Minggu, 11 Agustus 2013

Paradigma Holografik::Alam Semesta sebagai Hologram

 

Oleh Michael Talbot

Pada tahun 1982 terjadi suatu peristiwa yang menarik. Di Universitas Paris, sebuah tim peneliti dipimpin oleh Alain Aspect melakukan suatu eksperimen yang mungkin merupakan eksperimen yang paling penting di abad ke-20. Anda tidak mendapatkannya dalam berita malam. Malah, kecuali Anda biasa membaca jurnal-jurnal ilmiah, Anda mungkin tidak pernah mendengar nama Aspect, sekalipun sementara orang merasa temuannya itu mungkin akan mengubah wajah sains.

Aspect bersama timnya menemukan bahwa dalam lingkungan tertentu partikel-partikel subatomik, seperti elektron, mampu berkomunikasi dengan seketika satu sama lain tanpa tergantung pada jarak yang memisahkan mereka. Tidak ada bedanya apakah mereka terpisah 10 kaki atau 10 milyar km satu sama lain.

Entah bagaimana, tampaknya setiap partikel selalu tahu apa yang dilakukan oleh partikel lain. Masalah yang ditampilkan oleh temuan ini adalah bahwa hal itu melanggar prinsip Einstein yang telah lama dipegang, yakni bahwa tidak ada komunikasi yang mampu berjalan lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Oleh karena berjalan melebihi kecepatan cahaya berarti menembus dinding waktu, maka prospek yang menakutkan ini menyebabkan sementara ilmuwan fisika mencoba menyusun teori yang dapat menjelaskan temuan Aspect.
Namun hal itu juga mengilhami sementara ilmuwan lain untuk menyusun teori yang lebih radikal lagi.

Menit-Menit Awal Alam Semesta


Seperti diketahui, Big Bang atau Dentuman besar merupakan sebuah kejadian yang memicu terbentuknya alam semesta. Tapi meskipun demikian, informasi akan apa yang terjadi di era Nukleosintesis Dentuman Besar ketika alam semesta baru berusia beberapa detik sampai beberapa menit belumlah benar-benar diketahui.

Lantas apa yang harus dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi dahulu? Jelas tidak mungkin jika manusia pergi ke masa itu, namun ekstrapolasi hukum fisika bisa membawa manusia untuk menelusuri kembali apa yang terjadi sekarang sampai ke waktu terjadinya nukleosintesa. Penelusuran itu bisa berlanjut lebih jauh ke masa lalu untuk memberi susunan dan gambaran akan apa yang sebenarnya terjadi di masa awal alam semesta. Tapi sejauh mana bisa berekstrapolasi menuju singularitas masih menjadi perdebatan tapi disepakati waktunya tidak lebih awal dari epoh Planck atau 10-43 detik.

Jantung Memiliki Kesadarannya Sendiri

 

Jantung atau heart memiliki kesadarannya sendiri- Mengapa orang-orang suci sering digambarkan dengan jantung yang bersinar oleh gambar-gambar kuno.  Inilah penjelasan ilmiah mengapa demikian dan mengapa orang-orang suci memiliki pengaruh yang sangat kuat secara positif terhadap lingkungannya. Tulisan ini juga memberi bukti adanya pengetahuan kuno yang hilang. Dan dapat dikatakan juga membuktikan  adanya peradaban yang dimasa lalu memahami hal ini jauh lebih banyak dari yang dipahami sains modern dan juga diperoleh lewat cara berpengetahuan yang tidak dipahami peradaban saat ini.

Medan Elektromagnetik Jantung/Heart

Banyak yang percaya bahwa kesadaran berasal dari otak saja. Penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa kesadaran sebenarnya muncul dari otak dan tubuh bertindak bersama-sama. Serangkaian bukti yang terus berkembang menunjukkan bahwa jantung memainkan peran sangat signifikan dalam proses ini.
Jantung lebih dari sekedar suatu sistem pompa sederhana, sebagaimana yang diyakini hingga belakangan ini, namun jantung sekarang diakui oleh para ilmuwan sebagai sistem yang sangat kompleks dengan fungsi “otak”-nya sendiri.

Teka-teki Kosmik

 


Oleh: Lawrence M. Krauss dan Michael S. Turner

(Sumber: Special Edition Scientific American – The Frontiers of Physics, 2006, hal. 67-73)

"Inkarnasi baru konstanta kosmologis Einstein mungkin menunjukkan jalan melampaui relativitas umum".

Alam semesta lengang mungkin menjadi nasib akhir kita jika perluasan kosmik terus mencepat—sebuah fonemena yang dipercaya disebabkan oleh konstanta kosmologis. Bola oranye merepresentasikan alam semesta teramati, yang tumbuh dengan kecepatan cahaya; bola biru merepresentasikan petak ruang yang mengembang. Seraya perluasan mencepat, semakin sedikit gugus galaksi yang dapat diamati.
Pada 1917, Albert Einstein menghadapi persoalan membingungkan saat dia mencoba merekonsiliasikan teori gravitasi barunya, teori relativitas umum, dengan pemahaman terbatas di masa itu tentang alam semesta. Seperti kebanyakan rekan sezamannya, Einstein yakin bahwa alam semesta pasti statis—tidak mengembang ataupun menyusut—tapi kondisi yang diharapkan ini tidak cocok dengan persamaan gravitasinya. Dalam keputus-asaan, Einstein menambahkan suku kosmologis khusus pada persamaannya untuk mengimbangi gravitasi dan memperkenankan solusi statis.

Jumat, 09 Agustus 2013

Bumi Mendekati Titik Kritis Global

 

Bumi diambang kritis, pertumbuhan populasi manusia dan berapa banyak sumber daya yang telah digunakan setiap orang, dianggap sebagai sumber penyebab titik kritis global.
Sekelompok ilmuwan dari seluruh dunia saat ini sedang memperingatkan besarnya pertumbuhan penduduk, kerusakan luas ekosistem alam, dan perubahan iklim yang dapat mendorong Bumi ke arah perubahan permanen biosfer, titik kritis global akan memiliki konsekuensi yang merusak persiapan dan mitigasi. Secara biologis akan menjadi dunia baru pada saat itu.

Penelitian ini dirilis situs resmi Universitas California, Berkeley “Scientists uncover evidence of impending tipping point for Earth Juni tahun ini.

Big Bang, Planet Bumi Terbentuk Lebih Awal

 



Planet bumi membutuhkan bahan baku yang tidak tersedia diawal pembentukan alam semesta. Big Bang mengisi ruang dengan hidrogen dan helium, unsur-unsur kimia seperti silikon dan oksigen yang merupakan komponen utama dan dipanaskan bintang-bintang dalam waktu cukup lama. Berapa lama waktu dan elemen berat yang dibutuhkan untuk membentuk planet?
Penelitian tentang pembentukan planet bumi dan planet kecil lainnya dipimpin oleh Lars A.Buchhave dari Universitas Kopenhagen, dibantu astronom David Latham Smithsonian dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang diterbitkan dalam jurnal Nature dan dikeluarkan 13 Juni 2012 pada pertemuan ke 220 American Astronomical Society. Penelitian ini juga dirilis Jet Propulsion LaboratorySmall Planets Don’t Need ‘Heavy Metal’ Stars to Form” dan Harvard Smithsonian Center For AstrophysicsAlien Earths Could Form Earlier than Expected‘.

Efek Energi Gelap,Apakah Alam Semesta Akan Terhenti?

 



Energi gelap adalah misteri yang paling mendalam dalam semua ilmu pengetahuan, menentukan kelanjutan alam semesta yang berkembang cepat atau mungkin terhenti secara tiba-tiba.
Seperti sebuah film, ketika diakhir cerita maka tayangan itu terhenti menunggu untuk diputar ulang. Banyak ilmuwan berusaha membuka misteri energi gelap, tapi sepanjang penelitian mereka hanya menunjuk pada sejarah terciptanya alam semesta. Dan kemungkinan besar alam semesta bisa berhenti bergerak disebabkan energi gelap (dark energy) yang membentuk 70% dari seluruh energi yang mengisi ruang kosong. Sebuah ulasan yang mengutip dari buku Luca Amendola “Dark Energy: Theory and Observations“.

Penelitian Energi Gelap Di Kutub Selatan
Di Kutub Selatan, para astronom mencoba untuk mengungkap kekuatan yang lebih besar daripada gravitasi yang akan menentukan nasib alam semesta.

Bisakah Tidak Ada menjadi Ada?

 


Jumat, 6 Mei 2011 - “Sesuatu itu harus diciptakan dari ketidak adaan. Bila anda mencoba menciptakan sesuatu dari yang ada, maka anda hanya mengubahnya. Jadi untuk menciptakan sesuatu anda harus mampu menciptakan ketidak adaan.” – Werner Erhard


Pertanyaan ini akan dibahas bukan secara filsafati atau teologis, namun secara fisika. Dalam fisika, dapatkah anda mendapatkan sesuatu dari ketidak adaan? Dan jika bisa, apa yang bisa dan tidak bisa anda dapatkan?
Jawabannya ya, dan ada banyak cara. Faktanya, dalam banyak cara, mendapatkan sesuatu dari ketiadaan itu tidak dapat dihindarkan! (Walaupun tidak harus mendapatkan apapun yang anda inginkan.)

Sebagai contoh, ambil sebuah kotak dan kosongkan isinya, jadi apa yang anda miliki sekarang adalah ruang yang kosong total. Sebuah vakum yang ideal, sempurna dan kosong. Sekarang, apa yang ada dalam kotak tersebut?

Apakah menurut anda ketidak adaan? Tidak, ruang kosong tidaklah mungkin bisa benar-benar kosong.

Fisika Kuantum dan Alam Roh




Selama beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam penelitian fisika kuantum, studi tentang karakteristik dan hubungan antara partikel subatom dan energi. Para fisikawan yang inovatif dan modern telah memberitahu kita penelitian yang sangat penting yang memiliki pengaruh kuat pada pemahaman tentang paranormal dan alam roh.

Para Fisikawan saat ini telah menemukan bahwa tidak ada konflik sama sekali antara fisika dengan kepercayaan paranormal dan alam roh. Mereka telah menunjukkan bahwa fenomena yang kita sebut “paranormal” adalah normal dan konsisten dengan hukum-hukum sains.

Professor Fred Alan Wolf meringkas pandangan ini ketika ia menulis:

Kamis, 08 Agustus 2013

Kesurupan ,kerasukan

 



Individu dan kelompok sekuler, skeptik dan liberal yang tidak percaya adanya setan dan jin percaya kalau kesurupan hanyalah masalah mental dan fisik.

Sedikit yang mencoba mendalami lebih jauh masalah ini. Tapi apakah hal ini memiliki basis di kenyataan?

Kesurupan bagi mereka disebabkan oleh:
1. Gangguan otak, seperti sindrom Gilles de la Tourette, epilepsi, gangguan identitas disosiatif atau
2. Penyakit mental, seperti schizophrenia, psikosis, histeria, mania, atau
3. Orang yang otaknya kurang lebih sehat tapi sayangnya tersedot dalam permainan peran sosial dengan konsekuensi yang sangat tidak nyaman, seperti remaja yang hanya dapat mengatakan hal-hal tabu jika ia kesurupan.

Ada satu jenis kesurupan yang tidak terlalu akrab kita dengar, yaitu kesurupan teritualisasi. Gangguan otak dan penyakit mental mungkin dapat menjelaskan kenapa seseorang bisa kesurupan tiba-tiba, tapi bagaimana dengan orang yang ingin kesurupan, melakukannya lewat ritual, dan akhirnya benar-benar kesurupan?