1 Orang-orang di banyak negeri menghindari
Alkitab dan kurang menghormatinya karena tingkah laku buruk dari orang-orang
yang mengaku mengikutinya. Di beberapa negeri dikatakan bahwa Alkitab adalah
buku yang menuntun kepada peperangan, bahwa Alkitab adalah buku masyarakat
kulit putih, dan buku yang mendukung kolonialisme. Namun itu semua adalah
pandangan yang keliru.
2 Alkitab, yang ditulis di Timur Tengah, tidak
mendukung peperangan-peperangan kolonial dan eksploitasi yang tamak yang telah
dijalankan atas nama kekristenan untuk jangka waktu yang begitu lama.
Sebaliknya, dengan membaca Alkitab dan mempelajari ajaran-ajaran kekristenan
sejati yang diajarkan oleh Yesus, saudara akan melihat bahwa Alkitab dengan
keras mengutuk peperangan, perbuatan amoral, dan eksploitasi atas orang-orang
lain. Kesalahannya terletak pada orang-orang yang tamak, bukan pada Alkitab.
(1 Korintus 13:1-6; Yakobus 4:1-3; 5:1-6; 1 Yohanes 4:7, 8)
Jadi, jangan biarkan tingkah laku yang salah dari orang-orang yang mementingkan
diri yang hidup bertentangan dengan nasihat baik dari Alkitab mencegah saudara
memperoleh manfaat dari hartanya yang bernilai.
3 Di antara orang-orang yang tidak hidup selaras
dengan nasihat Alkitab terdapat orang-orang dan bangsa-bangsa Susunan Kristen.
”Susunan Kristen” didefinisikan sebagai bagian dari dunia yang di dalamnya
kekristenan sangat berpengaruh. Ini adalah sebagian besar dunia Barat dengan
sistem-sistem gerejanya, yang kira-kira sejak abad keempat M menjadi terkemuka.
Susunan Kristen telah memiliki Alkitab selama berabad-abad, dan para pendetanya
mengaku mengajarkan itu dan mengaku sebagai wakil-wakil Allah. Akan tetapi,
apakah para pendeta dan misionaris Susunan Kristen mengajarkan kebenaran?
Apakah tindakan mereka benar-benar mewakili Allah dan Alkitab? Apakah
kekristenan benar-benar berpengaruh dalam Susunan Kristen? Tidak. Sejak
agamanya tampil di garis depan pada abad keempat, Susunan Kristen telah
terbukti menjadi musuh Allah dan Alkitab. Ya, fakta-fakta sejarah
memperlihatkan bahwa Susunan Kristen telah mengkhianati Allah dan Alkitab.
Doktrin-Doktrin yang Tidak Berdasarkan Alkitab
4 Doktrin-doktrin utama Susunan Kristen tidak
berdasarkan Alkitab namun berdasarkan dongeng-dongeng purba—yang berasal dari
Yunani, Mesir, Babilon, dan tempat-tempat lain. Ajaran seperti jiwa manusia
yang mempunyai sifat tidak berkematian, siksaan kekal dalam api neraka, api
penyucian, serta Tritunggal (tiga pribadi dalam satu Keilahian) tidak terdapat
dalam Alkitab.
5 Misalnya, pertimbangkan ajaran bahwa
orang-orang jahat akan disiksa selama-lamanya dalam neraka yang bernyala-nyala.
Bagaimana pendapat saudara mengenai gagasan ini? Banyak yang menganggapnya
menjijikkan. Mereka menganggap tidak masuk akal bahwa Allah akan selama-lamanya
menyiksa manusia, membiarkan mereka dalam rasa sakit yang sangat menyiksa.
Gagasan yang kejam demikian sangat kontras dengan Allah dari Alkitab, karena
”Allah adalah kasih”. (1 Yohanes 4:8) Alkitab dengan jelas memberi tahu
bahwa ajaran demikian ’tidak pernah timbul dalam hati’ Allah Yang Mahakuasa.—Yeremia
7:31; 19:5; 32:35.
