Pasal 8
ADA kesulitan lain yang dihadapi oleh teori evolusi. Bagaimana
persisnya evolusi terjadi? Mekanisme dasar apa yang diperkirakan bisa membuat
satu jenis makhluk hidup berevolusi menjadi jenis lain? Menurut para
evolusionis, berbagai perubahan dalam inti sel turut berperan. Dan, yang
terpenting dari semuanya adalah perubahan ”kebetulan” yang dikenal sebagai mutasi.
Konon, perubahan mutasi ini khususnya menyangkut gen dan kromosom dalam sel
kelamin, karena mutasi dalam bagian-bagian itu dapat diwariskan kepada
keturunannya.
2 ”Mutasi . . . adalah dasar evolusi,”
kata The World Book Encyclopedia.1
Dengan nada serupa, paleontolog Steven Stanley menyebut mutasi sebagai ”bahan
mentah” bagi evolusi.2 Dan, ahli genetika Peo Koller menyatakan
bahwa mutasi ”diperlukan untuk perkembangan evolusioner”.3
3 Namun, bukan sembarang mutasi yang dibutuhkan
evolusi. Robert Jastrow menunjukkan perlunya ”mutasi-mutasi menguntungkan yang
terakumulasi secara perlahan”.4 Dan, Carl Sagan menambahkan,
”Mutasi—perubahan mendadak pada hereditas—menyediakan bahan mentah evolusi.
Lingkungan menyeleksi beberapa mutasi yang meningkatkan kesanggupan untuk
bertahan hidup, menghasilkan serangkaian transformasi yang lambat dari satu
bentuk kehidupan menjadi bentuk lain, asal mula spesies baru.”5
4 Dikatakan juga bahwa mutasi mungkin merupakan
faktor kunci untuk menghasilkan perubahan cepat dalam teori ”keseimbangan
terganggu”. John Gliedman menulis dalam Science Digest, ”Para
perevisi evolusi percaya bahwa mutasi dalam gen-gen regulator utama itulah
motor penggerak genetik yang dibutuhkan dalam teori perubahan mendadak yang
mereka gagas.” Namun, zoolog asal Inggris Colin Patterson mengatakan, ”Orang
bisa berspekulasi apa saja. Kita tidak tahu apa-apa tentang gen-gen regulator
induk ini.”6 Tetapi, terlepas dari spekulasi demikian, pada umumnya
dipercaya bahwa mutasi yang konon terlibat dalam evolusi itu adalah
kecelakaan-kecelakaan kecil yang terakumulasi dalam jangka waktu lama.
5 Bagaimana asal mula mutasi? Kebanyakan mutasi
diduga terjadi dalam proses reproduksi sel yang normal. Tetapi, eksperimen
memperlihatkan bahwa mutasi juga dapat disebabkan oleh faktor luar seperti
radiasi dan zat kimia. Seberapa seringkah mutasi terjadi? Reproduksi bahan
genetik dalam sel sangatlah konsisten. Jika dilihat dari jumlah sel yang
membelah diri dalam satu makhluk hidup, mutasi relatif jarang terjadi.
Sebagaimana dikomentari oleh Encylopedia Americana, reproduksi
”rantai DNA yang menyusun sebuah gen luar biasa akurat. Kesalahan dalam
penggandaan atau penyalinan adalah kecelakaan yang jarang terjadi”.7
Berguna atau Merugikan?
6 Jika mutasi yang menguntungkan adalah dasar
evolusi, ada berapa banyak mutasi yang menguntungkan? Mengenai hal ini, para
evolusionis sangat sepaham. Misalnya, Carl Sagan menyatakan, ”Kebanyakan di
antaranya merugikan atau mematikan.”8 Peo Koller menyatakan,
”Sebagian besar mutasi membahayakan bagi si pembawa gen yang bermutasi itu.
Menurut eksperimen, untuk satu mutasi yang berhasil atau berguna, ada ribuan
yang merugikan.”9
7 Jadi, selain mutasi yang ”netral”, perbandingan
antara mutasi yang merugikan dan yang dianggap bermanfaat adalah ribuan
berbanding satu. ”Hasil semacam itu memang wajar untuk perubahan yang kebetulan
terjadi pada suatu organisasi yang rumit,” kata Encyclopædia Britannica.10
Itulah sebabnya mutasi dinyatakan sebagai penyebab ratusan penyakit yang
ditentukan oleh faktor genetik.11
8 Karena mutasi bersifat merugikan, Encyclopedia
Americana mengakui, ”Fakta bahwa kebanyakan mutasi merusak organisme
tampaknya sulit disatukan dengan pendapat bahwa mutasi adalah sumber bahan
mentah bagi evolusi. Memang, mutan yang digambarkan dalam buku-buku biologi
adalah sekumpulan makhluk yang aneh dan mengerikan, dan mutasi tampaknya
merupakan proses yang menghancurkan, bukannya membangun.”12 Sewaktu
serangga yang bermutasi diadu dengan serangga normal, hasilnya selalu sama.
Seperti dinyatakan G. Ledyard Stebbins, ”Cepat atau lambat, mutan-mutan
itu tersingkir.”13 Mereka tidak sanggup bersaing karena mereka tidak
menjadi lebih baik, malah lebih buruk dan mempunyai kelemahan.
9 Dalam bukunya The Wellsprings of
Life, penulis sains Isaac Asimov mengakui, ”Kebanyakan mutasi berakibat
buruk.” Namun, ia kemudian menegaskan, ”Dalam jangka panjang, pastinya, mutasi
membuat perjalanan evolusi terus maju dan meningkat.”14 Tetapi,
benarkah demikian? Apakah suatu proses yang mengakibatkan kerusakan lebih dari
999 kali di antara 1.000 dapat dianggap menguntungkan? Jika Anda ingin
membangun rumah, apakah Anda akan mempekerjakan tukang yang menghasilkan ribuan
pekerjaan yang rusak sebelum membuat satu pekerjaan yang benar? Jika seorang
sopir membuat ribuan keputusan yang salah sebelum membuat satu keputusan yang
benar sewaktu mengemudi, maukah Anda menumpang di mobilnya? Jika seorang ahli
bedah membuat ribuan kesalahan sebelum melakukan satu tindakan operasi yang
benar, maukah Anda dibedah olehnya?
10 Ahli genetika Dobzhansky pernah berkata,
”Suatu kecelakaan, perubahan acak, pada setiap mekanisme yang rumit tidak
mungkin menghasilkan perbaikan. Menyodok mesin arloji atau radio dengan tongkat
hampir tidak pernah membuatnya bekerja lebih baik.”15 Karena itu,
renungkanlah: Apakah tampaknya masuk akal bahwa semua sel, organ, tangan dan
kaki, serta proses yang luar biasa kompleks di dalam makhluk hidup dibangun
dengan sebuah proses yang menghancurkan?
Dapatkah Mutasi Menghasilkan Sesuatu yang Baru?
11 Sekalipun semua mutasi bersifat menguntungkan,
dapatkah hal itu menghasilkan sesuatu yang baru? Tidak. Mutasi hanya dapat
menghasilkan variasi dari suatu sifat yang sudah ada. Mutasi menghasilkan
variasi, tetapi tidak pernah sesuatu yang baru.
12 The World Book Encyclopedia
memberikan contoh tentang apa yang mungkin terjadi dengan mutasi yang
menguntungkan, ”Tanaman di daerah kering mungkin memiliki gen mutan yang
menyebabkan akarnya tumbuh lebih besar dan lebih kuat. Tanaman tersebut lebih
mampu bertahan hidup daripada tanaman lain dari spesies yang sama karena
akarnya bisa menyerap lebih banyak air.”16 Tetapi apakah ia menjadi
tanaman yang baru? Tidak, ia masih tanaman yang sama. Tanaman itu tidak
berevolusi menjadi tanaman lain.
13 Mutasi bisa mengubah warna atau tekstur rambut
seseorang. Tetapi, rambut tetap rambut, tidak akan menjadi bulu unggas. Tangan
seseorang mungkin berubah karena mutasi sehingga jari-jarinya tidak normal.
Kadang-kadang ada tangan yang mungkin memiliki enam jari atau cacat lain.
Tetapi, tangan tetap tangan, tidak pernah berubah menjadi sesuatu yang berbeda.
Tidak muncul sesuatu yang baru, dan tidak akan pernah.
Eksperimen pada Lalat Buah
14 Tidak banyak eksperimen mutasi yang dapat
menyamai eksperimen ekstensif yang pernah dilakukan atas lalat buah biasa, Drosophila
melanogaster. Sejak awal tahun 1900-an, para ilmuwan sengaja menyinari
jutaan lalat ini dengan sinar X. Hasilnya, jumlah mutasi meningkat lebih
dari seratus kali lipat yang normal.
15 Setelah puluhan tahun
bereksperimen, apa hasilnya? Dobzhansky mengungkapkan salah satu
hasilnya, ”Mutan Drosophila yang dapat dikenali dengan jelas, yang
menjadi objek dari begitu banyak penelitian klasik di bidang genetika, hampir
semua memiliki ketahanan, kesuburan, dan umur yang lebih rendah daripada yang
dimiliki lalat liar.”17 Hasil lain adalah bahwa mutasi tidak pernah
menghasilkan sesuatu yang baru. Lalat-lalat itu memiliki sayap, kaki, serta
tubuh yang berubah bentuk dan cacat lainnya, tetapi mereka tetap lalat buah.
Dan, sewaktu lalat mutan kawin dengan sesama lalat mutan, setelah beberapa
generasi, ternyata beberapa lalat yang normal mulai muncul. Jika dibiarkan
dalam keadaan alami, lalat normal ini pada akhirnya lebih dapat bertahan hidup
daripada lalat mutan yang lebih lemah, sehingga lalat buah terpelihara dalam
bentuk semula.
16 Kode hereditas, DNA, memiliki kemampuan yang
menakjubkan untuk memperbaiki diri. Kemampuan ini turut melestarikan jenis
organisme yang diatur oleh kode tersebut. Scientific American menguraikan
tentang bagaimana ”kehidupan setiap organisme dan kelangsungannya dari generasi
ke generasi” dilestarikan ”oleh enzim-enzim yang terus memperbaiki” kerusakan
genetik. Jurnal tersebut mengatakan, ”Khususnya, kerusakan serius pada molekul
DNA dapat memicu reaksi darurat untuk membentuk lebih banyak enzim perbaikan.”18
17 Maka, dalam buku Darwin Retried,
sang pengarang menceritakan hal berikut tentang seorang ahli genetika yang
disegani, mendiang Richard Goldschmidt, ”Setelah bertahun-tahun mengamati
mutasi pada lalat buah, Goldschmidt putus asa. Ia mengeluh bahwa
perubahan-perubahannya terlalu mikro [kecil] sehingga kalaupun seribu mutasi
digabungkan dalam satu spesimen, tetap tidak akan muncul spesies baru.”19
Ngengat Berbintik
18 Dalam buku-buku evolusi, ngengat berbintik
dari Inggris sering disebut sebagai contoh evolusi yang sedang berlangsung pada
zaman modern. The International Wildlife Encyclopedia
menyatakan, ”Ini perubahan evolusioner paling mencolok yang pernah disaksikan
oleh manusia.”20 Setelah menyatakan bahwa Darwin merasa resah karena
tidak sanggup memperlihatkan evolusi dari satu spesies pun, Jastrow, dalam
bukunya Red Giants and White Dwarfs,
menambahkan, ”Seandainya saja ia tahu, sudah ada sebuah contoh yang dapat
memberinya bukti yang diperlukan. Contoh ini memang sangat langka.”21
Contoh yang dimaksud tentu saja ngengat berbintik.
19 Sebenarnya, apa yang terjadi pada ngengat
berbintik? Pada mulanya, ngengat yang berwarna putih lebih banyak jumlahnya
daripada yang berwarna hitam. Tipe yang putih ini dapat tersamar pada
batang-batang pohon yang berwarna cerah sehingga ia lebih terlindung dari
burung. Tetapi belakangan, karena polusi bertahun-tahun dari daerah industri,
batang-batang pohon pun menjadi hitam. Kini, warna putih justru merugikan,
sebab burung dapat lebih cepat menangkap serta memangsa mereka. Alhasil, varian
ngengat berbintik yang berwarna hitam, yang dikatakan sebagai mutan, bisa lebih
bertahan hidup sebab burung sulit melihat mereka pada pohon yang menghitam
akibat jelaga. Varian ngengat hitam segera menjadi dominan.
20 Tetapi, apakah ngengat itu berevolusi menjadi
tipe serangga lain? Tidak, ia tetap ngengat berbintik yang sama, hanya warnanya
yang berbeda. Maka, jurnal kedokteran Inggris On Call menyatakan
bahwa penggunaan ngengat ini untuk membuktikan evolusi adalah ”contoh yang
sangat buruk”. Buku tersebut menyatakan, ”Ini adalah contoh yang sangat bagus
untuk fungsi penyamaran, tetapi, karena dimulai dan berakhir dengan ngengat dan
tidak ada spesies baru yang terbentuk, sangatlah tidak relevan jika ini
dijadikan bukti pendukung evolusi.”22
21 Pernyataan yang tidak akurat bahwa ngengat
berbintik sedang berevolusi serupa dengan beberapa contoh lain. Misalnya,
karena beberapa kuman kebal terhadap antibiotik, dikatakan bahwa evolusi sedang
terjadi. Tetapi, kuman yang lebih kuat itu tetap jenis kuman yang sama, tidak
berevolusi menjadi bentuk lain. Dan, bahkan diakui bahwa perubahan tersebut
mungkin terjadi, bukan karena mutasi, melainkan karena beberapa kuman memang
sudah kebal sejak semula. Sewaktu yang lain mati oleh obat-obatan, kuman yang
kebal berkembang biak dan menjadi dominan. Sebagaimana dikatakan Evolution
From Space, ”Tetapi, sepertinya kasus ini tak lebih dari sekadar
seleksi atas gen-gen yang sudah ada.”23
22 Proses yang sama mungkin juga terjadi pada
beberapa serangga yang kebal terhadap racun yang dipakai untuk membunuhnya.
Entah racun itu dapat membunuh serangga-serangga tersebut, atau racun itu tidak
ampuh. Serangga yang terbunuh tidak bisa mengembangkan kekebalan, karena mereka
telah mati. Fakta bahwa serangga lain tetap hidup bisa berarti bahwa mereka
memang sudah kebal sejak semula. Kekebalan demikian adalah faktor genetik yang
ada pada serangga tertentu tetapi tidak pada serangga lainnya. Apa pun yang
terjadi, serangga itu tetap sama jenisnya, tidak berevolusi menjadi sesuatu yang
lain.
”Menurut Jenisnya”
23 Pernyataan yang sekali lagi diteguhkan oleh
mutasi adalah rumus di Kejadian pasal 1: Makhluk hidup berkembang biak hanya
”menurut jenisnya”. Alasannya, kode genetik menjaga agar tanaman atau binatang
tidak berubah terlalu jauh dari bentuknya yang umum. Banyak variasi bisa
terjadi (seperti yang dapat kita lihat, misalnya, di antara manusia, kucing,
atau anjing) tetapi perubahannya tidak terlalu besar untuk mengubahnya menjadi
makhluk lain. Setiap eksperimen mutasi yang pernah dilakukan telah membuktikan
hal ini. Yang juga terbukti adalah hukum biogenesis, bahwa kehidupan hanya
berasal dari kehidupan yang sudah ada sebelumnya, dan bahwa organisme induk
sama ”jenisnya” dengan keturunannya.
24 Eksperimen penangkaran juga mendukung hal ini.
Para ilmuwan telah mencoba untuk terus mengubah berbagai binatang dan tanaman
melalui kawin silang. Mereka ingin melihat, apakah pada akhirnya, mereka dapat
mengembangkan bentuk kehidupan yang baru. Apa hasilnya? On Call
melaporkan, ”Para penangkar biasanya mendapati bahwa setelah beberapa generasi,
suatu titik optimum dicapai dan tidak bisa lagi dibuat perbaikan lebih lanjut,
dan belum pernah ada spesies baru yang terbentuk . . . Karena itu,
penangkaran tampaknya justru membuktikan kekeliruan evolusi, bukan
mendukungnya.”24
25 Pernyataan serupa dimuat dalam majalah Science,
”Spesies memang memiliki kemampuan untuk mengalami modifikasi kecil pada ciri
fisik dan ciri lainnya, tetapi ini terbatas dan dalam jangka panjang, hal ini
nyata dari variasi yang tidak terlalu besar [rata-rata].”25 Jadi,
kalau begitu, yang diwarisi makhluk hidup bukanlah kesanggupan untuk terus
berubah, melainkan (1) kestabilan dan (2) keterbatasan variasi.
26 Maka, buku Molecules to Living
Cells menyatakan, ”Sel dari sebatang wortel atau dari liver seekor tikus
secara konsisten mempertahankan identitas jaringan dan organismenya
masing-masing meskipun telah bereproduksi sebanyak apa pun.”26
Selain itu, Symbiosis in Cell Evolution mengatakan,
”Semua kehidupan . . . bereproduksi dengan ketepatan yang
menakjubkan.”27 Scientific American juga menyatakan,
”Makhluk hidup sangat beraneka ragam bentuknya, tetapi bentuk tersebut luar
biasa konstan dalam setiap garis keturunan: babi tetap babi dan pohon ek tetap
pohon ek dari generasi ke generasi.”28 Seorang penulis ilmiah juga
berkomentar, ”Tanaman mawar selalu berbunga mawar, tidak pernah bunga kamelia.
Kambing melahirkan kambing, bukan domba.” Ia menyimpulkan bahwa mutasi ”tidak
dapat dianggap sebagai penyebab evolusi secara keseluruhan—penyebab adanya
ikan, reptilia, burung, dan mamalia”.29
27 Variasi dalam suatu jenis adalah pokok yang
mempengaruhi pemikiran Darwin yang mula-mula tentang evolusi. Sewaktu berada di
Kepulauan Galápagos, ia mengamati sejenis burung kenari. Burung ini adalah dari
jenis yang sama dengan induknya di benua Amerika Selatan, yang tampaknya
merupakan tempat asalnya. Tetapi, ada perbedaan yang menarik, seperti bentuk
paruhnya. Darwin menafsirkan hal ini sebagai evolusi yang sedang berlangsung.
Tetapi, itu sebenarnya hanyalah contoh variasi dalam satu jenis, yang
dimungkinkan oleh kode genetik suatu makhluk. Burung kenari tetap burung
kenari, tidak berubah menjadi makhluk lain dan tidak akan pernah berubah.
28 Jadi, keterangan buku Kejadian selaras
sepenuhnya dengan fakta ilmiah. Jika Anda menanam benih, hasil yang diperoleh
hanya ”menurut jenisnya”, sehingga Anda bisa menggarap kebun dengan yakin akan
keterandalan hukum tersebut. Bila kucing beranak, keturunannya selalu kucing.
Bila manusia melahirkan, anak-anak mereka selalu manusia. Ada variasi warna,
ukuran, dan bentuk, tetapi tidak pernah keluar dari batas jenis tersebut.
Pernahkah Anda menyaksikan sendiri hal yang sebaliknya? Tidak ada yang pernah.
Bukan Dasar untuk Evolusi
29 Kesimpulannya jelas. Perubahan genetik secara
kebetulan sebanyak apa pun tidak dapat mengubah satu jenis kehidupan menjadi
jenis lain. Sebagaimana pernah dikatakan biolog Prancis, Jean Rostand, ”Tidak,
tanpa diragukan, menurut saya tidak mungkin ’kesalahan’ dalam hereditas ini
dapat membangun seluruh dunia, dengan keanekaragaman bentuk serta
kecermatannya, ’adaptasi’-nya yang menakjubkan, meskipun bekerja sama dengan
seleksi alam, meskipun dengan keuntungan berupa periode waktu yang luar biasa
lama bagi evolusi untuk bekerja dalam kehidupan.”30
30 Dengan nada serupa, ahli genetika
C. H. Waddington menyatakan tentang kepercayaan pada mutasi, ”Teori
ini seumpama Anda mula-mula memiliki empat belas baris kalimat yang logis dalam
bahasa Inggris lalu mengubah hurufnya satu demi satu, mempertahankan hanya
kata-kata yang masih punya makna, dan akhirnya akan diperoleh salah satu karya
Shakespeare. . . . benar-benar penalaran yang gila, dan menurut
saya, kita tidak sebodoh itu.”31
31 Kebenarannya memang seperti yang dinyatakan
Profesor John Moore, ”Berdasarkan penyelidikan dan analisis yang ketat, setiap
pernyataan dogmatis . . . bahwa mutasi gen merupakan bahan mentah
untuk proses evolusi yang menyangkut seleksi alam adalah dongeng isapan
jempol.”32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar