Pasal 9
SELAMA ribuan tahun, manusia mengagumi langit yang
berbintang. Pada malam yang cerah, bintang-bintang yang indah bertaburan bak
permata yang berkilauan di kegelapan langit. Bumi yang bermandikan cahaya bulan
memiliki pesona tersendiri.
2 Orang yang suka memikirkan apa yang ia lihat
sering bertanya-tanya, ’Ada apa di langit sana? Bagaimana bisa begitu teratur?
Dapatkah kita mengetahui asal mula semuanya itu?’ Tidak diragukan, jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu kita mengetahui dengan lebih akurat
mengapa ada bumi beserta manusia dan makhluk-makhluk hidup lain, dan apa yang
akan terjadi di masa depan.
3 Berabad-abad yang silam, alam semesta dikira
hanya terdiri dari beberapa ribu bintang yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Tetapi sekarang, dengan alat-alat canggih untuk memindai langit,
para ilmuwan menyadari bahwa ada jauh lebih banyak lagi. Ternyata, yang mereka
amati jauh lebih menakjubkan daripada yang pernah dibayangkan. Manusia
terheran-heran akan kedahsyatan ukuran dan kerumitan semuanya itu. Sebagaimana
dikomentari majalah National Geographic, apa yang kini manusia
ketahui tentang alam semesta telah ”membuatnya terpana”.1
Ukurannya yang Menakjubkan
4 Beberapa abad yang lampau, para astronom yang
mengamati langit dengan teleskop kuno telah melihat gumpalan-gumpalan
menyerupai awan. Mereka mengira bahwa ini adalah sekumpulan gas yang dekat
letaknya. Tetapi, pada tahun 1920-an, sewaktu teleskop yang lebih besar, dan
lebih kuat mulai digunakan, ternyata ”gas-gas” ini adalah sesuatu yang jauh
lebih besar dan lebih hebat: galaksi-galaksi.
5 Galaksi adalah sekumpulan besar bintang, gas
dan materi lain yang mengelilingi sebuah inti di tengah. Ada yang menyebut
galaksi sebagai alam semesta tersendiri. Misalnya, perhatikan galaksi tempat
tinggal kita, yang disebut Bima Sakti. Tata surya kita, yakni matahari, bumi,
dan planet-planet lain beserta bulan-bulannya, adalah bagian dari galaksi ini.
Tetapi, itu hanya bagian yang sangat kecil, karena ada lebih dari 100 miliar
bintang di galaksi Bima Sakti kita! Beberapa ilmuwan memperkirakan sedikitnya
ada 200 sampai 400 miliar bintang. Dan, seorang editor sains bahkan menyatakan,
”Mungkin ada kira-kira lima hingga sepuluh triliun bintang dalam galaksi Bima
Sakti.”2
6 Diameter galaksi kita luar biasa panjang
sehingga seandainya Anda bergerak dengan kecepatan cahaya (300.000 kilometer per
detik), diperlukan 100.000 tahun untuk melintasinya! Berapa
panjang jarak tersebut? Nah, karena cahaya menempuh jarak sekitar
9,5 triliun (9.500.000.000.000) kilometer dalam setahun, kalikan angka
tersebut dengan 100.000 dan jawabannya: galaksi Bima Sakti kita berdiameter
kira-kira 950 ribu triliun (950.000.000.000.000.000) kilometer! Jarak
rata-rata antarbintang dalam galaksi kita dikatakan sekitar enam tahun cahaya,
atau kira-kira 58 triliun kilometer.
7 Manusia nyaris tidak dapat membayangkan ukuran
dan jarak sebesar itu. Tetapi, galaksi kita hanyalah satu dari semua
yang ada di luar angkasa! Ada lagi yang jauh lebih mencengangkan: Begitu banyak
galaksi kini telah dideteksi sehingga dikatakan bahwa ”banyaknya bagaikan
helai-helai rumput di padang”.3 Ada kira-kira sepuluh miliar galaksi
di alam semesta yang dapat diamati! Tetapi, masih banyak lagi yang berada di
luar jangkauan teleskop sekarang ini. Beberapa astronom memperkirakan bahwa ada
100 miliar galaksi di alam semesta! Dan, setiap galaksi mungkin memiliki
ratusan miliar bintang!
Gugusan Galaksi
8 Namun, itu belum semua. Galaksi-galaksi yang
dahsyat ini tidak bertebaran begitu saja di angkasa, tetapi tersusun dalam kelompok-kelompok
tertentu yang disebut gugusan, seperti setandan buah anggur. Ribuan gugusan
galaksi telah diamati dan difoto.
