Pasal 13
”BEGITU menakjubkannya berbagai naluri sehingga bagi
pembaca, perkembangan naluri mungkin akan tampak sebagai problem yang cukup
besar yang dapat menggulingkan seluruh teori saya,” tulis Darwin. Ia rupanya
merasa bahwa naluri merupakan masalah yang tidak bisa dijelaskan, karena ia
selanjutnya mengatakan, ”Mungkin di sini saya bisa menyatakan bahwa saya tidak
tahu apa-apa tentang asal mula kekuatan mental, seperti juga tentang kehidupan
itu sendiri.”1
2 Seperti Darwin, para ilmuwan sampai sekarang
pun belum bisa memberikan penjelasan tentang naluri. Seorang evolusionis
berkata, ”Faktanya, tidak ada sedikit pun tanda bahwa mekanisme genetik sanggup
menurunkan pola perilaku yang spesifik. . . . Jika kita bertanya
kepada diri sendiri bagaimana pola perilaku naluriah itu bisa muncul pada
mulanya dan menjadi sesuatu yang diwariskan,
kita tidak mendapat jawabannya.”2
3 Namun, tidak seperti Darwin dan para
evolusionis lainnya, sebuah buku bertiras luas tentang burung dengan mudahnya
memberikan penjelasan tentang salah satu naluri yang paling misterius—yang
menyangkut migrasi. Buku itu mengatakan, ”Tidak diragukan, prosesnya merupakan
proses evolusi: burung yang berasal dari iklim hangat mungkin menyebar ke
tempat lain untuk mencari makanan.”3
4 Dapatkah jawaban yang begitu sederhana
menjelaskan prestasi luar biasa dari banyak hewan migran? Para ilmuwan tahu
bahwa pengembaraan yang bersifat coba-coba dan perilaku hasil pemelajaran
seperti itu tidak tertanam dalam kode genetik dan karena itu tidak diwariskan
kepada keturunannya. Migrasi diakui bersifat naluriah dan ”tidak bergantung
pada pengalaman di masa lampau”.4 Perhatikan beberapa contoh.
Prestasi Migrasi yang Mengagumkan
5 Juara terbang jarak jauh dipegang oleh
dara-laut Arktik. Mereka bersarang di sebelah utara Lingkaran Arktik (Kutub
Utara), dan pada akhir musim panas mereka terbang ke selatan untuk menghabiskan
musim panas di Antartika di atas bongkahan es dekat Kutub Selatan. Mereka bisa jadi
mengelilingi seluruh benua Antartika sebelum terbang kembali ke Arktik.
Demikianlah mereka menyelesaikan migrasi tahunan mereka sejauh kira-kira
35.000 kilometer. Di kedua belah kutub ada sumber makanan yang berlimpah,
sehingga seorang ilmuwan mengajukan pertanyaan, ”Bagaimana mereka bisa tahu
adanya sumber makanan di tempat-tempat yang begitu jauh terpisah?”5
Evolusi tidak dapat menjawabnya.
6 Yang juga tidak dapat dijelaskan oleh evolusi
adalah migrasi burung prenjak kepala hitam. Berat tubuhnya hanya 21 gram.
Tetapi pada musim gugur, ia terbang dari Alaska ke pesisir timur Kanada atau
New England, makan sekenyang-kenyangnya, menimbun lemak dalam tubuhnya lalu
menunggu muka massa udara dingin (cold front). Sewaktu muka massa
udara tersebut tiba, burung itu pun berangkat. Tujuan akhirnya adalah Amerika
Selatan, tetapi ia mula-mula terbang ke arah Afrika. Di atas Samudra Atlantik
pada ketinggian kira-kira 6.000 meter, ia menumpang arus angin yang
membelokkannya ke Amerika Selatan.
7 Bagaimana burung prenjak itu tahu bahwa ia
harus menunggu datangnya muka massa udara dingin, bahwa hal itu mengartikan
cuaca baik dan ia akan terbantu oleh tiupan angin buritan? Bagaimana ia tahu
bahwa ia harus terbang lebih tinggi, padahal udaranya tipis, dingin, dan hanya mengandung
50 persen oksigen? Bagaimana ia tahu bahwa hanya pada ketinggian tersebut ada
tiupan angin lintang yang akan membawanya ke Amerika Selatan? Bagaimana ia tahu
bahwa ia harus terbang ke arah Afrika agar bisa terbawa angin ke arah barat
daya? Burung prenjak tidak tahu mengapa ia harus melakukan semua hal itu. Dalam
perjalanan sejauh kira-kira 3.800 kilometer di atas laut lepas ini, selama tiga
atau empat hari siang dan malam, ia hanya dikendalikan oleh naluri.
8 Bangau putih melewatkan musim panas di Eropa
tetapi terbang sejauh 12.800 kilometer untuk melewatkan musim dingin di Afrika
Selatan. Burung cerek kernyut terbang dari tundra di Kutub Utara sampai ke
pampa (padang rumput) di Argentina. Sejenis burung trinil pantai bermigrasi
1.600 kilometer lebih jauh lagi hingga ke ujung Amerika Selatan. Burung gajahan
berbulu sikat terbang dari Alaska ke Tahiti dan pulau-pulau lain, hingga sejauh
9.600 kilometer di atas samudra lepas. Kolibri berleher merah delima bermigrasi
dengan rute yang lebih pendek, tetapi sama-sama menakjubkan mengingat berat
tubuhnya hanya tiga gram. Ia terbang sejauh 960 kilometer menyeberangi Teluk
Meksiko dengan mengepakkan sayap mungilnya hingga 75 kali per detik selama 25
jam. Lebih dari enam juta kepakan nonstop!
9 Banyak migrasi dilakukan untuk pertama kalinya
oleh anak-anak burung tanpa ditemani burung dewasa. Burung kuku berekor panjang
dari Selandia Baru terbang sejauh 6.400 kilometer ke pulau-pulau di Pasifik
untuk bergabung dengan induk mereka yang sudah pergi terlebih dahulu. Burung
penggunting-laut Manx bermigrasi dari Wales ke Brasil, meninggalkan
anak-anaknya, yang menyusul segera setelah mereka bisa terbang. Ada yang
menyelesaikan perjalanan itu selama 16 hari, rata-rata 740 kilometer setiap
harinya. Seekor burung ini dibawa dari Wales ke Boston, jauh dari rute
normalnya. Tetapi, burung tersebut kembali ke liangnya di Wales yang jauhnya
5.100 kilometer dalam 12 1/2 hari. Burung dara piaraan, bila dibawa ke tempat
mana pun dalam radius 1.000 kilometer, bisa kembali ke tempat asal mereka dalam
satu hari.
10 Satu contoh terakhir: burung yang bisa
berjalan dan berenang tetapi tidak bisa terbang. Perhatikan penguin Adélie.
Sewaktu dipindahkan sejauh 1.900 kilometer dari sarang mereka dan dilepaskan,
mereka segera berorientasi dan berjalan lurus ke depan, tidak menuju sarang
tempat asal mereka, tetapi menuju laut lepas dan mencari makanan. Dari laut
mereka akhirnya kembali ke sarang. Mereka melewatkan musim dingin yang nyaris
gelap gulita di laut. Bagaimana penguin dapat mengenali arah selama musim
dingin yang gelap? Tidak ada yang tahu.
11 Bagaimana burung-burung dapat melakukan
navigasi yang demikian hebat? Eksperimen menunjukkan bahwa mereka mungkin
memanfaatkan matahari dan bintang-bintang. Mereka tampaknya mempunyai jam
biologis untuk mengkompensasi pergerakan benda-benda langit tersebut. Lantas,
bagaimana jika langit mendung? Setidaknya beberapa burung memiliki kompas
magnetis dalam tubuh mereka untuk digunakan pada waktu itu. Namun, kompas
penunjuk arah tidaklah cukup. Mereka memerlukan ”peta” di kepala mereka, yang
menunjukkan titik tolak maupun titik tujuan. Dan, pada peta tersebut rutenya
harus ditandai, karena rute itu tidak selalu lurus. Tetapi, semua
ini tidak ada gunanya jika mereka tidak
tahu di mana lokasi mereka pada peta
tersebut! Burung penggunting-laut Manx harus tahu di mana ia berada
sewaktu dilepaskan di Boston untuk menentukan arah menuju Wales. Burung dara
piaraan harus tahu ke mana ia dibawa sebelum dapat memastikan jalan pulang.
12 Baru pada Abad Pertengahan banyak orang
memperdebatkan fakta tentang migrasi burung ke tempat-tempat yang jauh, namun
Alkitab sudah menyebutkannya pada abad keenam SM, ”Burung bangau pun tahu
waktunya untuk kembali; tekukur, burung layang-layang dan murai juga tahu
masanya untuk berpindah tempat.” Sekarang ini, meski banyak yang telah
diketahui, banyak juga yang masih merupakan misteri. Suka atau tidak, kata-kata
Alkitab terbukti benar, ”Ia memberi kita keinginan untuk mengetahui hari depan,
tetapi kita tak sanggup mengerti perbuatan Allah dari awal sampai
akhir.”—Yeremia 8:7; Pengkhotbah 3:11, Bahasa Indonesia Masa
Kini.
Para Navigator Lainnya
13 Karibu (rusa kutub) di Alaska bermigrasi ke
selatan sejauh 1.200 kilometer pada musim dingin. Banyak paus berenang sejauh
9.600 kilometer lebih dari Samudra Arktik dan kembali. Anjing-laut-berbulu
bermigrasi sejauh 4.800 kilometer dari Kepulauan Pribilof ke Kalifornia
selatan. Penyu hijau berenang dari pesisir Brasil ke Pulau Ascension yang
kecil, sejauh 2.250 kilometer di Samudra Atlantik, lalu kembali. Beberapa
kepiting bermigrasi sejauh 240 kilometer di dasar samudra. Ikan salmon
meninggalkan sungai tempat mereka menetas dan tinggal selama beberapa tahun di
laut lepas, lalu kembali ratusan kilometer jauhnya ke sungai tempat asal
mereka. Anak belut yang lahir di Laut Sargasso di Samudra Atlantik,
menghabiskan hampir seluruh hidupnya di sungai air tawar di Amerika Serikat dan
di Eropa, tetapi kembali ke Laut Sargasso untuk bertelur.
14 Kupu-kupu raja meninggalkan Kanada pada musim
gugur, banyak yang melewatkan musim dingin di Kalifornia atau Meksiko. Ada yang
terbang lebih dari 3.200 kilometer; seekor kupu-kupu terbang sejauh 128
kilometer dalam sehari. Mereka hinggap di pohon yang teduh—di hutan kecil yang
sama, bahkan pohon yang sama, dari tahun ke tahun. Tetapi, bukan kupu-kupu yang
sama! Pada perjalanan pulang di musim semi, mereka bertelur pada tanaman milkweed.
Kupu-kupu yang baru menetas itu meneruskan migrasi ke utara, dan pada musim
gugur berikutnya mereka terbang dengan jarak yang sama ke selatan, yakni
3.200 kilometer seperti induk mereka, dan memenuhi pohon-pohon yang sama.
Buku The Story of Pollination menjelaskan,
”Kupu-kupu yang pergi ke selatan pada musim gugur adalah kupu-kupu muda yang
belum pernah melihat tempat persinggahan musim dingin mereka. Bagaimana mereka
bisa menemukan tempat-tempat ini masih merupakan salah satu misteri Alam yang
sulit dipahami.6
15 Hikmat naluriah tidak terbatas pada kemampuan
bermigrasi. Contoh-contoh singkat berikut membuktikan hal ini:
Bagaimana jutaan rayap yang buta bisa bekerja sama dalam
membangun dan menyejukkan sarang mereka yang rumit? Naluri.
Bagaimana ngengat pronuba mengetahui langkah-langkah untuk
melakukan penyerbukan silang pada bunga yucca, sehingga bisa muncul tanaman
yucca baru maupun ngengat baru? Naluri.
Bagaimana laba-laba yang hidup dalam ”lonceng selam” di
bawah air tahu bahwa jika oksigen habis, ia harus melubangi loncengnya,
mengeluarkan udara kotor, lalu menambal lubang tersebut serta membawa masuk
persediaan udara baru yang bersih? Naluri.
Bagaimana kumbang-kulit-pohon mimosa tahu bahwa ia harus
bertelur di bawah kulit cabang pohon mimosa, menggerogoti sekeliling cabang
sampai sedalam 30 sentimeter sehingga cabang itu mati, karena telur-telurnya
tidak dapat menetas pada kayu pohon yang hidup? Naluri.
Bagaimana bayi kanguru yang sebesar kacang merah, terlahir
buta dan belum berkembang sempurna, tahu bahwa untuk bertahan hidup, ia harus
berjuang sendiri untuk naik melalui bulu-bulu induknya dan masuk ke dalam
kantong di perut induknya serta mendekatkan diri pada salah satu puting
susunya? Naluri.
Bagaimana seekor lebah madu dengan tariannya dapat memberi
tahu lebah-lebah lain di mana ada nektar, seberapa banyak, seberapa jauh, ke
arah mana serta jenis bunga yang memilikinya? Naluri.
16 Pertanyaan seperti ini bisa terus berlanjut
dan memenuhi sebuah buku, namun semua pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang
sama: Mereka ”berhikmat secara naluri”. (Amsal 30:24) ”Bagaimana mungkin,” kata
seorang peneliti keheranan, ”pengetahuan naluriah yang begitu rumit bisa
berkembang dan diwariskan kepada generasi berikutnya?”7 Manusia
tidak dapat menjelaskannya. Evolusi pun tidak. Tetapi, jika ada kecerdasan,
tentu harus ada sumber yang cerdas. Jika ada hikmat, tentu harus ada sumber
hikmat. Harus ada Pencipta yang cerdas dan berhikmat.
17 Namun banyak orang yang percaya kepada evolusi
dengan serta-merta menolak semua bukti penciptaan dan menyatakannya tidak
relevan dan tidak bisa dipertimbangkan secara ilmiah. Tetapi, jangan biarkan
sikap yang picik ini menghalangi Anda untuk menguji bukti tersebut. Masih ada
lebih banyak bukti di pasal berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar