Senin, 05 Agustus 2013

Dalam Dunia Kuantum, Berlian Berkomunikasi Satu Sama Lain

 



Jumat, 2 Desember 2011 - Pengukuran menunjukkan bahwa mereka terikat: Getaran berlian yang kedua bereaksi terhadap apa yang terjadi pada getaran yang pertama.

Para peneliti yang bekerja di Laboratorium Clarendon di Universitas Oxford, Inggris, telah berhasil membuat satu berlian kecil berkomunikasi dengan berlian kecil lainnya dengan memanfaatkan “keterikatan kuantum”, salah satu fitur yang menggugah dalam fisika kuantum.

Keterikatan (entanglement) telah terbukti sebelumnya, namun apa yang membuat percobaan Oxford menjadi unik adalah konsepnya yang ditunjukkan dengan benda padat yang cukup besar pada suhu ruangan.
Keterikatan materi sebelumnya melibatkan partikel submikroskopik, seringkali pada suhu yang dingin.
Percobaan ini menggunakan berlian berskala milimeter, “bukan atom individu, bukan awan gas,” kata Ian Walmsley, profesor fisika eksperimental di Laboratorium Clarendon Oxford, salah satu tim peneliti internasional.

Alam Semesta Paralel

 


Sejak beberapa abad, sosok dan sifat alam semesta selalu menjadi bahan perdebatan panas. Sepuluh tahun terakhir ini, silang sengketa yang mencuat adalah kemungkinan adanya alam semesta lain, di luar alam semesta yang kita kenal.

Memang amat sulit untuk menerima aksioma adanya alam semesta lain. Pendukung utama teori alam semesta pararel atau multiversum, seperti Prof. Michio Kaku dari Universitas New York, mengemukakan kemungkinan adanya banyak alam semesta. Atau juga pakar astrofisika Inggris, Marcus Chown yang meyakini, di luar batasan alam semesta yang nampak, terdapat banyak alam semesta lainnya.

Satu dari Miliaran
Para pakar astrofisika juga membicarakan apa yang disebut horizon batas pandang, yaitu batasan alam semesta yang kita kenal. Teori yang dilontarkan mengenai multiversum adalah bahwa alam semesta yang dapat kita amati merupakan potongan kecil dari alam semesta yang mungkin tidak ada batasnya. Alam semesta yang kita kenal boleh jadi hanya merupakan satu dari miliaran alam semesta lain, yang bagaikan gelembung sabun mengambang di aliran waktu.

Minggu, 04 Agustus 2013

Semuanya Adalah Energi

 




Mengapa penemuan Albert Einstein ini begitu penting? Untuk memahami ini, Anda perlu memiliki sedikit informasi tentang latar belakangnya. Sebelum Einstein, para ilmuwan percaya bahwa alam semesta dibuat dari dua unsur yang berbeda secara mendasar, yaitu materi (yang dianggap dibuat dari partikel yang tidak terbagi) dan energi (dianggap dibuat dari gelombang). Materi dan energi ini berinteraksi untuk membentuk jagad material, tetapi mereka tidak bercampur (yang satu tidak bisa diubah menjadi yang lain).

Diantara para ilmuwan tersebut, tiba-tiba muncul seorang petugas paten sederhana (Einstein) yang datang dengan rumus sederhana, E = mc2, yang membuat pandangan dunia sebelumnya menjadi usang. Bahkan, Einstein membuktikan bahwa dualisme materi/energi telah salah selama ini.

Formula Einstein (dan percobaan yang tak terhitung jumlahnya telah membuktikan rumus tersebut) bahwa materi dapat diubah menjadi energi dan sebaliknya.

Anda mungkin telah belajar bahwa reaksi nuklir mengkonversi materi (uranium) menjadi energi. Namun, pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Pada kenyataannya, reaksi nuklir hanya membebaskan energi yang sudah tersimpan dalam atom Uranium. Mengapa energi tersebut bisa tersimpan di dalam atom ? Karena atom itu terbuat dari energi!

Sabtu, 03 Agustus 2013

Penggabungan Holistik Ilmu Pengetahuan dan Spiritualitas

 


Oleh : Kevin Williams
Penemuan ilmiah terhadap sifat cahaya merupakan landasan utama dalam fisika modern dan hukum alam. Ini juga merupakan landasan dari studi pengalaman mendekati kematian dan juga penelitian kesadaran modern.



Selama berabad-abad, ilmu pengetahuan telah menemukan satu hal yang sangat-sangat tidak biasa, hampir “seperti Tuhan,” yaitu sifat cahaya. Baru-baru ini juga telah ditemukan apa yang disebut “partikel Tuhan”- partikel yang sulit dipahami yang memberikan massa untuk setiap partikel lainnya – yang merupakan salah satu penemuan terbesar dalam ilmu pengetahuan saat ini.

