| |
| |
| |
Uraian : Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm - 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan - 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 200 C - 250 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. |
Jumat, 04 Oktober 2013
Keji beling
Kayumanis
| |
| |
| |
Uraian : Pohon tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun muda merah pucat setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang. |
Kapulaga
| |
| |
| |
Uraian : Tanaman semak, rumput-rumputan tahunan, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Berbatang semu, bulat, membentuk anakan, warna hijau. Daun tunggal, tersebar, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-35 cm, lebar 10-12 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol di pangkal batang, mahkota bentuk tabung, panjang lebih kurang 12,5 mm, warna putih atau putih kekuningan. Buah kotak, bulat, berlekuk, warna putih. |
Rabu, 25 September 2013
Hidup Selama-lamanya dalam Firdaus di Bumi--bagian 8
1 Seperti apakah kehidupan ini kelak manakala
Allah menyingkirkan kejahatan dan penderitaan dari bumi dan mendatangkan dunia
baru-Nya di bawah pengawasan yang pengasih dari Kerajaan surgawi-Nya? Allah
berjanji untuk ’membuka tangan-Nya dan berkenan mengenyangkan segala yang
hidup’.—Mazmur 145:16.
2 Apa keinginan saudara yang wajar? Bukankah
untuk kehidupan yang bahagia, pekerjaan yang berguna, kelimpahan materi,
lingkungan yang indah, perdamaian di antara semua orang, dan kebebasan dari
ketidakadilan, penyakit, penderitaan, dan kematian? Dan bagaimana dengan
prospek rohani yang penuh sukacita? Semua perkara tersebut akan diwujudkan
segera di bawah pemerintahan Kerajaan Allah. Perhatikan apa yang dikatakan oleh
nubuat-nubuat Alkitab tentang berkat-berkat menakjubkan yang akan datang dalam
dunia baru tersebut.
Maksud-Tujuan Allah Segera Akan Diwujudkan-bagian 7
1 Meskipun Allah telah mengizinkan
ketidaksempurnaan dan penderitaan selama jangka waktu yang lama dari sudut
pandangan manusia, Ia tidak akan membiarkan keadaan buruk berlangsung sampai
waktu yang tidak tertentu. Alkitab memberi tahu kita bahwa dalam mengizinkan
segala sesuatu terjadi, Allah memiliki jangka waktu spesifik.
2 ”Untuk segala sesuatu ada masanya”.
(Pengkhotbah 3:1) Bila waktu yang diberikan Allah dalam mengizinkan kejahatan
dan penderitaan berakhir, maka Ia akan campur tangan dalam urusan-urusan umat
manusia. Ia akan mengakhiri kejahatan serta penderitaan dan akan memenuhi
maksud-tujuan-Nya yang semula untuk membuat bumi dipenuhi dengan keluarga umat
manusia yang sempurna dan berbahagia yang menikmati perdamaian total dan
keamanan ekonomi di tengah-tengah keadaan Firdaus.
Mengapa Begitu Banyak Penderitaan dan Ketidakadilan?--bagiam 6
1 Akan tetapi, jika Pribadi Yang Mahatinggi
bermaksud agar orang-orang yang sempurna hidup di bumi selama-lamanya di
tengah-tengah keadaan firdaus dan jika maksud-tujuan-Nya belum berubah, mengapa
tidak ada firdaus sekarang? Mengapa, sebaliknya, manusia mengalami banyak
penderitaan dan ketidakadilan selama berabad-abad?
2 Tak diragukan, sejarah umat manusia sarat
dengan kesengsaraan yang disebabkan oleh peperangan, penaklukan imperialistis,
eksploitasi, ketidakadilan, kemiskinan, bencana, penyakit, dan kematian.
Mengapa begitu banyak perkara-perkara buruk terjadi atas begitu banyak korban
yang tidak bersalah? Jika Allah mahakuasa, mengapa Ia mengizinkan penderitaan
yang luar biasa banyak selama ribuan tahun? Karena Allah merancang dan mengatur
alam semesta begitu baik, mengapa Ia mengizinkan kekacauan dan kehancuran atas
bumi?
Ada Tujuan yang Mulia dalam Kehidupan-bagian 5
1 Cara bumi dan makhluk-makhluk hidupnya
diciptakan memperlihatkan bahwa Penciptanya adalah Allah yang penuh kasih yang
benar-benar peduli. Dan Firman-Nya, Alkitab, memperlihatkan bahwa Ia peduli;
buku ini memberi kita jawaban terbaik untuk pertanyaan: Mengapa kita berada di
sini di atas bumi? dan, Ke mana tujuan kita?
2 Kita perlu memeriksa Alkitab untuk mendapatkan
jawaban-jawaban tersebut. Firman Allah berkata, ”Bilamana kamu mencariNya, Ia
berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkanNya, kamu akan
ditinggalkanNya.” (2 Tawarikh 15:2) Maka, setelah memeriksa Firman Allah
apa yang disingkapkan Allah tentang maksud-tujuan-Nya bagi kita?
Mengapa Allah Menciptakan Manusia
3 Alkitab memperlihatkan bahwa Allah
mempersiapkan bumi khususnya dengan memikirkan umat manusia. Yesaya 45:18
berkata berkenaan bumi ini bahwa Allah ”menciptakannya bukan supaya kosong,
tetapi Ia membentuknya untuk didiami”. Dan Ia memenuhi bumi dengan segala
sesuatu yang akan dibutuhkan oleh orang-orang, tidak untuk sekadar hidup, namun
untuk menikmati kehidupan sepenuhnya.—Kejadian, pasal 1 dan 2.
Susunan Kristen Telah Mengkhianati Allah dan Alkitab-bagian 4
1 Orang-orang di banyak negeri menghindari
Alkitab dan kurang menghormatinya karena tingkah laku buruk dari orang-orang
yang mengaku mengikutinya. Di beberapa negeri dikatakan bahwa Alkitab adalah
buku yang menuntun kepada peperangan, bahwa Alkitab adalah buku masyarakat
kulit putih, dan buku yang mendukung kolonialisme. Namun itu semua adalah
pandangan yang keliru.
2 Alkitab, yang ditulis di Timur Tengah, tidak
mendukung peperangan-peperangan kolonial dan eksploitasi yang tamak yang telah
dijalankan atas nama kekristenan untuk jangka waktu yang begitu lama.
Sebaliknya, dengan membaca Alkitab dan mempelajari ajaran-ajaran kekristenan
sejati yang diajarkan oleh Yesus, saudara akan melihat bahwa Alkitab dengan
keras mengutuk peperangan, perbuatan amoral, dan eksploitasi atas orang-orang
lain. Kesalahannya terletak pada orang-orang yang tamak, bukan pada Alkitab.
(1 Korintus 13:1-6; Yakobus 4:1-3; 5:1-6; 1 Yohanes 4:7, 8)
Jadi, jangan biarkan tingkah laku yang salah dari orang-orang yang mementingkan
diri yang hidup bertentangan dengan nasihat baik dari Alkitab mencegah saudara
memperoleh manfaat dari hartanya yang bernilai.
Selasa, 24 September 2013
Sumber Hikmat Tertinggi yang Unik-bagian 3
1 Apakah Alkitab merupakan catatan dari hikmat
tertinggi tersebut? Dapatkah buku ini memberi kita jawaban yang benar atas
pertanyaan-pertanyaan penting yang berkaitan dengan tujuan hidup ini?
2 Alkitab tentu patut kita selidiki. Satu alasan
adalah karena ini adalah buku paling istimewa yang pernah disusun, sangat
berbeda dari buku lain mana pun. Perhatikan fakta-fakta berikut ini.
Buku Tertua dan Paling Luas Disiarkan
3 Alkitab adalah buku tertua yang pernah ditulis,
beberapa bagian darinya disusun kira-kira 3.500 tahun yang lalu. Umurnya
beberapa abad lebih tua daripada kitab lain mana pun yang dianggap suci. Yang
pertama dari ke-66 buku yang dimuat di dalamnya ditulis kira-kira seribu tahun
sebelum Budha dan Kong Hu Cu dan sekitar dua ribu tahun sebelum Muhammad.
Siapa yang Dapat Memberi Tahu Kita?--bagian 2
1 Siapa yang dapat memberi tahu kita apa
sebenarnya tujuan hidup ini? Nah, seandainya saudara mengunjungi seorang
perancang mesin dan melihatnya sedang mengerjakan seperangkat mesin yang rumit
yang saudara tidak kenali, bagaimana saudara dapat mengetahui untuk apa benda
itu dibuat? Cara yang terbaik adalah bertanya kepada sang perancang.
2 Lalu, bagaimana dengan rancangan menakjubkan
yang kita lihat di sekeliling kita di bumi ini, misalnya dalam segala makhluk
hidup, sampai kepada sel hidup yang paling kecil? Bahkan molekul-molekul dan
atom-atom yang jauh lebih kecil di dalam sel dirancang dengan menakjubkan dan
rapi. Juga bagaimana dengan pikiran manusia yang dirancang secara mengagumkan?
Dan bagaimana dengan tata surya kita, dan galaksi Bima Sakti kita, serta alam
semesta ini? Tidakkah semua rancangan yang hebat ini menuntut adanya Perancang?
Tentu Ia dapat memberi tahu kita mengapa Ia merancang hal-hal itu.
Apakah Ada Tujuan dalam Kehidupan?-bagian 1
Cepat atau lambat, hampir setiap orang akan bertanya-tanya
tentang apa tujuan hidup ini. Apakah untuk bekerja keras meningkatkan taraf
hidup kita, untuk menyediakan kebutuhan keluarga kita, untuk meninggal setelah
mungkin berusia 70 atau 80 tahun, dan kemudian lenyap untuk selamanya? Seorang
pemuda yang merasa demikian mengatakan bahwa tujuan hidup tak lain daripada
”hidup, memiliki anak-anak, berbahagia dan kemudian mati”. Namun apakah itu
benar? Apakah kematian sesungguhnya merupakan akhir dari semua itu?
2 Banyak orang di negeri-negeri Timur maupun
Barat merasa bahwa tujuan utama seseorang hidup adalah untuk memperoleh
kekayaan materi. Mereka percaya bahwa ini dapat menghasilkan kehidupan yang
bahagia dan penuh arti. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang sudah memiliki
kekayaan materi? Seorang penulis Kanada, Harry Bruce, mengatakan, ”Suatu jumlah
yang mengejutkan dari orang-orang kaya berkeras bahwa mereka tidak bahagia.” Ia
menambahkan, ”Berbagai pol [pengumpulan pendapat] memperlihatkan adanya suatu pesimisme
yang sangat buruk yang telah menjangkiti Amerika Utara . . . Apakah ada
orang yang berbahagia di dunia ini? Jika ada, apa rahasianya?
Jumat, 20 September 2013
Buku Nubuat----alkitab bab 5
Orang-orang berminat akan masa depan. Mereka berupaya
mendapat prediksi yang handal mengenai banyak bidang, mulai dari prakiraan
cuaca hingga indikator ekonomi. Akan tetapi, sewaktu mereka bertindak
berdasarkan prakiraan tersebut, mereka sering kali kecewa. Alkitab memuat
banyak ramalan, atau nubuat. Seberapa akuratkah nubuat-nubuat tersebut? Apakah
itu adalah sejarah yang ditulis jauh di muka? Ataukah itu hanyalah sejarah
berkedok nubuat?
NEGARAWAN Roma bernama Cato (234-149 SM) dilaporkan
mengatakan, ”Saya bertanya-tanya apakah seorang peramal tidak akan tertawa bila
melihat peramal yang lain.”1 Memang, sampai saat ini, banyak orang
merasa skeptis terhadap para peramal, astrolog, dan juru ramal lain. Sering
kali, ramalan mereka menggunakan istilah-istilah yang tidak jelas dan
memungkinkan timbulnya begitu banyak ragam penafsiran.
Namun, bagaimana dengan nubuat-nubuat Alkitab? Apakah ada
alasan untuk merasa skeptis? Atau apakah ada dasar untuk merasa yakin?
Apa Isi Buku Ini--alkitab bab 4
Seseorang yang untuk pertama kali memasuki sebuah
perpustakaan mungkin merasa bingung melihat begitu banyak deretan buku. Namun
setelah mendapat sedikit penjelasan tentang bagaimana buku-buku tersebut
disusun, ia segera mengetahui caranya menemukan buku-buku tertentu. Demikian
pula, mencari sesuatu di dalam Alkitab menjadi lebih mudah bila saudara
mengerti bagaimana isinya disusun.
KATA ”Alkitab” berasal dari kata Yunani bi·bli′a,
yang berarti ”gulungan-gulungan papirus” atau ”buku-buku”.1 Alkitab
sebenarnya sebuah koleksi—sebuah perpustakaan—dari 66 buku terpisah, yang
penulisannya meliputi jangka waktu sekitar 1.600 tahun, dari tahun 1513 SM
sampai kira-kira tahun 98 M.
Ketiga puluh sembilan buku pertama, kira-kira tiga perempat
isi Alkitab, dikenal sebagai Kitab-Kitab Ibrani, karena buku-buku tersebut
kebanyakan ditulis dalam bahasa Ibrani. Buku-buku ini secara umum dapat dibagi
ke dalam tiga kelompok: (1) Sejarah, Kejadian sampai Ester, 17
buku; (2) Puisi, Ayub sampai Kidung Agung, 5 buku; dan (3) Nubuat,
Yesaya sampai Maleakhi, 17 buku. Kitab-Kitab Ibrani mencakup sejarah awal dari
bumi dan umat manusia serta sejarah dari bangsa Israel zaman purba sejak
kelahirannya hingga abad kelima SM.
Buku yang Paling Banyak Disiarkan di Dunia--Alkitab bab 3
”Alkitab adalah buku yang paling banyak dibaca sepanjang
sejarah. . . . Lebih banyak eksemplar yang telah tersiar dibandingkan
dengan buku lain mana pun. Alkitab juga lebih sering diterjemahkan, dan ke
dalam lebih banyak bahasa, daripada buku lain mana pun.”—”The World Book
Encyclopedia.”1
DALAM beberapa hal, kebanyakan buku ada kemiripannya dengan
manusia. Mereka muncul, mungkin semakin populer, dan—kecuali untuk segelintir
karya sastra klasik—menjadi tua dan mati. Perpustakaan sering kali menjadi
seperti kuburan bagi banyak sekali buku yang ketinggalan zaman, tidak pernah
dibaca dan, pada dasarnya, mati.
Akan tetapi, Alkitab memang luar biasa bahkan di antara
karya-karya klasik. Meskipun penulisannya dimulai 3.500 tahun yang lalu,
Alkitab masih sangat segar. Sejauh ini, Alkitablah buku yang paling banyak
peredarannya di bumi. Setiap tahun, sekitar 60 juta eksemplar dari seluruh
Alkitab atau bagian-bagiannya tersiar. Edisi pertama dalam bentuk buku cetakan
dihasilkan oleh mesin cetak Johannes Gutenberg dari Jerman sekitar tahun 1455.
Sejak itu, diperkirakan empat miliar Alkitab (seluruhnya atau sebagian) telah
dicetak. Tidak ada buku lain, yang bersifat agama atau nonagama, yang bahkan
dapat menyamainya.
Buku yang Disalahgambarkan-alkitab bab 2
”Doktrin tentang pergerakan ganda bumi yakni berputar pada
porosnya serta berputar mengelilingi matahari adalah keliru, dan sepenuhnya
bertentangan dengan Kitab Suci.” Demikian pernyataan Dewan Indeks dari Gereja
Katolik Roma dalam suatu dekret pada tahun 1616.1 Apakah sebenarnya
Alkitab tidak sejalan dengan fakta-fakta ilmiah? Atau apakah Alkitab telah
disalahgambarkan?
PADA musim dingin tahun 1609/10, Galileo Galilei mengarahkan
teleskop yang baru dikembangkannya ke langit dan menemukan empat buah bulan
yang mengelilingi planet Yupiter. Apa yang dilihatnya ini membuyarkan konsep
yang dipercayai pada waktu itu bahwa semua benda angkasa pasti mengorbit bumi.
Sebelumnya, pada tahun 1543, astronom Polandia Nicolaus Copernicus mencetuskan
teori bahwa planet-planet berputar mengelilingi matahari. Galileo meneguhkan
bahwa ini adalah kebenaran ilmiah.
Namun, bagi para teolog Katolik, pemikiran ini adalah bidah.
Gereja telah lama percaya bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta.2
Pandangan ini didasarkan atas penafsiran harfiah dari ayat-ayat yang
menggambarkan bahwa bumi dikukuhkan ”di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang
untuk seterusnya dan selamanya”. (Mazmur 104:5) Galileo dipanggil ke Roma dan
menghadap lembaga Inkwisisi. Setelah menjalani pemeriksaan yang sangat cermat,
ia dipaksa untuk menarik kembali penemuannya, dan ia menghabiskan sisa hidupnya
sebagai tahanan rumah.
Buku yang Hendaknya Saudara Baca--Alkitab bab 1
Alkitab bab 1
”Alkitab tidak usah diberi perhatian serius.” Demikian kata
seorang profesor universitas kepada seorang wanita muda yang berbicara terus
terang.
”Apakah Anda pernah membaca Alkitab?” tanya wanita ini.
Terperanjat mendengar hal itu, sang profesor harus mengakui
bahwa ia belum membacanya.
”Bagaimana Anda bisa dengan yakin mengutarakan pendapat
tentang buku yang belum pernah Anda baca?”
Argumen wanita ini sungguh tepat. Sang profesor memutuskan
untuk membaca Alkitab dan kemudian mengutarakan pendapat tentangnya.
ALKITAB, yang terdiri dari 66 buku, telah digambarkan
sebagai ”kumpulan buku yang kemungkinan paling berpengaruh dalam sejarah
manusia”.1 Sebenarnya, buku ini telah mempengaruhi beberapa karya
terbesar dunia dalam bidang seni, kesusastraan, dan musik. Buku ini memiliki
pengaruh yang sangat besar atas terbentuknya sistem hukum. Alkitab dipuji
karena gaya sastranya dan disegani oleh banyak orang terpelajar. Pengaruhnya
sungguh amat dalam terhadap kehidupan orang-orang dari segala lapisan
masyarakat. Buku ini telah menggugah loyalitas yang luar biasa dalam diri
banyak pembacanya. Ada yang bahkan telah mempertaruhkan nyawa hanya untuk
membacanya.
Senin, 26 Agustus 2013
Harapan yang Pasti bagi Orang Mati
Bila orang yg kita kasihi meninggal ?
Bab 5
Bab 5
SEORANG wanita berusia 25 tahun menulis, ”Pada tahun 1981 ibu angkat saya meninggal karena kanker. Saya dan adik angkat saya sangat terpukul oleh kematiannya. Saya berusia 17 tahun, dan adik laki-laki saya 11 tahun. Saya sangat kehilangan dia. Karena diajarkan bahwa ia ada di surga, yah, saya ingin bunuh diri agar dapat berada bersamanya. Ia sahabat karib saya.”
Tampaknya sangat tidak adil bahwa kematian mempunyai kuasa untuk mengambil seseorang yang Anda kasihi. Dan bila itu terjadi, gagasan bahwa tidak akan pernah bisa berbicara lagi kepada orang yang dikasihi, tertawa bersamanya, atau memeluknya bisa sangat sulit ditanggung. Kepedihan itu tidak hilang dengan diberi tahu bahwa orang yang Anda kasihi berada di surga.
Akan tetapi, Alkitab menawarkan harapan yang sangat berbeda. Seperti yang telah kita perhatikan sebelumnya, Alkitab memperlihatkan bahwa tidak lama lagi Anda dapat dipersatukan kembali dengan orang yang Anda kasihi yang telah meninggal, bukan di surga yang tidak diketahui, melainkan di sini juga di atas bumi di bawah keadaan yang damai dan adil-benar. Dan pada saat itu manusia akan mempunyai prospek menikmati kesehatan yang sempurna, dan mereka tidak akan pernah mati lagi. ’Tetapi pasti itu hanya khayalan!’ ada yang mungkin mengatakan demikian.
Bagaimana Orang Lain Dapat Membantu?
Bila orang yg kita kasihi meninggal ?
Bab 4
Bab 4
”Bagaimana Orang Lain Dapat Membantu?, kita mengucapkannya dengan tulus. Kita akan melakukan apa saja untuk membantu. Namun, apakah orang yang berkabung mendatangi kita dan berkata, ”Terpikir oleh saya akan sesuatu yang Anda dapat lakukan untuk saya”? Biasanya tidak. Jelaslah, kita perlu mengambil beberapa inisiatif jika kita benar-benar ingin membantu dan menghibur orang yang berduka cita.
Sebuah amsal Alkitab berkata, ”Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” (Amsal 15:23; 25:11) Dibutuhkan hikmat untuk mengetahui apa yang harus dikatakan dan apa yang jangan dikatakan, apa yang harus dilakukan dan apa yang jangan dilakukan. Berikut ini adalah beberapa saran berdasarkan Alkitab yang didapati berguna oleh beberapa orang yang berkabung.
Apa yang Harus Dilakukan . . .
Dengarkan: ’Cepatlah mendengar’, kata Yakobus 1:19. Salah satu hal paling berguna yang dapat Anda lakukan adalah ikut merasakan kesedihan dari orang yang berkabung dengan mendengarkan. Beberapa orang yang berkabung mungkin perlu berbicara mengenai orang yang mereka kasihi yang telah meninggal, mengenai kecelakaan atau penyakit yang menyebabkan kematiannya, atau mengenai perasaan-perasaan mereka setelah kematian tersebut. Maka tanyakanlah, ”Apakah Anda ingin membicarakannya?” Biarkan mereka yang memutuskan. Ketika mengenang saat ketika ayahnya meninggal, seorang pria muda berkata, ”Saya merasa sangat dibantu sewaktu orang-orang menanyakan apa yang telah terjadi dan kemudian benar-benar mendengarkan.” Maka dengarkanlah dengan sabar dan penuh simpati tanpa perlu merasa bahwa Anda harus menyediakan jawaban atau jalan keluarnya. Biarkan mereka mengutarakan apa pun yang ingin mereka katakan.
Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Duka Cita Saya?
Bila orang yg kita kasihi meninggal ?
Bab 3
Bab 3
”Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Duka Cita Saya?. Namun belakangan ia menyadari bahwa ia keliru. Maka, sewaktu sahabat Mike kehilangan kakeknya, Mike tahu apa yang harus diperbuat. Ia berkata, ”Beberapa tahun yang lalu, saya pasti akan menepuk bahunya dan berkata, ’Bersikaplah sebagai laki-laki.’ Namun kini saya menggenggam tangannya dan berkata, ’Rasakan apa saja yang kau harus rasakan. Itu akan membantumu mengatasinya. Jika kau mau ditinggalkan sendirian, saya akan pergi. Jika kau mau ditemani, saya akan tinggal. Tapi jangan takut merasakannya.’”
MaryAnne juga merasa sangat sulit untuk menekan perasaannya sewaktu suaminya meninggal. ”Saya berjuang untuk menjadi contoh yang baik bagi orang-orang lain,” kenangnya, ”sehingga saya tidak memperbolehkan diri saya mengalami perasaan yang normal. Namun pada akhirnya saya belajar bahwa berupaya menjadi tiang yang kuat bagi orang-orang lain tidak membantu saya. Saya mulai menganalisis keadaan saya dan berkata, ’Menangislah jika kau harus menangis. Jangan berupaya untuk terlalu tegar. Keluarkan semua perasaanmu.’”
Jadi, Mike maupun MaryAnne menganjurkan: Biarkanlah diri Anda berduka cita! Dan mereka benar. Mengapa? Karena berduka cita merupakan pengungkapan emosi yang dibutuhkan. Mengungkapkan perasaan Anda dapat meringankan tekanan yang membebani Anda. Pernyataan emosi yang wajar, jika disertai dengan pemahaman dan keterangan yang saksama, memungkinkan Anda menaruh perasaan Anda dalam perspektif yang sepatutnya.
Tentu saja, tidak semua orang menyatakan duka cita dengan cara yang sama. Dan faktor-faktor seperti apakah orang yang dikasihi meninggal secara tiba-tiba atau meninggal setelah lama sakit dapat berpengaruh atas reaksi emosi dari orang-orang yang ditinggalkan. Namun satu hal tampak pasti: Memendam perasaan Anda dapat berbahaya secara fisik maupun emosi. Jauh lebih sehat untuk mengungkapkan duka cita Anda. Bagaimana? Alkitab memuat beberapa saran praktis.
Apakah Normal untuk Merasa seperti Ini?
Bila orang yg kita kasihi meninggal ?
Bab 2
SEORANG yang sedang berkabung menulis, ”Sebagai seorang anak di Inggris, saya diajar untuk tidak mengungkapkan perasaan saya di hadapan umum. Saya masih ingat ayah saya, seorang mantan perwira militer, berbicara kepada saya sambil menggertakkan giginya, ’Awas, jangan berani menangis!’ sewaktu ada sesuatu yang menyakitkan saya. Saya tidak ingat lagi apakah ibu saya pernah mencium atau memeluk kami anak-anak (kami empat bersaudara). Saya berusia 56 tahun ketika saya melihat ayah saya meninggal. Saya merasakan kehilangan yang luar biasa. Namun, pada mulanya, saya tidak sanggup menangis.”
Dalam beberapa kebudayaan, orang-orang mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka. Apakah mereka sedang gembira atau sedih, orang-orang lain mengetahui bagaimana perasaan mereka. Di lain pihak, di beberapa bagian dunia, terutama di Eropa bagian utara dan Inggris, orang-orang, khususnya kaum pria, telah dibentuk oleh masyarakat untuk menyembunyikan perasaan mereka, untuk menekan emosi mereka, untuk tetap tenang dan tidak emosional serta tidak membiarkan perasaan mereka terbaca. Namun bila Anda kehilangan seseorang yang dikasihi, apakah sebenarnya salah untuk memperlihatkan duka cita Anda? Apa yang Alkitab katakan?
Langganan:
Postingan (Atom)