1 Cara bumi dan makhluk-makhluk hidupnya
diciptakan memperlihatkan bahwa Penciptanya adalah Allah yang penuh kasih yang
benar-benar peduli. Dan Firman-Nya, Alkitab, memperlihatkan bahwa Ia peduli;
buku ini memberi kita jawaban terbaik untuk pertanyaan: Mengapa kita berada di
sini di atas bumi? dan, Ke mana tujuan kita?
2 Kita perlu memeriksa Alkitab untuk mendapatkan
jawaban-jawaban tersebut. Firman Allah berkata, ”Bilamana kamu mencariNya, Ia
berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkanNya, kamu akan
ditinggalkanNya.” (2 Tawarikh 15:2) Maka, setelah memeriksa Firman Allah
apa yang disingkapkan Allah tentang maksud-tujuan-Nya bagi kita?
Mengapa Allah Menciptakan Manusia
3 Alkitab memperlihatkan bahwa Allah
mempersiapkan bumi khususnya dengan memikirkan umat manusia. Yesaya 45:18
berkata berkenaan bumi ini bahwa Allah ”menciptakannya bukan supaya kosong,
tetapi Ia membentuknya untuk didiami”. Dan Ia memenuhi bumi dengan segala
sesuatu yang akan dibutuhkan oleh orang-orang, tidak untuk sekadar hidup, namun
untuk menikmati kehidupan sepenuhnya.—Kejadian, pasal 1 dan 2.
4 Dalam Firman-Nya, Allah memberi tahu tentang
penciptaan manusia pertama, Adam dan Hawa, dan menyingkapkan apa yang ada dalam
pikiran-Nya untuk keluarga umat manusia. Ia mengatakan, ”Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26)
Manusia harus mengawasi ”seluruh bumi” dan binatang-binatang ciptaan di
atasnya.
5 Allah menciptakan sebuah kebun besar yang
seperti taman dalam suatu daerah yang di sebut Eden, yang terletak di
Timur Tengah. Lalu Ia ”menempatkan [manusia] dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu”. Ini adalah sebuah firdaus yang berisi
segala sesuatu yang dibutuhkan manusia pertama untuk dimakan. Dan ini termasuk
”berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan
buahnya”, serta juga tumbuh-tumbuhan lain dan banyak jenis kehidupan binatang
yang menarik.—Kejadian 2:7-9, 15.
6 Tubuh manusia pertama diciptakan sempurna,
sehingga mereka tidak akan menjadi sakit, tua, atau mati. Mereka juga
dikaruniai sifat-sifat lain, seperti kehendak bebas. Cara mereka diciptakan
dijelaskan dalam Kejadian 1:27, ”Allah menciptakan manusia itu menurut
gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakanNya mereka.” Karena kita diciptakan menurut gambar Allah, kita tidak
hanya diberi sifat-sifat fisik dan mental, namun juga aspek-aspek moral dan
rohani, dan ini harus dipuaskan bila kita ingin benar-benar bahagia. Allah akan
menyediakan sarana untuk memenuhi kebutuhan demikian maupun kebutuhan untuk
makanan, air, dan udara. Seperti Yesus Kristus katakan, ”Manusia hidup bukan
dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”—Matius
4:4.
7 Lagi pula, Allah memberikan suatu perintah yang
menakjubkan kepada pasangan manusia pertama sewaktu mereka berada di Eden,
”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi.” (Kejadian 1:28) Jadi,
mereka akan dapat berkembang biak dan melahirkan anak-anak yang sempurna. Dan
seraya populasi manusia bertambah, mereka akan memiliki pekerjaan yang
menyenangkan untuk memperluas batas-batas daerah firdaus yang mula-mula di Eden
yang seperti taman itu. Pada akhirnya, seluruh bumi akan dikembangkan menjadi
suatu firdaus, yang dihuni oleh orang-orang yang sempurna dan berbahagia yang
dapat hidup selama-lamanya. Alkitab memberi tahu kita bahwa setelah semua ini
dilaksanakan, ”Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat
baik.”—Kejadian 1:31; lihat juga Mazmur 118:17.
8 Jelas bahwa umat manusia harus menggunakan bumi
yang telah ditaklukkan demi manfaat mereka. Namun ini harus dilakukan dengan
cara yang penuh tanggung jawab. Manusia harus menjadi pengurus bumi yang penuh
respek, bukan perusaknya. Perusakan bumi yang kita saksikan dewasa ini tidak
sesuai dengan kehendak Allah, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya
bertindak bertentangan dengan tujuan kehidupan di muka bumi. Mereka harus
dihukum atas hal itu, karena Alkitab berkata bahwa Allah akan ”membinasakan
barangsiapa yang membinasakan bumi”.—Wahyu 11:18.
Maksud-Tujuan Allah Belum Berubah
9 Maka, sejak semula, maksud-tujuan Allah ialah
agar keluarga manusia yang sempurna tinggal di muka bumi selama-lamanya dalam
suatu firdaus. Dan maksud-tujuan-Nya belum berubah! Pasti, maksud-tujuan
tersebut akan digenapi. Alkitab berkata, ”[Yehuwa] semesta alam telah
bersumpah, firmanNya: ’Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan
terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana’”. ”Aku telah
mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya,
maka Aku hendak melaksanakannya.”—Yesaya 14:24; 46:11.
10 Yesus Kristus berkata tentang maksud-tujuan
Allah untuk memulihkan firdaus di bumi sewaktu ia memberi tahu seorang pria
yang menginginkan harapan untuk masa depan, ”Engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23:43) Rasul Petrus juga berkata tentang
dunia baru yang akan datang sewaktu ia menubuatkan, ”Sesuai dengan janji
[Allah], kita menantikan langit yang baru [penyelenggaraan pemerintahan baru yang
memerintah dari surga] dan bumi yang baru [masyarakat baru di bumi], di mana
terdapat kebenaran.”—2 Petrus 3:13.
11 Pemazmur Daud juga menulis tentang dunia baru
yang akan datang dan berapa lama ini akan bertahan. Ia menubuatkan,
”Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.”
(Mazmur 37:29) Itulah sebabnya Yesus berjanji, ”Berbahagialah orang yang lemah
lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”—Matius 5:5.
12 Sungguh mulia prospek ini, hidup
selama-lamanya dalam firdaus di bumi, bebas dari segala kefasikan, kejahatan,
penyakit, kesedihan, dan rasa sakit! Dalam buku terakhir dari Alkitab, Firman
nubuat Allah meringkaskan maksud-tujuan yang mulia ini dengan berkata, ”[Allah]
akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi;
tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala
sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Ditambahkan pula, ”Ia yang duduk di atas
takhta itu berkata: ’Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!’ Dan firmanNya:
’Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.’”—Wahyu
21:4, 5.
13 Ya, Allah memikirkan suatu maksud-tujuan yang
mulia. Ini kelak adalah suatu dunia baru yang adil benar, suatu firdaus yang
kekal, yang dinubuatkan oleh Pribadi yang dapat dan akan melaksanakan apa yang
Ia janjikan, karena ’perkataan-Nya tepat dan benar’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar