Ada suatu zaman
ketika sains menjadi musuh keyakinan agama – zaman itu sudah berlalu! Fisika dan
kosmologi modern (sains mengenai awal-mula dan perkembangan alam semesta) kini
menyediakan bukti objektif kuat tentang eksistensi Tuhan, mengkonfirmasikan
atribut utama Tuhan, dan menunjukkan bagaimana Tuhan menciptakan eksistensi
fisik dari ‘kenihilan/ketiadaan’. Pengetahuan ini berasal dari analisis kritis
atas teori ‘Big Bang’, Teori Relativitas Khusus Einstein, dan penelitian yang
tengah dilakukan dalam fisika quantum. Konsep di balik pengetahuan ilmiah
esoterik ini sekarang dapat disampaikan sedemikian rupa sehingga dipahami setiap
orang yang berpendidikan modern.
1. Kita sekarang tahu berdasarkan teori-teori
kosmologi yang diterima luas bahwa alam semesta fisik yang kita lihat hari ini
diciptakan dari ketiadaan (artinya tanpa waktu, tanpa ruang, dan tanpa materi).
2. Kita juga tahu bahwa permulaan penciptaan alam
semesta terjadi melalui cahaya yang menjelma pada singularitas (satu titik tanpa
dimensi).
3. Kita tahu bahwa materi alam semesta fisik
dilahirkan oleh photon-photon (paket-paket kecil energi cahaya) yang, ketika
bertubrukan satu sama lain, membentuk proton, neutron, dan elektron dalam jumlah
tak terhingga, yang dalam beragam kombinasi menyusun segala sesuatu di dunia
fisik kita.
4. Pada esensinya kita sekarang bisa mengatakan
secara tepat bahwa semua materi alam semesta fisik, termasuk diri kita,
sebenarnya adalah cahaya yang melambat.
5. Kita tahu bahwa ruang yang memuat alam semesta
fisik kita sedang mengembang/meluas. Konsep ini begitu asing bagi pikiran
manusia sehingga sebelum Albert Einstein mengembangkan Teori Relativitas
Umum-nya di awal abad 20 tak pernah terpikir oleh pemikir-pemikir besar dunia,
namun telah dinyatakan dalam Al-Quran lebih dari 1400 tahun lalu saat Allah
mengatakan pada kita, “Aku memperluas alam semesta dengan kekuasaan-Ku.” Bahkan
Einstein begitu terheran oleh temuannya sendiri sehingga dia memalsukan datanya
untuk menunjukkan alam semesta yang tidak mengembang, karena dia cukup paham
bahwa alam semesta yang mengembang mengimplikasikan suatu momen penciptaan alam
semesta di masa sangat lampau.
6. Teori Relativitas Khusus Einstein (yang
sebenarnya dia sebut sebagai Teorema Absolutisme, sebab dia menyadari dirinya
telah menemukan satu hal yang absolut di alam semesta relatif) adalah tentang
sifat-sifat istimewa cahaya.
7. Teori Relativitas Khusus memungkinkan pandangan
objektif pertama kita mengenai sesuatu yang eksis di luar dunia materil.
8. Kita boleh jadi telah menemukan sesuatu saat
kita memperoleh pandangan pertama kita di luar dunia materil, tapi yang kita
temukan sungguh luar biasa. Kita ketahui Teori Relativitas Khusus Einstein
menunjukkan kepada kita bahwa eksistensi non-materil di luar dunia fisik hanya
terdiri dari absolut-absolut, dan beberapa dari absolut itu luar biasa mirip
dengan pandangan setiap agama sebagai atribut-atribut utama Tuhan.
9. Contoh Satu: Ketika kecepatan cahaya (300.000
km/detik) tercapai, maka waktu melambat; dan pada kecepatan cahaya, waktu tidak
berlalu. Artinya bagi photon cahaya yang berjalan pada kecepatan cahaya, waktu
tidak berlalu. Oleh sebab itu, photon berada di luar waktu, dan KEKAL.
10. Contoh Dua: Karena waktu tidak berlalu bagi
photon cahaya, dan bahwa photon bisa diamati di berbagai tempat di ruang, maka
photon cahaya berada di tempat berbeda-beda tersebut secara serempak pada saat
yang sama, dan oleh sebab itu ADA DI MANA-MANA.
11. Contoh Tiga: Karena setiap bit materi di alam
semesta fisik terlahir oleh energi cahaya, dan bahwa energi cahaya secara
konstan menopang dan mengarahkan aktivitas setiap bit materi dalam eksistensi
fisik, maka tak ada kekuatan selain kekuatan cahaya, energi cahaya adalah
satu-satunya kekuatan yang eksis, dan oleh sebab itu MAHAKUASA.
12. Contoh Empat: Karena semua pengetahuan yang
eksis, yang pernah eksis, atau yang akan eksis, disimpan oleh energi cahaya dan
ditransmisikan melalui energi cahaya, maka tak ada pengetahuan selain yang
terkandung pada cahaya, dan oleh sebab itu MAHATAHU.
13. Selain itu, cahaya sebetulnya tidak eksis
dalam eksistensi fisik walaupun kita dapat melihatnya. Begitu Anda mendekati
kecepatan cahaya, salah satu dari tiga dimensi (panjang, tinggi, atau tebal),
yang sejajar dengan arah gerakan, secara progresif menjadi berkurang, dan pada
kecepatan cahaya, dimensi tersebut menjadi nol. Untuk menentukan volume, kita
mengalikan tinggi x lebar x panjang, tapi bila salah satu dari tiga dimensi itu
bernilai nol maka volume pun nol, dan berarti tidak eksis di alam semesta
materil. Cahaya tidak menempati volume ruang dan oleh sebab itu tidak eksis di
alam semesta fisik.
14. Dan, meski segala sesuatu di alam semesta
fisik memiliki massa lebih besar dari nol, yang menjadi ciri khas eksistensi di
dunia materil, cahaya tidak punya massa sama sekali. Ketika Anda mendekati
kecepatan cahaya, massa bertambah; pada kecepatan cahaya, massa adalah tak
terhingga. Tak peduli sekecil apapun jumlah massa saat Anda memulai, massa
tersebut bertambah menjadi tak terhingga pada kecepatan cahaya. Karena photon
berjalan pada kecepatan cahaya dan tidak mencapai massa tak terhingga, artinya
ia punya massa nol saat memulai, dan oleh sebab itu cahaya sebetulnya tidak
eksis di dunia materil.
15. Dalam eksistensi fisik, segala sesuatu adalah
relatif; eksistensi absolut atau non-eksistensi dari kualitas tertentu tidak dan
tidak bisa diekspresikan, segala sesuatu eksis di antara dua ekstrim
continuum tersebut dari ekspresi absolut ke non-ekspresi absolut.
Meskipun demikian, kita menemukan bahwa di luar eksistensi materil, semua
kualitas eksis dalam status tak terhingga atau tidak eksis sama sekali, tidak
ada yang di antaranya.
Nilai penting dari temuan di atas adalah bahwa
semua itu merobohkan pendapat bahwa alam semesta fisik eksis sebagai sejumlah
partikel material tetap yang digerak-gerakkan oleh satu set hukum fisik
tetap.
Pemahaman keliru atas eksistensi fisik inilah yang
membentuk dasar filsafat materialisme ilmiah. Filsafat materialisme-lah,
terutama materialisme sekuler, yang membolehkan keyakinan kepada Tuhan ditantang
kuat oleh kaum atheis dalam beberapa ratus tahun belakangan, kurang lebih sejak
masa Sir Isaac Newton.
Tidak lagi mungkin secara intelektual ataupun
masuk akal secara logika, dipandang dari sudut temuan fisika dan kosmologi
modern, untuk mempertahankan pandangan atheis (bahwa Tuhan itu tidak ada).
Satu-satunya kesimpulan yang masuk akal secara logika dan jujur secara
intelektual yang dapat ditarik dari temuan sains modern adalah bahwa Tuhan
memang ada, bahwa atribut-atribut Tuhan adalah absolut, dan bahwa Tuhan memang
menciptakan alam semesta fisik (termasuk kehidupan manusia). Kita kini berada di
awal titik transisi dari pandangan materialistik sekuler menuju pandangan
spiritual berpusatkan Tuhan
.
CATATAN: Ini hanyalah kesimpulan sederhana
atas penelitian besar yang sedang berjalan, tapi kami merasa ini sangat penting
sehingga kami berkewajiban menyampaikannya kepada umat (masyarakat manusia
ciptaan Allah). Fakta ilmiah di balik interpretasi ini mewakili konsensus
praktis dari sejumlah fisikawan ternama dunia, termasuk beberapa fisikawan
teoritis peraih Nobel. Interpretasi itu sendiri berada di persimpangan pemikiran
teologi Islam, tapi sejauh ini telah diterima dengan hangat oleh ilmuwan Muslim
di seluruh dunia.
SUMBER: Sainstory - Sains Social
History
Tidak ada komentar:
Posting Komentar