9 Beberapa gugusan memiliki relatif sedikit
galaksi. Galaksi Bima Sakti kita, misalnya, adalah bagian dari gugusan yang
terdiri dari kira-kira dua puluh galaksi. Di dalam kelompok ini, ada satu
galaksi ”tetangga” yang dapat dilihat tanpa bantuan teleskop pada malam yang
cerah. Itulah galaksi Andromeda yang berbentuk spiral seperti galaksi kita.
10 Gugusan galaksi lain terdiri dari puluhan,
mungkin ratusan bahkan ribuan galaksi. Salah satu gugusan diperkirakan terdiri
dari sekitar 10.000 galaksi! Jarak rata-rata antargalaksi di dalam
satu gugusan bisa jadi sekitar satu juta tahun cahaya. Namun, jarak dari satu
gugusan ke gugusan lain mungkin seratus kali lipatnya. Bahkan ada bukti bahwa
gugusan-gugusan itu pun tersusun dalam ”megagugusan”, seperti tandan-tandan
buah anggur pada tanaman anggur. Benar-benar ukuran yang luar biasa besar dan
organisasi yang hebat!
Organisasi Serupa
11 Dalam tata surya kita terdapat tatanan lain
yang sangat terorganisasi. Matahari, sebagai bintang berukuran sedang, adalah
”nukleus”, atau inti, yang dikelilingi oleh bumi dan planet-planet lain beserta
bulan masing-masing, pada orbit yang tepat. Tahun demi tahun, semua itu
berputar dengan ketepatan matematis yang luar biasa sehingga para astronom
dapat dengan akurat memprediksikan posisi benda-benda langit itu di masa depan.
12 Jika kita beralih ke benda yang teramat
kecil—atom—kita melihat ketepatan yang sama. Sebuah atom memiliki susunan yang
menakjubkan, menyerupai susunan tata surya. Dalam atom terdapat sebuah nukleus
berisi partikel-partikel yang disebut proton dan neutron, yang dikelilingi oleh
elektron-elektron kecil yang mengorbit. Semua materi terbuat dari bahan-bahan
pembentuk ini. Yang membedakan satu zat dengan zat lain adalah jumlah proton
dan neutron di dalam nukleus serta jumlah dan susunan elektron yang berputar
mengitarinya. Ini susunan yang menakjubkan, karena semua elemen pembentuk
materi dapat disusun dalam urutan yang tepat menurut jumlah bahan pembentuk
yang ada.
Mengapa Bisa Begitu Terorganisasi?
13 Seperti yang telah kita ketahui, ukuran alam
semesta benar-benar dahsyat. Begitu juga susunannya yang menakjubkan. Dari yang
luar biasa besar hingga yang teramat kecil, dari gugusan galaksi hingga atom,
alam semesta dicirikan oleh pengorganisasian yang hebat. Majalah Discover
menyatakan, ”Kita terheran-heran melihat susunan tersebut, dan para kosmolog
serta fisikawan kita terus menemukan aspek-aspek baru yang mencengangkan pada
susunan tersebut. . . . Dulu kita menyebutnya sebagai mukjizat, dan
kita masih rela menyebut seluruh alam semesta sebagai keajaiban.”4
Struktur yang teratur ini diakui bahkan dalam istilah umum astronomi untuk alam
semesta—”kosmos”. Menurut definisi sebuah kamus, kosmos adalah ”alam semesta
yang sistematis, harmonis, dan teratur”.5
14 Mantan astronaut John Glenn menyebutkan
tentang ”ketertiban seluruh alam semesta di sekitar kita”, dan bahwa
galaksi-galaksi ”semuanya bergerak di orbit yang ditentukan untuk
masing-masing”. Maka, ia bertanya, ”Mungkinkah ini terjadi begitu saja? Apakah secara
kebetulan sekumpulan benda yang tidak karuan tiba-tiba mulai menghasilkan
orbit-orbit ini dengan sendirinya?” Ia menyimpulkan, ”Menurut saya itu tidak
mungkin. . . . Suatu Kekuatan menempatkan itu semua dalam orbit dan
menjaganya agar tetap di sana.”6
15 Ya, alam semesta diorganisasi dengan begitu
cermat sehingga manusia dapat menggunakan benda-benda langit sebagai patokan
untuk menentukan waktu. Tetapi, setiap alat penunjuk waktu yang bagus pasti
merupakan hasil pikiran yang sistematis dan mampu merancang. Dan, pikiran yang
sistematis dan dapat merancang hanya bisa dimiliki oleh pribadi yang cerdas.
Lalu, bagaimana dengan rancangan dan keterandalan yang jauh lebih kompleks di
seluruh alam semesta? Bukankah ini juga tanda adanya perancang, pembuat, pikiran—kecerdasan?
Dan, apakah masuk akal untuk beranggapan bahwa kecerdasan bisa ada tanpa suatu
pribadi?
16 Tidak dapat disangkal: Di balik organisasi
yang hebat ada organisator yang hebat. Sepanjang yang kita ketahui, tidak ada
sesuatu yang terorganisasi yang terjadi begitu saja, secara kebetulan.
Sebaliknya, berdasarkan pengalaman hidup kita, segala yang terorganisasi pasti
ada organisatornya. Setiap mesin, komputer, bangunan, ya, bahkan pensil dan
kertas, ada pembuatnya, perancangnya. Maka, masuk akal jika organisasi yang
jauh lebih rumit dan menakjubkan di alam semesta memiliki organisator juga.
Setiap Hukum Ada Pembuatnya
17 Selain itu, seluruh alam semesta, dari atom
hingga galaksi, diatur oleh hukum-hukum fisika yang pasti. Sebagai contoh, ada
hukum yang mengatur panas, cahaya, suara, dan gravitasi. Menurut fisikawan
Stephen W. Hawking, ”Semakin banyak kita meneliti alam semesta, ternyata
tidak ada yang bergerak semaunya tetapi semua mengikuti hukum-hukum tertentu
yang telah dirumuskan dengan baik dan bekerja dalam berbagai bidang. Tampaknya
sangat logis untuk memperkirakan adanya beberapa prinsip pemersatu, sehingga
semua hukum adalah bagian dari suatu hukum yang lebih luas.”7
18 Pakar roket Wernher von Braun menyatakan lebih
jauh lagi, ”Hukum-hukum alam di jagat raya ini begitu tepat sehingga tidak
sulit bagi kita untuk membuat pesawat ruang angkasa untuk terbang ke bulan dan
kita dapat mengukur waktu penerbangan dengan ketepatan sepersekian detik. Pasti
ada pribadi yang telah menetapkan hukum-hukum ini.”8 Para ilmuwan
yang ingin meluncurkan roket yang mengorbit bumi, atau bulan, harus bekerja
sama dengan hukum-hukum universal tersebut, jika ingin berhasil.
19 Sehubungan dengan hukum, kita mengakui bahwa
hukum berasal dari suatu badan pembuat hukum. Untuk tanda lalu lintas yang
menyatakan ”Stop”, pasti ada orang atau sekelompok orang yang membuat hukum
tersebut. Maka, bagaimana dengan hukum-hukum universal yang mengatur alam
semesta fisik? Hukum yang dibuat dengan begitu hebat pasti merupakan bukti
adanya pembuat hukum yang supercerdas.
Sang Organisator dan Pembuat Hukum
20 Setelah mengomentari segala ketertiban dan
hukum yang istimewa, yang begitu nyata di alam semesta, Science News
mengatakan, ”Sesudah merenungkan hal-hal ini, para kosmolog merasa resah karena
keadaan-keadaan yang begitu terperinci dan tepat tampaknya mustahil muncul
secara acak. Satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan
mengatakan bahwa segala sesuatu telah dirancang dan menyatakannya berasal dari
Kekuatan Ilahi.”9
21 Banyak orang, termasuk banyak ilmuwan, enggan
mengakui hal itu. Tetapi, yang lain bersedia mengakui apa yang terus dibuktikan
oleh fakta-fakta—kecerdasan. Mereka mengakui bahwa ukuran yang luar biasa besar
itu, ketepatan dan hukum yang ada di seluruh alam semesta tidak mungkin terjadi
secara kebetulan. Semua ini pasti hasil dari pikiran yang sangat cemerlang.
22 Berikut ini kesimpulan yang dinyatakan oleh
seorang penulis Alkitab tentang langit, ”Layangkanlah pandanganmu ke tempat
tinggi dan lihatlah. Siapa yang menciptakan hal-hal ini? Ini adalah Pribadi
yang membawa keluar pasukan mereka menurut jumlahnya, yang semuanya ia panggil
dengan namanya.” ”Pribadi” itu dikenal sebagai ”Pencipta langit dan Pribadi
Agung yang membentangkannya”.—Yesaya 40:26; 42:5.
Sumber Energi
23 Hukum-hukum universal mengatur semua materi
yang ada. Tetapi, dari mana asal semua materi tersebut? Dalam buku Cosmos,
Carl Sagan mengatakan, ”Pada permulaan alam semesta ini, tidak ada galaksi,
bintang atau planet, tidak ada kehidupan atau peradaban.” Ia menyebut perubahan
dari keadaan hampa tersebut menjadi alam semesta sekarang ini sebagai
”transformasi materi dan energi yang paling menakjubkan yang bisa kita lihat
sekilas”.10
24 Itulah kunci untuk memahami proses terjadinya
alam semesta: Transformasi energi dan materi pasti tersangkut di sini. Hubungan
ini dibuktikan oleh rumus Einstein yang terkenal, E=mc2 (energi
sama dengan massa kali kecepatan cahaya pangkat dua). Satu kesimpulan yang
didapat dari rumus ini ialah bahwa materi dapat dihasilkan dari energi, sama
seperti energi yang sangat besar dapat dihasilkan dari materi. Bom atom adalah
bukti pernyataan yang disebutkan terakhir. Maka, astrofisikawan Josip Kleczek
menyatakan, ”Kebanyakan dan mungkin semua partikel dasar bisa diciptakan dengan
mengubah energi menjadi materi.”11
25 Jadi, ada bukti ilmiah bahwa sumber energi
yang tidak terbatas memiliki bahan mentah untuk menciptakan materi alam
semesta. Penulis Alkitab yang dikutip di atas mencatat bahwa sumber energi ini
adalah pribadi hidup yang cerdas, dengan mengatakan, ”Karena energi dinamisnya
yang berlimpah, dan kekuasaannya sangat besar,
tidak satu pun dari mereka [benda-benda langit] tidak hadir.” Jadi, dari sudut
pandang Alkitab, sumber energi yang tidak terbatas inilah yang dimaksud dalam
Kejadian 1:1, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Permulaan yang Tidak Kacau
26 Dewasa ini, para ilmuwan umumnya mengakui
bahwa alam semesta memiliki permulaan. Sebuah teori terkenal yang mencoba
menjelaskan permulaan ini dikenal sebagai teori Big Bang [Ledakan
Dahsyat]. ”Hampir semua pembahasan tentang asal mula alam semesta baru-baru ini
didasarkan atas teori Big Bang,” kata Francis Crick.12
Jastrow menyebut ”ledakan” kosmis ini sebagai ”momen penciptaan yang
sesungguhnya”.13 Tetapi, seperti yang diakui oleh astrofisikawan John
Gribbin dalam New Scientist, walaupun para ilmuwan ”pada umumnya
mengaku mampu menjelaskan dengan sangat terperinci” apa yang terjadi setelah
”momen” ini, apa yang menyebabkan ”terjadinya penciptaan itu masih merupakan
misteri”. Dan, ia berpikir, ”mungkin benar juga bahwa Allah yang membuatnya”.14
27 Namun, kebanyakan ilmuwan tidak bersedia
menyatakan bahwa penyebab ”terjadinya” penciptaan ini adalah Allah. Maka,
ledakan tersebut biasanya dikatakan kacau-balau, seperti ledakan bom nuklir.
Tetapi, apakah ledakan seperti ini menghasilkan organisasi yang lebih baik?
Apakah bom yang berjatuhan di beberapa kota semasa perang menghasilkan
bangunan, jalan, dan tanda pengatur lalu lintas yang hebat rancangannya?
Sebaliknya, ledakan demikian meninggalkan puing-puing, keadaan berantakan,
kekacauan, kehancuran. Dan, jika peledaknya nuklir, kehancurannya total,
seperti yang terjadi atas kota Hiroshima dan kota Nagasaki di Jepang pada tahun
1945.
28 Tidak, ”ledakan” saja tidak dapat menciptakan
alam semesta kita yang menakjubkan, dengan keteraturan, rancangan, dan hukumnya
yang mengagumkan. Hanya organisator dan pembuat hukum yang hebat yang dapat
mengarahkan kekuatan-kekuatan dahsyat yang sedang bekerja untuk menghasilkan
organisasi dan hukum yang menakjubkan. Jadi, bukti dan penalaran ilmiah
mendukung pernyataan Alkitab, ”Langit menyatakan kemuliaan Allah; dan
angkasa menceritakan pekerjaan tangannya.”—Mazmur 19:1.
29 Jadi, Alkitab dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang belum dapat dijelaskan oleh teori evolusi. Kita
tidak dibiarkan buta oleh Alkitab tentang apa yang ada di balik asal mula
segala sesuatu, tetapi kita diberi jawaban yang sederhana dan dapat dimengerti.
Alkitab meneguhkan apa yang diamati oleh sains, dan oleh kita sendiri, bahwa
tidak ada sesuatu pun yang bisa muncul dengan sendirinya. Walaupun kita sendiri
belum ada sewaktu alam semesta dibangun, nyatalah bahwa alam semesta dibuat
oleh seorang Pakar Bangunan, seperti yang dikatakan Alkitab, ”Setiap rumah
dibangun oleh seseorang, tetapi ia yang membangun segala perkara adalah
Allah.”—Ibrani 3:4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar