Pasal 11
SEWAKTU para antropolog menggali tanah dan menemukan
sepotong batu tajam berbentuk segitiga, mereka menyimpulkan bahwa benda
tersebut pasti telah dirancang oleh seseorang sebagai ujung anak panah. Para
ilmuwan sependapat bahwa benda-benda seperti itu yang dirancang untuk suatu
maksud tidak mungkin ada secara kebetulan.
2 Tetapi, berkenaan dengan makhluk hidup, logika
yang sama sering diabaikan. Perancang tidak dianggap perlu. Padahal, organisme
bersel tunggal yang paling sederhana, atau bahkan molekul DNA-nya yang berisi
kode genetik, jauh lebih kompleks daripada batu berbentuk segitiga itu. Namun,
para evolusionis berkeras bahwa semua ini tidak dirancang tetapi terbentuk oleh
serangkaian kebetulan.
3 Sebenarnya, Darwin sendiri mengakui perlunya semacam
daya rancang dan menurutnya, itu adalah tugas seleksi alam. ”Seleksi alam,”
katanya, ”setiap hari dan setiap jam mencermati perbedaan-perbedaan terkecil di
seluruh dunia; menyingkirkan yang buruk, mempertahankan dan menambahkan semua
yang baik.”1 Namun, pandangan tersebut kini semakin kehilangan
pamornya.
4 Menurut Stephen Gould, banyak evolusionis
modern kini mengatakan bahwa perubahan besar ”mungkin bukan hasil dari seleksi
alam dan bisa tersebar secara acak dalam populasi”.2 Gordon Taylor
setuju, ”Seleksi alam hanya menjelaskan sebagian kecil dari apa yang terjadi:
kebanyakan masih belum terjawab.”3 Geolog David Raup mengatakan,
”Alternatif yang penting pada saat ini untuk seleksi alam berkaitan dengan
pengaruh faktor kebetulan semata.”4 Tetapi, apakah faktor ”kebetulan
semata” dapat merancang? Apakah faktor kebetulan bisa menghasilkan kerumitan
yang merupakan struktur kehidupan?
5 Evolusionis Richard Lewontin mengakui bahwa
organisme-organisme ”kelihatannya telah dirancang dengan teliti dan terampil”
sehingga beberapa ilmuwan menganggapnya sebagai ”bukti utama adanya Perancang
Tertinggi”.5 Maka, sebaiknya kita mempertimbangkan sebagian dari
bukti ini.
Jasad Renik
6 Mari kita mulai dengan makhluk hidup yang
terkecil: organisme bersel tunggal. Seorang biolog mengatakan bahwa binatang
bersel tunggal dapat ”menangkap makanan, mencernanya, membuang kotoran,
bergerak ke sana kemari, membuat rumah, melakukan kegiatan seksual” dan
”walaupun tidak memiliki jaringan, organ, jantung, dan pikiran, mereka sebenarnya
memiliki segala yang kita miliki”.6
7 Diatom, organisme bersel tunggal, mengambil
silikon dan oksigen dari air laut lalu membuat kaca yang digunakan untuk
membuat kotak-kotak kecil tempat menyimpan klorofil hijau. Seorang ilmuwan
menyanjungnya karena fungsinya yang penting maupun keindahannya, ”Zat hijau
daun yang tersimpan dalam kotak-kotak kecil ini menjadi padang rumput yang
menyediakan sembilan puluh persen makanan bagi semua makhluk yang hidup di
laut.” Diatom bisa menjadi sumber makanan terutama karena minyak yang
dibuatnya, yang juga membantunya terapung dekat permukaan laut sehingga
klorofilnya bisa memperoleh sinar matahari.
8 Ilmuwan tersebut juga mengatakan bahwa cangkang
kacanya yang indah mempunyai ”variasi bentuk yang mengagumkan—bundar, bujur
sangkar, berbentuk perisai, segitiga, lonjong, segi empat—selalu berhiaskan
pola geometris yang sangat indah. Cangkang itu bagaikan renda yang sangat halus
dari benang-benang kaca, sehingga sehelai rambut manusia harus dibelah
memanjang empat ratus kali agar dapat masuk ke dalam lubang-lubangnya”.7
9 Satu kelompok binatang penghuni lautan, yang
disebut radiolaria, membuat kaca yang dipakai untuk membangun ”bola kaca
transparan dengan tonjolan-tonjolan yang tipis dan panjang”. Atau, ”benang kaca
dibentuk menjadi segi-segi enam dan digunakan untuk membuat kubah-kubah
geodesik yang sederhana”. Mengenai salah satu jenis makhluk mikroskopis yang
ahli membangun itu dikatakan, ”Satu kubah geodesik belumlah cukup untuk arsitek
super ini; harus ada tiga kubah dari serat kaca yang dijalin bagaikan renda,
yang satu di dalam yang lain.”8 Kata-kata tidak sanggup
menggambarkan desain yang menakjubkan ini—perlu gambar untuk menjelaskannya.
10 Bunga karang terdiri atas jutaan sel yang
hanya sedikit jenisnya. Sebuah buku pelajaran untuk perguruan tinggi
menjelaskan, ”Sel-sel tersebut tidak tersusun menjadi jaringan atau organ,
tetapi sel-sel tersebut sepertinya saling mengenal sehingga dapat menyatu dan
tersusun.”9 Jika sebuah bunga karang dihancurkan serta disaring
melalui sebuah kain sehingga jutaan sel itu terpisah-pisah, mereka akan menyatu
dan membangun kembali bunga karang itu. Bunga karang membangun kerangka kaca
yang sangat indah. Satu contoh yang paling menakjubkan adalah keranjang bunga
Venus.
11 Seorang ilmuwan berkata tentangnya, ”Apabila
kita melihat kerangka bunga karang yang rumit yang terdiri atas
tonjolan-tonjolan silika yang dikenal sebagai [keranjang bunga Venus], kita
akan terkagum-kagum. Bagaimana mungkin sel-sel mikroskopis yang agak independen
ini dapat berkolaborasi untuk mengeluarkan satu juta serpihan kaca dan
membangun kisi-kisi yang begitu rumit dan indah? Kita tidak tahu.”10
Tetapi, satu hal yang kita ketahui: Perancangnya pasti bukan unsur kebetulan.
Kemitraan
12 Ada banyak contoh tentang dua organisme yang
tampaknya dirancang untuk hidup bersama. Kemitraan demikian merupakan
contoh simbiosis (hidup bersama). Pohon ara dan sejenis tawon saling
membutuhkan untuk berkembang biak. Rayap memakan kayu tetapi ia membutuhkan
protozoa dalam tubuhnya agar dapat mencernanya. Demikian juga, sapi, kambing,
dan unta tidak dapat mencerna selulosa dalam rumput tanpa bantuan bakteri dan
protozoa yang hidup di dalam tubuh mereka. Menurut sebuah laporan, ”Pada bagian
perut sapi tempat pencernaan berlangsung terdapat kira-kira 95 liter cairan—dan
setiap tetesnya mengandung 10 miliar mikroorganisme.”11 Alga dan
fungi bergabung menjadi lumut kerak. Hanya dengan begitu mereka bisa tumbuh di
atas batu gundul dan mulai mengubah bebatuan menjadi tanah.
13 Semut penyengat tinggal dalam rongga duri-duri
pohon akasia. Mereka mengusir serangga pemakan daun dan memotong serta membunuh
gulma yang merambat pada pohon itu. Sebagai imbalan, pohon itu mengeluarkan
cairan manis yang disukai semut, dan juga menghasilkan sesuatu yang mirip
dengan buah kecil untuk menjadi makanannya. Apakah semut yang terlebih dahulu
menjaga pohon lalu pohon mengupahinya dengan buah? Ataukah pohon menghasilkan
buah untuk semut lalu semut berterima kasih dengan menjaganya? Atau, apakah semuanya
terjadi bersamaan secara kebetulan?
14 Ada banyak contoh tentang kerja sama demikian
di antara serangga dan bunga. Serangga menyerbuki bunga, dan sebagai balasannya
bunga memberi makan serangga dengan serbuk sari dan nektar. Beberapa bunga
menghasilkan dua macam serbuk sari. Yang satu untuk membuahi biji, yang lain
mandul tetapi disukai serangga pengunjung. Banyak bunga memiliki ciri-ciri dan
bau-bauan khusus untuk menuntun serangga ke nektar. Untuk mencapai nektar,
serangga akan menyerbuki bunga. Beberapa bunga memiliki mekanisme pemicu.
Sewaktu menyentuh pemicu itu, serangga akan ditaburi serbuk sari oleh benang
sari.
15 Misalnya, bunga Dutchman’s-pipe tidak
dapat menyerbuki diri sendiri tetapi memerlukan serangga untuk membawa serbuk
sari dari bunga lain. Tanaman itu mempunyai daun berbentuk tabung yang menutupi
bunga, dan daun ini dilapisi lilin. Serangga, yang tertarik oleh bau bunga itu,
hinggap pada daun dan terpeleset pada luncuran yang licin dan masuk ke bilik
bawah. Di sana kepala putik yang masak menerima serbuk sari yang dibawa oleh
serangga, dan terjadilah penyerbukan. Tetapi, serangga itu terjebak di sana
selama tiga hari oleh rambut-rambut dan dinding-dinding bunga yang licin.
Setelah itu, serbuk sari dari bunga itu menjadi masak dan menempel pada
serangga. Kemudian, barulah rambut-rambutnya menjadi layu, dan luncuran yang
berlilin itu akan rebah sampai rata. Serangga pun dapat keluar, dengan
persediaan serbuk sari yang baru, terbang ke bunga Dutchman’s-pipe lain
untuk menyerbukinya. Serangga tidak berkeberatan tinggal selama tiga hari
karena mereka bisa berpesta nektar yang tersimpan di sana untuk mereka. Apakah
ini semua terjadi secara kebetulan? Ataukah itu dirancang secara cerdas?
16 Beberapa jenis anggrek lebah (Ophrys)
memiliki mahkota bunga yang mirip dengan lebah betina, lengkap dengan mata,
sungut, dan sayap. Bunga itu bahkan mengeluarkan bau lebah betina yang siap
kawin! Lebah jantan datang untuk mengawininya, tetapi malah menyerbuki bunga
tersebut. Anggrek lain, yakni anggrek ember, memiliki nektar yang beralkohol
sehingga lebah akan sempoyongan dan tergelincir ke dalam seember cairan dan
satu-satunya jalan keluar adalah dengan menggeliat melalui tangkai yang
menaburi lebah itu dengan serbuk sari.
”Pabrik-Pabrik” Alam
17 Daun hijau tumbuhan memberi makan dunia ini,
secara langsung atau tidak langsung. Tetapi, tumbuhan tidak dapat berfungsi
tanpa bantuan akar-akarnya yang kecil. Ada jutaan akar kecil—setiap ujungnya
dilengkapi tudung pelindung, yang dilumasi minyak—yang bisa masuk menembus
tanah. Rambut-rambut akar di belakang tudung berminyak itu menyerap air dan
mineral, yang naik melalui saluran-saluran kecil dalam getah kayu menuju daun.
Gula dan asam amino dihasilkan dalam daun, lalu nutrisi ini disalurkan ke
seluruh pohon dan akar-akarnya.
18 Beberapa fitur sistem sirkulasi pohon dan
tumbuhan begitu menakjubkan sehingga banyak ilmuwan menganggapnya sebagai
mukjizat. Pertama, bagaimana air dipompa naik setinggi 60 hingga 90 meter di
atas tanah? Memang, tekanan akar yang memulainya, tetapi dalam batang pohon ada
mekanisme lain yang mengambil alih. Molekul-molekul air saling mengikat karena
kohesi. Sewaktu air menguap dari daun, kohesi ini menyebabkan air tertarik ke
atas melalui saluran kecil seperti tali yang memanjang dari akar hingga daun,
dengan kecepatan kira-kira 60 meter per jam. Sistem ini konon dapat
menaikkan air dalam sebatang pohon setinggi kira-kira tiga kilometer! Seraya
air yang berlebih menguap dari daun (disebut transpirasi), miliaran ton air
didaur ulang ke udara, dan jatuh lagi sebagai hujan—suatu sistem yang dirancang
secara sempurna!
19 Masih ada lagi. Daun memerlukan nitrat atau
nitrit dari tanah untuk membuat asam amino yang sangat penting. Sebagian dibawa
ke tanah oleh petir dan beberapa bakteri yang hidup bebas. Senyawa nitrogen
dalam jumlah yang cukup besar juga dibentuk oleh legum—tanaman seperti kapri,
semanggi, polong-polongan, dan alfalfa. Bakteri tertentu masuk ke akarnya, akar
menyediakan karbohidrat untuk si bakteri, dan bakteri mengubah nitrogen dari
tanah menjadi nitrat dan nitrit yang siap digunakan, sebanyak kira-kira 30
kilogram per hektar setiap tahunnya.
20 Itu belum semua. Daun hijau mendapat energi
dari sinar matahari, karbon dioksida dari udara, dan air dari akar untuk
membuat gula serta melepaskan oksigen. Proses ini disebut fotosintesis dan
terjadi dalam bagian sel yang disebut kloroplas—yang begitu kecilnya sehingga
400.000 kloroplas bisa muat dalam tanda titik di akhir kalimat ini. Para
ilmuwan tidak sepenuhnya mengerti proses tersebut. ”Ada kira-kira tujuh puluh
macam reaksi kimia yang terkait dalam fotosintesis,” kata seorang biolog. ”Itu
benar-benar suatu mukjizat.”12 Tumbuhan hijau telah dijuluki
”pabrik” alam—yang indah, tidak bising, bebas polusi, menghasilkan oksigen,
mendaur ulang air, dan memberi makan makhluk hidup. Apakah semua ini terjadi
secara kebetulan? Jika ya, apakah hal itu dapat dipercaya?
21 Beberapa ilmuwan yang paling terkenal di dunia
menyadari bahwa hal itu sulit untuk dipercaya. Mereka melihat adanya kecerdasan
di alam. Fisikawan Robert A. Millikan, pemenang hadiah nobel, meski ia
penganut evolusi, pernah berkata dalam sebuah pertemuan American Physical
Society, ”Ada suatu Keilahian yang mengatur nasib kita . . . Menurut
saya, filsafat yang didasarkan atas materialisme semata adalah puncak
kebodohan. Orang-orang yang bijaksana sepanjang masa telah melihat cukup banyak
hal yang setidak-tidaknya membuat mereka merasa takzim.” Dalam ceramahnya, ia
mengutip kata-kata terkenal Albert Einstein, yaitu bahwa Einstein ”dengan
rendah hati mencoba mengerti bagian yang terkecil dari kecerdasan yang nyata di
alam”.13
22 Bukti rancangan di sekitar kita, dengan
variasi yang tanpa batas dan kerumitan yang menakjubkan, menunjukkan adanya
kecerdasan yang lebih unggul. Kesimpulan ini juga dinyatakan dalam Alkitab yang
menyebutkan bahwa rancangan bersumber dari Pencipta yang ”sifat-sifatnya yang
tidak kelihatan, yaitu kuasanya yang kekal dan Keilahiannya, jelas terlihat
sejak penciptaan dunia, karena sifat-sifat tersebut dipahami melalui
perkara-perkara yang diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih”.—Roma
1:20.
23 Dengan adanya begitu banyak bukti rancangan
dalam kehidupan di sekeliling kita, tampaknya kita ”tidak dapat berdalih”
dengan mengatakan bahwa semua ini terjadi secara kebetulan tanpa pengarahan.
Maka, tentu sangat masuk akal bahwa sang pemazmur memuji Pencipta yang cerdas,
”Betapa banyak pekerjaanmu, oh, Yehuwa! Semuanya itu kaubuat dengan hikmat.
Bumi penuh dengan hasil kerjamu. Laut ini begitu besar dan luas, di sana ada
binatang bergerak yang tidak terhitung banyaknya, makhluk-makhluk hidup, kecil
maupun besar.”—Mazmur 104:24, 25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar