Senin, 19 Agustus 2013

Dapatkah Anda Mempercayai Alkitab?


Pasal 17

 

BAGI banyak orang, Alkitab sekadar buku yang ditulis oleh orang-orang bijaksana pada masa silam. Seorang profesor universitas, Gerald A. Larue, menyatakan, ”Pandangan para penulisnya, sebagaimana tertuang dalam Alkitab, mencerminkan gagasan, kepercayaan, dan konsep yang umum pada zaman mereka sendiri dan terbatas pada tingkat pengetahuan kala itu.”1 Namun, Alkitab mengaku sebagai buku yang diilhamkan Allah. (2 Timotius 3:16) Jika ini benar, buku itu pasti bebas dari pandangan keliru yang umum pada masa ketika bagian-bagiannya ditulis. Dapatkah Alkitab mempertahankan pernyataannya jika diuji dengan pengetahuan masa kini?

2 Seraya kita membahas pertanyaan ini, ingatlah bahwa seiring dengan kemajuan pengetahuan, manusia harus terus menyesuaikan pandangannya agar selaras dengan informasi dan temuan yang baru. Scientific Monthly pernah menyatakan, ”Kurang masuk akal untuk mengharapkan bahwa artikel-artikel yang kadang-kadang [baru] ditulis lima tahun yang lalu sekarang dapat diakui mewakili gagasan terkini dalam bidang sains terkait.”2 Akan tetapi, Alkitab ditulis dan disusun selama kira-kira 1.600 tahun, dan sudah rampung sekitar 2.000 tahun yang lalu. Apakah sekarang Alkitab masih bisa dikatakan akurat?

Mengapa Allah Mengizinkan Penderitaan?


Pasal 16

 
ALASAN umum yang dikemukakan banyak orang yang meragukan adanya Pencipta ialah merajalelanya penderitaan di dunia. Selama berabad-abad, ada begitu banyak kekejaman, pertumpahan darah, dan kejahatan yang keji sehingga jutaan orang yang tak bersalah sangat menderita. Jadi, banyak orang bertanya, ’Jika Allah ada, mengapa Ia mengizinkan semua ini?’ Sebagaimana telah kita lihat, catatan Alkitab sangat cocok dengan fakta-fakta tentang penciptaan, maka apakah Alkitab juga bisa membantu kita mengerti mengapa Pencipta yang mahakuasa mengizinkan begitu banyak penderitaan untuk waktu yang sedemikian lama?

2 Pasal-pasal awal buku Kejadian memberikan latar belakang untuk menjawab pertanyaan itu. Di situ diuraikan tentang diciptakannya suatu dunia tanpa penderitaan. Pria dan wanita yang pertama ditempatkan dalam sebuah firdaus, taman indah yang disebut Eden, dan mereka diberi pekerjaan yang menyenangkan dan menantang. Mengenai bumi, mereka diperintahkan untuk ”menggarap dan mengurusnya”. Mereka juga mengawasi ”ikan-ikan di laut dan makhluk-makhluk terbang di langit dan segala makhluk hidup yang merayap di bumi”.—Kejadian 1:28; 2:15.

Mengapa Banyak Orang Mempercayai Evolusi?


Pasal 15

 

SEBAGAIMANA telah kita lihat, ada banyak sekali bukti yang mendukung penciptaan. Kalau begitu, mengapa banyak orang menolak penciptaan dan mempercayai evolusi? Salah satu alasannya adalah karena hal itu diajarkan kepada mereka di sekolah. Hampir semua buku sains mendukung pandangan yang berbau evolusi. Para siswa hampir tidak pernah diberi tahu tentang argumen yang berbeda. Malah, argumen yang bertentangan dengan evolusi biasanya tidak boleh dimuat dalam buku-buku pelajaran.

2 Dalam majalah American Laboratory, seorang pakar biokimia menulis tentang pendidikan anak-anaknya, ”Evolusi tidak diajarkan kepada anak-anak sebagai suatu teori. Paham itu disiratkan secara halus dalam buku-buku sains bahkan sejak kelas dua (berdasarkan buku pelajaran anak-anak yang saya baca). Evolusi disajikan sebagai kenyataan, bukan sebagai konsep yang dapat diragukan. Dengan demikian, kalangan berwenang dalam sistem pendidikan memaksakan suatu kepercayaan.” Mengenai pengajaran evolusi di tingkat yang lebih tinggi, ia berkata, ”Seorang siswa tidak diizinkan menganut keyakinan pribadi atau menyatakannya: jika siswa itu melakukannya, ia diejek dan dikritik oleh sang pengajar. Sering kali, siswa itu bisa mengalami kerugian akademis karena pandangannya dianggap tidak ’benar’ dan nilainya dikurangi.”1

Minggu, 18 Agustus 2013

Keajaiban Manusia


Pasal 14

 

DARI semua hal yang menakjubkan di bumi, tidak ada yang lebih memukau daripada otak manusia. Misalnya, setiap detik ada kira-kira 100 juta informasi yang masuk ke dalam otak melalui berbagai indra. Tetapi, mengapa otak tidak kewalahan mendapat serbuan informasi yang bertubi-tubi ini? Bagaimana pikiran dapat menerima jutaan pesan yang datang serentak, sedangkan kita hanya dapat memikirkan sesuatu satu demi satu? Yang jelas, pikiran tidak saja bisa bertahan menghadapi arus informasi ini, tetapi dapat menanganinya dengan mudah.

2 Kemampuan tersebut hanyalah satu di antara banyak keajaiban otak manusia. Ada dua faktor yang tersangkut. Pertama, di batang otak ada jaringan saraf sebesar jari kelingking Anda. Jaringan ini disebut formasi retikula. Fungsinya seperti pusat pengendali lalu lintas, yaitu memantau jutaan pesan yang masuk ke otak, menyingkirkan yang sepele dan memilih yang terpenting untuk diperhatikan oleh korteks serebrum. Setiap detik, jaringan saraf yang kecil ini mengizinkan paling banyak beberapa ratus pesan saja untuk masuk ke pikiran yang sadar.

3 Kedua, perhatian kita sepertinya difokuskan lebih lanjut oleh gelombang yang menyapu otak kita 8 hingga 12 kali per detik. Gelombang ini menghasilkan periode kepekaan yang tinggi; dan pada periode itu, otak memperhatikan sinyal-sinyal yang lebih kuat lalu menindaklanjutinya. Konon, melalui gelombang-gelombang inilah otak melakukan pemindaian untuk berfokus pada hal-hal yang terpenting. Jadi, setiap detik, ada banyak sekali kesibukan yang berlangsung di dalam kepala kita!

Naluri—Hikmat yang Terprogram Sebelum Lahir


Pasal 13

 
”BEGITU menakjubkannya berbagai naluri sehingga bagi pembaca, perkembangan naluri mungkin akan tampak sebagai problem yang cukup besar yang dapat menggulingkan seluruh teori saya,” tulis Darwin. Ia rupanya merasa bahwa naluri merupakan masalah yang tidak bisa dijelaskan, karena ia selanjutnya mengatakan, ”Mungkin di sini saya bisa menyatakan bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang asal mula kekuatan mental, seperti juga tentang kehidupan itu sendiri.”1

2 Seperti Darwin, para ilmuwan sampai sekarang pun belum bisa memberikan penjelasan tentang naluri. Seorang evolusionis berkata, ”Faktanya, tidak ada sedikit pun tanda bahwa mekanisme genetik sanggup menurunkan pola perilaku yang spesifik. . . . Jika kita bertanya kepada diri sendiri bagaimana pola perilaku naluriah itu bisa muncul pada mulanya dan menjadi sesuatu yang diwariskan, kita tidak mendapat jawabannya.”2

3 Namun, tidak seperti Darwin dan para evolusionis lainnya, sebuah buku bertiras luas tentang burung dengan mudahnya memberikan penjelasan tentang salah satu naluri yang paling misterius—yang menyangkut migrasi. Buku itu mengatakan, ”Tidak diragukan, prosesnya merupakan proses evolusi: burung yang berasal dari iklim hangat mungkin menyebar ke tempat lain untuk mencari makanan.”3

Sabtu, 17 Agustus 2013

Siapa Penemu Pertamanya?


Pasal 12

 

”SAYA ragu,” kata seorang biolog, ”apakah kita memang adalah penemu seperti yang kita duga; kita cuma peniru.”1 Sering kali, manusia hanya meniru apa yang sudah dilakukan tumbuhan dan binatang selama ribuan tahun. Ada begitu banyak yang kita tiru dari makhluk hidup sehingga bidang ini diberi nama tersendiri—bionika.

2 Ilmuwan lain mengatakan bahwa hampir semua bidang fundamental dalam teknologi manusia ”telah diperkenalkan dan dimanfaatkan oleh berbagai makhluk hidup . . . sebelum manusia dapat memahami dan menguasai fungsi-fungsinya”. Sungguh menarik, ia menambahkan, ”Dalam banyak hal, teknologi manusia masih ketinggalan jauh dibandingkan alam.”2

3 Sewaktu Anda merenungkan kehebatan kemampuan makhluk hidup yang berusaha ditiru oleh manusia, apakah tampaknya masuk akal untuk percaya bahwa kemampuan itu terjadi secara kebetulan saja? Dan hal itu tidak hanya terjadi satu kali, tetapi berkali-kali pada makhluk-makhluk yang tidak saling berkaitan? Bukankah ini rancangan rumit yang menurut pengalaman hanya bisa dihasilkan oleh perancang yang brilian? Yakinkah Anda bahwa faktor kebetulan semata bisa menciptakan sesuatu yang belakangan hanya dapat ditiru oleh orang-orang pintar? Pikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut seraya Anda memperhatikan contoh-contoh berikut:

Makhluk Hidup yang Dirancang secara Menakjubkan


Pasal 11

 

SEWAKTU para antropolog menggali tanah dan menemukan sepotong batu tajam berbentuk segitiga, mereka menyimpulkan bahwa benda tersebut pasti telah dirancang oleh seseorang sebagai ujung anak panah. Para ilmuwan sependapat bahwa benda-benda seperti itu yang dirancang untuk suatu maksud tidak mungkin ada secara kebetulan.

2 Tetapi, berkenaan dengan makhluk hidup, logika yang sama sering diabaikan. Perancang tidak dianggap perlu. Padahal, organisme bersel tunggal yang paling sederhana, atau bahkan molekul DNA-nya yang berisi kode genetik, jauh lebih kompleks daripada batu berbentuk segitiga itu. Namun, para evolusionis berkeras bahwa semua ini tidak dirancang tetapi terbentuk oleh serangkaian kebetulan.

3 Sebenarnya, Darwin sendiri mengakui perlunya semacam daya rancang dan menurutnya, itu adalah tugas seleksi alam. ”Seleksi alam,” katanya, ”setiap hari dan setiap jam mencermati perbedaan-perbedaan terkecil di seluruh dunia; menyingkirkan yang buruk, mempertahankan dan menambahkan semua yang baik.”1 Namun, pandangan tersebut kini semakin kehilangan pamornya.

Bukti dari Planet yang Unik


Pasal 10

 

PLANET bumi kita sungguh memukau—permata yang indah dan unik di ruang angkasa. Para astronaut melaporkan bahwa, dilihat dari ruang angkasa, langit biru dan awan putihnya menjadikan bumi ”objek paling memikat yang dapat mereka lihat”.1

2 Namun, bumi tidak sekadar indah. ”Bumi adalah teka-teki ilmiah terbesar di bidang kosmologi, yang sangat sulit untuk dimengerti,” tulis Lewis Thomas dalam buku Discover. Ia menambahkan, ”Baru sekarang kita mulai memahami betapa unik dan menakjubkannya bumi ini, betapa memesonakan, objek paling cantik yang beredar mengelilingi matahari, terbungkus dalam gelembung atmosfer yang biru, menghasilkan dan menghirup oksigennya sendiri, memanfaatkan nitrogen dari udara untuk tanahnya, menghasilkan sendiri cuacanya.”2

3 Fakta yang juga menarik: Dari semua planet dalam tata surya kita, hanya di bumi para ilmuwan menemukan kehidupan. Dan, alangkah mengagumkannya keanekaragaman makhluk hidup yang ada di sana—organisme mikroskopis, serangga, tumbuhan, ikan, burung, binatang, dan manusia. Lagi pula, bumi adalah gudang harta yang sangat besar yang berisi segala yang dibutuhkan untuk menunjang semua jenis kehidupan itu. Memang, seperti yang diungkapkan buku The Earth, ”Bumi adalah keajaiban alam semesta, bola yang unik.”3

Alam Semesta yang Menakjubkan


Pasal 9

 

SELAMA ribuan tahun, manusia mengagumi langit yang berbintang. Pada malam yang cerah, bintang-bintang yang indah bertaburan bak permata yang berkilauan di kegelapan langit. Bumi yang bermandikan cahaya bulan memiliki pesona tersendiri.

2 Orang yang suka memikirkan apa yang ia lihat sering bertanya-tanya, ’Ada apa di langit sana? Bagaimana bisa begitu teratur? Dapatkah kita mengetahui asal mula semuanya itu?’ Tidak diragukan, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu kita mengetahui dengan lebih akurat mengapa ada bumi beserta manusia dan makhluk-makhluk hidup lain, dan apa yang akan terjadi di masa depan.

3 Berabad-abad yang silam, alam semesta dikira hanya terdiri dari beberapa ribu bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tetapi sekarang, dengan alat-alat canggih untuk memindai langit, para ilmuwan menyadari bahwa ada jauh lebih banyak lagi. Ternyata, yang mereka amati jauh lebih menakjubkan daripada yang pernah dibayangkan. Manusia terheran-heran akan kedahsyatan ukuran dan kerumitan semuanya itu. Sebagaimana dikomentari majalah National Geographic, apa yang kini manusia ketahui tentang alam semesta telah ”membuatnya terpana”.1

Mutasi—Dasar untuk Evolusi?


Pasal 8

 

ADA kesulitan lain yang dihadapi oleh teori evolusi. Bagaimana persisnya evolusi terjadi? Mekanisme dasar apa yang diperkirakan bisa membuat satu jenis makhluk hidup berevolusi menjadi jenis lain? Menurut para evolusionis, berbagai perubahan dalam inti sel turut berperan. Dan, yang terpenting dari semuanya adalah perubahan ”kebetulan” yang dikenal sebagai mutasi. Konon, perubahan mutasi ini khususnya menyangkut gen dan kromosom dalam sel kelamin, karena mutasi dalam bagian-bagian itu dapat diwariskan kepada keturunannya.

2 ”Mutasi . . . adalah dasar evolusi,” kata The World Book Encyclopedia.1 Dengan nada serupa, paleontolog Steven Stanley menyebut mutasi sebagai ”bahan mentah” bagi evolusi.2 Dan, ahli genetika Peo Koller menyatakan bahwa mutasi ”diperlukan untuk perkembangan evolusioner”.3

3 Namun, bukan sembarang mutasi yang dibutuhkan evolusi. Robert Jastrow menunjukkan perlunya ”mutasi-mutasi menguntungkan yang terakumulasi secara perlahan”.4 Dan, Carl Sagan menambahkan, ”Mutasi—perubahan mendadak pada hereditas—menyediakan bahan mentah evolusi. Lingkungan menyeleksi beberapa mutasi yang meningkatkan kesanggupan untuk bertahan hidup, menghasilkan serangkaian transformasi yang lambat dari satu bentuk kehidupan menjadi bentuk lain, asal mula spesies baru.”5