Cahaya meresap pada saat Big Bang. Cahaya adalah sesuatu yang tercepat di alam semesta ini dan berkecepatan 300 ribu km per detik. Dibutuhkan jumlah tak terbatas energi untuk memindahkan objek ke dalam kecepatan cahaya. Pada kecepatan cahaya, masa lalu, masa kini, dan masa depan semua bisa ada secara bersamaan.Jika seseorang bisa melakukan perjalanan dengan kecepatan cahaya, mereka akan menjadi abadi. Ada juga teori kuantum superposisi mana materi bisa eksis di lebih dari satu dimensi pada waktu yang bersamaan – hal ini membuat fenomena anomali seperti NDE dan OBEs menjadi sangat mungkin.

Jumat, 02 Agustus 2013

Mitos Permulaan Waktu

 



Oleh: Gabriele Veneziano

(Sumber: Special Edition Scientific American – A Matter of Time, 2006, hal. 72-81)

Teori string mengindikasikan bahwa BIG BANG bukanlah awal-mula alam semesta melainkan sekadar hasil dari kondisi yang eksis sebelumnya

Apakah big bang betul-betul merupakan permulaan waktu? Ataukah alam semesta eksis sebelum itu? Satu dekade silam, pertanyaan semacam ini terasa menghina Tuhan. Sebagian besar kosmolog bersikeras bahwa itu sama sekali tak masuk akal—bahwa merenungkan waktu/masa sebelum big bang adalah seperti menanyakan arah menuju tempat di utara Kutub Utara. Tapi perkembangan fisika teoritis, khususnya kenaikan teori string, telah mengubah perspektif mereka. Alam semesta pra-big bang telah menjadi batas teranyar kosmologi.

Fisika Terpadu Tahun 2050?



Oleh: Steven Weinberg

(Sumber: Scientific American, Special Edition –  
The Edge of Physics, 31 Mei 2003, hal. 4-11)

Alam quantum ruang dan waktu harus ditangani dalam teori terpadu. Pada skala jarak terpendek, ruang mungkin digantikan oleh struktur string-string dan membran-membran yang terhubung terus-menerus—atau oleh sesuatu yang lebih aneh lagi. Eksperimen di CERN dan tempat lain semestinya memungkinkan kita melengkapi Standard Model fisika partikel, tapi teori terpadu seluruh gaya mungkin akan memerlukan ide-ide yang sama sekali baru.

Sasaran utama fisika adalah memahami keanekaragaman alam yang menakjubkan secara terpadu. Kemajuan-kemajuan terhebat di masa lalu merupakan langkah menuju sasaran ini: unifikasi mekanika bumi dan angkasa oleh Isaac Newton pada abad 17. Teori listrik dan magnetisme oleh James Clerk Mawell pada abad 19.

Pemandangan Teori String



Oleh: Raphael Bousso dan Joseph Polchinski(Sumber: Special Edition Scientific American – The Frontiers of Physics, 2006, hal. 41-49)

Teori string memprediksi bahwa alam semesta mungkin menempati salah satu “lembah” sembarang dari pilihan lembah tak terhingga di sebuah pemandangan kemungkinan yang luas

 

Pemandangan teoritis yang didiami sederetan kemungkinan alam semesta tak terhitung diprediksikan oleh teori string. Pemandangan itu memiliki barangkali 10500 lembah, yang masing-masingnya dapat disamakan dengan set hukum fisika yang mungkin beroperasi di gelembung ruang yang luas. Alam semesta tampak kita mungkin adalah sebuah kawasan relatif kecil di dalam gelembung semacam itu.

Menurut teori relativitas umum Albert Einstein, gravitasi timbul dari geometri ruang dan waktu, yang berkombinasi membentuk ruangwaktu. Benda masif apapun meninggalkan jejak pada bentuk ruangwaktu, diatur oleh persamaan Einstein yang dirumuskan pada 1915. Massa Bumi, misalnya, membuat waktu berjalan sedikit lebih cepat bagi apel di dekat puncak pohon dibanding bagi fisikawan yang bekerja di bawah naungan pohon tersebut. Ketika apel jatuh, ia sesungguhnya sedang merespon pelengkungan waktu ini. Lengkungan ruangwaktu menjaga bumi tetap di orbitnya di sekeliling matahari dan mendorong galaksi jauh semakin jauh lagi. Ide mengejutkan dan menawan ini telah dikonfirmasi oleh banyak eksperimen presisi.

Braneworlds

 



Dikutip dari: http://human-earth.blogspot.com/2008/01/braneworlds.html                                                                                                                                                         
Sebuah buku menarik berjudul “The Fabric of the Cosmos”. Sebuah komentar mengatakan “Another Hawking, only better” untuk sang penulis. Dialah Brian Greene dari Columbia University yang juga penulis “The Elegant Universe” yang menjadi best seller. Tidak hanya buku, sebuah tiga episode film berjudul sama, “The Elegant Universe” diproduski oleh PBS dan bisa di tonton online di internet. Bagi yang lebih menyukai menonton film ketimbang membaca buku, Film ini sangat bagus dan lebih mudah dimengerti. Rasa takjub saya kepada alam semesta bertambah dan membuat saya berpikir panjang.

Fisika Klasik
Perjalanan kita dimulai dari sebuah kecelakaan di masa lampau yang menimpa kepala seorang pemikir terkenal. Sebuah apel jatuh dari pohonnya dan memberi ide kepada Isac Newton. Ide apel yang jatuh ini merupakan awal popularitas gaya atau forsa (force) gravitasi yang diperkenalkan Newton. Forsa gravitasi-lah yang menyebabkan apel jatuh. Forsa ini pula lah yang menyebabkan planet melintas pada orbitnya mengelilingi matahari. Karya Isac Newton mengenai forsa gravitasi dalam bukunya yang tekenal “Principia of Mathematica” masih digunakan orang hingga sekarang untuk meluncurkan roket mengelilingi bulan dan mengirimkan rover ke planet Mars.
Newton berhasil merubah pandangan orang. Gaya tarik-menarik yang tak terlihat itu bisa dihitung dan menjadi nyata dalam aplikasinya. Gravitasi adalah sebuah forsa fundamental di alam ini. Walaupun demikian Newton belum bisa menjawab apakah gravitasi tersebut.

Kamis, 01 Agustus 2013

Sains Modern Menemukan Tuhan

Ada suatu zaman ketika sains menjadi musuh keyakinan agama – zaman itu sudah berlalu! Fisika dan kosmologi modern (sains mengenai awal-mula dan perkembangan alam semesta) kini menyediakan bukti objektif kuat tentang eksistensi Tuhan, mengkonfirmasikan atribut utama Tuhan, dan menunjukkan bagaimana Tuhan menciptakan eksistensi fisik dari ‘kenihilan/ketiadaan’. Pengetahuan ini berasal dari analisis kritis atas teori ‘Big Bang’, Teori Relativitas Khusus Einstein, dan penelitian yang tengah dilakukan dalam fisika quantum. Konsep di balik pengetahuan ilmiah esoterik ini sekarang dapat disampaikan sedemikian rupa sehingga dipahami setiap orang yang berpendidikan modern.

1. Kita sekarang tahu berdasarkan teori-teori kosmologi yang diterima luas bahwa alam semesta fisik yang kita lihat hari ini diciptakan dari ketiadaan (artinya tanpa waktu, tanpa ruang, dan tanpa materi).

Kelahiran Waktu: Loop Kuantum Deskripsikan Evolusi Alam Semesta

Selasa, 08 Mei 2012

 

Jawaban misteri Big Bang ada pada kesatuan teori kuantum materi dan gravitasi. Salah satu usaha untuk mengembangkan teori itu adalah gravitasi loop kuantum.

Apakah Big Bang itu dan apa yang terjadi sebelumnya? Para ilmuwan dari Fakultas Fisika, Universitas Warsaw, telah berupaya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bersama gravitasi kuantum loop, mereka mengajukan model teoritis baru, yang mungkin terbukti bermanfaat untuk memvalidasi hipotesis tentang peristiwa-peristiwa sebelum Big Bang. Pencapaian ini merupakan salah satu dari beberapa model yang menggambarkan penuh teori Einstein dan bukan hanya versi yang sangat disederhanakan.

Para fisikawan dari Fakultas Fisika, Universitas Warsaw, telah mengajukan – pada halaman Physical Review D – model teoritis baru gravitasi kuantum yang menggambarkan munculnya ruang-waktu dari struktur teori kuantum. Hal ini tidak hanya merupakan salah satu dari beberapa model yang menjelaskan teori umum relativitas Einstein, namun juga sepenuhnya secara matematis konsisten. “Penerapan solusi ini memungkinkan untuk menelusuri evolusi alam semesta yang secara fisik lebih diterima daripada dalam hal model kosmologis sebelumnya,” jelas Prof. Jerzy Lewandowski dari Fakultas Fisika, Universitas Warsaw (FUW).