikel) bersifat fluktuatif, tidak ada yang pasti, karena dikontrol oleh asas ketidakpastian Heisenberg sehingga hanya probabilitas posisi dan momentumnya saja yang kita ketahui.

Inilah yang dibenci Einstein dari teori kuantum, meski ia dikenal sebagai salah satu perintisnya yang utama (dengan Satyendrenath Bose di India, terpisah separuh bola Bumi dengan Einstein di Princeton, mereka saling surat menyurat dalam rangka menyusun sebuah statistik kuantum, kini dikenal sebagai statistik Bose-Einstein, untuk mengatur perilaku partikel2 berspin bulat yang berperanan membawa gaya2 fundamental di alam semesta/boson, dan mereka baru bertemu muka setelah tulisannya siap diterbitkan). Sampai2 muncul kata2nya yang terkenal : " Tuhan tidak melempar dadu ".

Semesta Kekosongan

 



Oleh: JR Minkel dari New Scientist

Ketika Anda memegang sebuah majalah. Rasanya padat; tampaknya memiliki semacam keberadaan yang mandiri dan terpisah dalam ruang. Demikian pula benda-benda di sekeliling Anda-misalnya secangkir kopi, sebuah komputer. Mereka semua tampak nyata dan berada di luar sana. Tapi itu semua hanyalah ilusi. Yang diduga sebagai benda padat sesungguhnya adalah proyeksi belaka, yang berasal dari pergeseran pola kaleidoskopik hidup yang berasal dari batas alam semesta kita. Semesta kita kemungkinan adalah sebuah hologram.

Mengenal Apa Itu Gaya Gravitasi

 




Disadari atau tidak, seringkali kita tidak memahami pengalaman kita hidup di dunia ini. Tentang ‘sesuatu’ yang menyebabkan kita tetap lekat di permukaan bumi. Apakah sesuatu itu? Mengapa sesuatu itu ada? Bagaimana cara ia bekerja?

Suatu pertanyaan sederhana seringkali memerlukan pemikiran yang mendalam untuk memperoleh jawabannya. Dan mungkin, sedikit sekali yang berupaya sungguh-sungguh, karena hal itu tampaknya sesuatu yang “biasa” dalam kehidupan sehari-hari. Kecuali anak-anak yang polos dan lugu serta ingin tahu yang seringkali mengusik kita dengan pertanyaan-pertanyaan mereka yang spontan tentang segala sesuatu yang mereka lihat dan rasakan. Yang terkadang terkesan lucu namun menyenangkan. Diantaranya mengapa benda jatuh selalu ke “bawah”?

Ilmu Pengetahuan dan Kesadaran

 




Ilmu pengetahuan telah mendapatkan sukses luar biasa dalam menjelaskan struktur dan fungsi dari dunia material, tetapi ketika masuk ke dunia batin dari ilmu pikiran anehnya mereka terdiam. Tidak ada dalam fisika, kimia, biologi, atau ilmu lain yang dapat menjelaskan dunia batin kita. Dalam cara yang aneh, para ilmuwan akan jauh lebih bahagia jika tidak ada hal seperti kesadaran.

David Chalmers, profesor filsafat di Universitas Arizona, menyebut kesadaran ini sebagai “masalah yang sulit”. Yang disebut “masalah mudah” adalah yang berfokus kepada fungsi otak dan korelasinya dengan fenomena mental: bagaimana, misalnya, kita membedakan, mengkategorikan, dan bereaksi terhadap rangsangan, bagaimana data sensorik yang masuk terintegrasi dengan pengalaman masa lalu; bagaimana kita memfokuskan perhatian kita; dan apa yang membedakan antara terjaga dari tidur.

Cinta Kasih :: Vibrasi, Densitas & Dimensi

 

Segala sesuatu di alam semesta diciptakan dari cahaya murni elektron. Kemudian elektron inilah yang membentuk atom dari dunia fisik. Desain geometrik dan kecepatan aksi di sekitar inti pusat (ditambah faktor-faktor lain) menentukan jenis atom dan tingkat vibrasi atau getaran. Planet, manusia, hewan, tumbuhan, pohon-pohon semua memancarkan tingkat getaran tertentu. Yang padat memilki tingkat getaran atau vibrasi yang lebih rendah dalam spektrum cahaya.

Kepadatan

Tingkat Kepadatan (TERBERAT adalah terendah dalam spektrum cahaya):