6 Dewasa ini, banyak agama, termasuk
gereja-gereja Susunan Kristen, mengajarkan bahwa manusia mempunyai jiwa yang
tidak berkematian, yang pada waktu mati akan pergi ke surga atau ke neraka. Ini
bukan ajaran Alkitab. Sebaliknya, dengan jelas Alkitab mengatakan, ”Orang-orang
yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu
apa-apa, . . . karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan
dan hikmat dalam dunia orang mati [Syeol, kuburan], ke mana engkau akan pergi.”
(Pengkhotbah 9:5, 10) Dan pemazmur menyatakan bahwa pada waktu mati
manusia akan ”kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah
maksud-maksudnya”.—Mazmur 146:4.
7 Juga, ingatlah bahwa sewaktu Adam dan Hawa
melanggar hukum Allah, hukumannya bukanlah peri tidak berkematian. Kalau
demikian, itu jadinya suatu hadiah bukan hukuman! Sebaliknya, mereka diberi
tahu bahwa mereka akan ”kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah
[mereka] diambil”. Allah menekankan kepada Adam, ”Sebab engkau debu dan engkau
akan kembali menjadi debu.” (Kejadian 3:19) Jadi, ajaran tentang jiwa yang
mempunyai sifat tidak berkematian tidak terdapat dalam Alkitab namun dipinjam
oleh Susunan Kristen dari bangsa-bangsa non-Kristen yang hidup sebelumnya.
8 Juga, doktrin Tritunggal dari Susunan Kristen
menggambarkan Allah sebagai Allah tiga-dalam-satu yang misterius. Namun ajaran
tersebut juga tidak terdapat dalam Alkitab. Misalnya, di Yesaya 40:25, dengan
jelas Allah menyatakan, ”Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku
seperti dia?” Jawabannya jelas: Tidak seorang pun dapat setara dengan-Nya.
Juga, Mazmur 83:19 dengan sederhana menyatakan, ”Engkau sajalah yang
bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”—Lihat juga Yesaya 45:5;
46:9; Yohanes 5:19; 6:38; 7:16.
9 Ajaran Alkitab tentang Allah dan
maksud-tujuan-Nya jelas, mudah dimengerti, dan masuk akal. Tetapi, tidak
demikian dengan ajaran gereja-gereja Susunan Kristen. Lebih buruk lagi, hal-hal
tersebut bertentangan dengan Alkitab.
Perbuatan-Perbuatan yang Fasik
10 Selain mengajarkan doktrin-doktrin yang palsu,
Susunan Kristen telah mengkhianati Allah dan Alkitab melalui
perbuatan-perbuatannya. Apa yang telah dilakukan oleh para pendeta dan
gereja-gereja pada abad-abad yang lalu, dan yang terus berlanjut sampai zaman
kita, berlawanan dengan apa yang dituntut oleh Allah dari Alkitab dan
bertentangan dengan apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Pendiri kekristenan,
Yesus Kristus.
11 Misalnya, Yesus mengajar para pengikutnya
untuk tidak mencampuri urusan politik dunia ini ataupun terlibat dalam
perang-perangnya. Ia juga mengajar mereka untuk cinta damai, mematuhi hukum,
memiliki kasih kepada sesama manusia tanpa prasangka, bahkan rela mengorbankan
nyawa mereka sendiri sebaliknya dari merenggut nyawa orang lain.—Yohanes 15:13;
Kisah 10:34, 35; 1 Yohanes 4:20, 21.
12 Sesungguhnya, Yesus mengajarkan bahwa kasih
kepada sesama manusia akan menjadi ciri yang membedakan umat Kristen yang
sejati dari peniru-peniru, umat Kristen yang palsu. Ia mengatakan kepada
orang-orang yang mau mengikutinya, ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu
demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan
tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi.”—Yohanes 13:34, 35; 15:12.
13 Namun, abad demi abad, para pendeta Susunan
Kristen ikut campur dalam politik dan mendukung peperangan bangsa-bangsa
mereka. Mereka bahkan mendukung pihak-pihak yang bermusuhan dalam peperangan-peperangan
di antara Susunan Kristen, seperti dua perang dunia dari abad ini. Dalam
konflik-konflik tersebut, para pendeta pada masing-masing pihak berdoa demi
kemenangan pihaknya, dan anggota-anggota dari sebuah agama dari satu negeri
membunuh anggota-anggota agama yang sama dari negeri lainnya. Akan tetapi,
itulah yang Alkitab katakan tentang perbuatan anak-anak Setan, bukan anak-anak
Allah. (1 Yohanes 3:10-12, 15) Maka, meskipun para pendeta dan
pengikutnya mengaku Kristen, mereka telah melawan ajaran Yesus Kristus, yang
memberi tahu para pengikutnya untuk ’menyingkirkan pedang’.—Matius
26:51, 52.
14 Selama berabad-abad gereja-gereja bekerja sama
dengan kuasa-kuasa politik Susunan Kristen sewaktu bangsa-bangsa tersebut
menaklukkan, memperbudak, dan merendahkan bangsa-bangsa lain selama era
imperialisme. Inilah keadaannya selama berabad-abad di Afrika. Cina juga
mengalami hal ini, sewaktu bangsa-bangsa Barat menciptakan lingkungan pengaruh
dengan paksa, seperti selama Perang Candu dan Pemberontakan Bokser.
15 Agama-agama Susunan Kristen juga telah berada
di garis depan dalam menganiaya, menyiksa, dan bahkan membunuh orang-orang yang
tidak menyetujui mereka selama abad-abad sejarah yang disebut Abad-Abad
Kegelapan. Selama Inkwisisi, yang berlangsung ratusan tahun, praktek-praktek
yang kejam, seperti penyiksaan dan pembunuhan, disahkan dan dijalankan atas
orang-orang yang baik serta tidak bersalah. Pelakunya adalah kaum pemimpin
agama dan pengikut mereka, semua yang mengaku diri Kristen. Mereka bahkan berupaya
memusnahkan Alkitab agar orang-orang awam tidak dapat membacanya.
Bukan Kristen
16 Tidak, bangsa-bangsa dan gereja-gereja Susunan
Kristen dulu maupun sekarang tidak bersifat Kristen. Mereka bukan hamba-hamba
Allah. Firman-Nya yang terilham mengatakan tentang mereka, ”Mereka mengaku
mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka
keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.”—Titus 1:16.
17 Yesus mengatakan bahwa agama palsu dapat
dikenali dari apa yang dihasilkannya, buah-buahnya. Ia mengatakan, ”Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka. . . . Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang
baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak
mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon
yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan
buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka [nabi-nabi palsu].”—Matius 7:15-20.
18 Maka, melalui apa yang telah mereka ajarkan
dan apa yang telah mereka lakukan, agama-agama Susunan Kristen memperlihatkan
sehubungan dengan pengakuan mereka bahwa mereka percaya kepada Alkitab dan
takut akan Allah dan sebagai umat Kristen adalah suatu dusta. Mereka telah
mengkhianati Allah dan Alkitab. Dengan melakukan hal itu, mereka telah membuat
jutaan orang merasa jijik dan menyebabkan mereka tidak lagi percaya kepada
Pribadi Yang Mahatinggi.
19 Namun, kegagalan kaum pemimpin agama dan
gereja-gereja Susunan Kristen, serta kegagalan agama-agama lain di luar Susunan
Kristen, bukan berarti Alkitab telah gagal. Ini juga tidak berarti bahwa Allah
telah gagal. Sebaliknya, Alkitab memberi tahu kita tentang suatu Pribadi Yang
Mahatinggi yang benar-benar ada dan yang mempedulikan kita dan masa depan kita.
Alkitab memperlihatkan bagaimana Ia akan memberi imbalan kepada orang-orang
yang berhati jujur yang ingin melakukan apa yang benar, yang ingin melihat keadilan
dan perdamaian terwujud di seluruh muka bumi. Juga diperlihatkan mengapa Allah
membiarkan kejahatan dan penderitaan dan bagaimana Ia akan menyingkirkan dari
muka bumi orang-orang yang merugikan sesama mereka, serta juga orang-orang yang
hanya di bibir saja mengaku melayani-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar