Kamis, 22 Agustus 2013

Apakah Masuk Akal untuk Memercayai Alkitab?


Pertanyaan 5

 
Pernahkah Anda diberi gambaran yang keliru tentang seseorang? Mungkin Anda mendengar orang lain mengata-ngatai dia atau mengutip kata-katanya. Anda diharapkan untuk tidak menyukai dia—tetapi, setelah Anda mengenal dia, ternyata semua itu tidak benar. Itulah yang dialami banyak orang sehubungan dengan Alkitab.

Banyak orang terpelajar memandang rendah Alkitab. Tahukah Anda alasannya? Buku itu sering digambarkan atau dikutip sedemikian rupa sehingga kedengarannya tidak masuk akal, tidak ilmiah, atau sama sekali salah. Mungkinkah Alkitab telah disalahgambarkan?

Selama membaca brosur ini, apakah Anda terkejut bahwa apa yang Alkitab katakan ternyata akurat secara ilmiah? Banyak yang merasa demikian. Mereka juga terkejut karena Alkitab ternyata tidak mengatakan beberapa hal yang menurut banyak agama dikatakannya. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa menurut Alkitab, Allah membuat alam semesta dan semua kehidupan hanya dalam waktu enam kali 24 jam. Faktanya, tidak ada satu pun ayat dalam Alkitab yang bertentangan dengan perkiraan ilmuwan mengenai usia alam semesta atau bumi.

Apakah Semua Kehidupan Berasal dari Leluhur yang Sama?


Pertanyaan 4

 

Darwin mengira bahwa kalau ditelusuri, semua kehidupan memiliki leluhur yang sama. Ia membayangkan bahwa sejarah kehidupan di bumi mirip sebuah pohon yang sangat besar. Belakangan, yang lain percaya bahwa ”pohon kehidupan” ini awalnya adalah batang tunggal berupa sel-sel pertama yang sederhana. Spesies-spesies baru bercabang dari batang itu dan terus terbagi menjadi dahan-dahan, atau famili tumbuhan dan binatang, lalu menjadi ranting-ranting, yakni semua spesies dalam famili tumbuhan dan binatang yang hidup sekarang. Itukah yang sebenarnya terjadi?

Apa yang dinyatakan banyak ilmuwan? Banyak yang memberikan kesan bahwa catatan fosil mendukung teori tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa karena semua makhluk hidup menggunakan ”bahasa komputer”, atau DNA, yang sama, maka semua kehidupan pastilah berevolusi dari leluhur yang sama.

Apa yang Alkitab katakan? Catatan dalam buku Kejadian menyatakan bahwa tumbuhan, makhluk laut, binatang darat, dan burung diciptakan ”menurut jenisnya”. (Kejadian 1:12, 20-25) Uraian ini membuka peluang adanya variasi dalam setiap ”jenis”, tetapi menyiratkan adanya batasan permanen yang memisahkan jenis-jenis itu. Dari kisah penciptaan dalam Alkitab, kita juga bisa mengantisipasi bahwa jenis-jenis makhluk baru dalam catatan fosil akan muncul secara tiba-tiba dan sudah terbentuk sepenuhnya.

Dari Mana Datangnya Instruksi Itu?


Pertanyaan 3

 

Apa yang menentukan rupa Anda? Apa saja faktor penentu warna mata, rambut, dan kulit Anda? Bagaimana dengan tinggi badan, perawakan, atau kemiripan Anda dengan orang tua Anda? Mengapa ujung jari Anda bisa memiliki bantalan empuk di satu sisi dan kuku yang keras sebagai pelindung di sisi lainnya?

Pada zaman Charles Darwin, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu masih misterius. Darwin sendiri terpesona bahwa ciri-ciri khas satu generasi diteruskan ke generasi berikutnya, tetapi hanya sedikit yang ia ketahui tentang hukum genetika, apalagi tentang mekanisme di dalam sel yang mengatur hereditas. Namun, sekarang para biolog telah puluhan tahun mempelajari genetika manusia dan instruksi terperinci yang tertanam dalam molekul menakjubkan yang disebut DNA (asam deoksiribonukleat). Tentu, pertanyaan utamanya adalah: Dari mana datangnya instruksi itu?

Apa yang dinyatakan banyak ilmuwan? Banyak biolog dan ilmuwan lain merasa bahwa DNA dan instruksinya yang berbentuk kode dihasilkan oleh berbagai kebetulan yang tidak diatur yang terjadi selama jangka waktu jutaan tahun. Menurut mereka, tidak ada bukti bahwa struktur molekul ini atau informasi yang dibawa dan diteruskannya, serta cara kerjanya, merupakan hasil rancangan.17

Adakah Bentuk Kehidupan yang Benar-Benar Sederhana?


Pertanyaan 2

 

Tubuh Anda adalah salah satu struktur yang paling kompleks di alam semesta. Tubuh terdiri dari kira-kira 100 triliun sel yang sangat kecil—sel tulang, sel darah, sel otak, dan masih banyak lagi.7 Sesungguhnya, ada lebih dari 200 jenis sel dalam tubuh Anda.8

Meskipun bentuk dan fungsinya luar biasa beragam, sel-sel Anda bekerja sama sebagai jaringan yang rumit dan terpadu. Jika diperbandingkan, Internet yang memiliki jutaan komputer dan kabel data berkecepatan tinggi sangatlah lamban. Tidak ada benda ciptaan manusia yang bisa bersaing dengan kecanggihan teknis yang terlihat bahkan dalam sel yang paling sederhana. Bagaimana asal mula sel-sel yang membentuk tubuh manusia?

Apa yang dinyatakan banyak ilmuwan? Semua sel hidup dapat digolongkan ke dalam dua kategori utama—yang memiliki nukleus dan yang tidak. Sel manusia, binatang, dan tanaman memiliki nukleus, sedangkan sel bakteri tidak. Sel yang bernukleus disebut eukariotik, dan yang tidak bernukleus dikenal sebagai prokariotik. Karena sel prokariotik relatif tidak serumit sel eukariotik, banyak yang berpendapat bahwa sel binatang dan tanaman pastilah berevolusi dari sel bakteri.

Bagaimana Kehidupan Bermula?


Pertanyaan 1

 

Sewaktu masih kecil, pernahkah Anda mengagetkan orang tua Anda dengan pertanyaan, ”Dari mana datangnya bayi?” Apa jawaban mereka? Bergantung pada usia Anda dan kepribadian mereka, orang tua Anda mungkin mengabaikan saja pertanyaan itu atau menjawab sekadarnya dengan kikuk. Atau, mungkin mereka mengarang-ngarang cerita yang belakangan Anda tahu tidak benar. Tentu saja, agar seorang anak benar-benar siap menyongsong kedewasaan dan perkawinan, ia perlu belajar tentang keajaiban reproduksi seksual.

Sebagaimana banyak orang tua canggung membahas dari mana datangnya bayi, beberapa ilmuwan tampaknya enggan membahas pertanyaan yang lebih mendasar lagi—Dari mana datangnya kehidupan? Jawaban yang berdasar dan masuk akal bisa sangat memengaruhi cara pandang seseorang tentang kehidupan. Jadi, bagaimana kehidupan bermula?

Apa yang dinyatakan banyak ilmuwan? Banyak evolusionis akan memberi tahu Anda bahwa miliaran tahun yang lalu, kehidupan bermula di tepi sebuah kolam purba atau jauh di dalam samudra. Menurut mereka, di lokasi semacam itu zat-zat kimia dengan sendirinya menyatu menjadi struktur seperti busa, membentuk molekul kompleks, dan mulai bereplikasi. Mereka yakin bahwa semua kehidupan di bumi bermula secara kebetulan dari satu atau beberapa sel awal yang ”sederhana” ini.

Senin, 19 Agustus 2013

Mana yang Akan Anda Pilih?


Pasal 20

 

FIRDAUS di masa depan di bawah Kerajaan Allah—itulah kabar baik yang dibutuhkan umat manusia. Dan, Yesus menubuatkan bahwa pemberitaan ”kabar baik kerajaan” kepada orang-orang di seluruh dunia akan menjadi salah satu corak dari periode ’sebelum akhir itu datang’. (Matius 24:14) Hal itulah yang sekarang dilakukan oleh jutaan Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka menceritakan kabar baik ini kepada jutaan orang lain yang menyambutnya dengan belajar Alkitab dan bergabung dengan mereka.

2 Pekerjaan pendidikan sedunia secara besar-besaran untuk mengumpulkan orang-orang dari segala bangsa ini telah dinubuatkan dalam Alkitab. Tentang hari-hari terakhir ini, Yesaya bernubuat, ’Ibadat kepada Yehuwa akan berdiri teguh, dan ke sana semua bangsa akan berduyun-duyun. Dan Yehuwa akan mengajar mereka tentang jalan-jalannya, dan mereka akan berjalan di jalan-jalannya.’—Yesaya 2:2-4; lihat juga Yesaya 60:22; Zakharia 8:20-23.

3 Pemberitaan sedunia tentang Kerajaan menyebabkan umat manusia terbagi. Yesus menggunakan perumpamaan ketika menubuatkan sesuatu yang akan mencapai puncaknya pada zaman kita, ”Semua bangsa akan dikumpulkan di hadapannya, dan ia akan memisahkan orang, yang satu dari yang lain, sama seperti seorang gembala memisahkan domba dari kambing.” Orang yang mendukung maksud-tujuan sang Pencipta disamakan seperti domba, tetapi yang tetap ingin bebas disamakan seperti kambing. Tentang nasib akhir mereka, Yesus berkata bahwa ”domba-domba” akan memperoleh ”kehidupan abadi”, tetapi ”kambing-kambing”, ”kemusnahan abadi”.—Matius 25:32-46.

Firdaus di Bumi Sudah di Ambang Pintu


Pasal 19

 

INGINKAH Anda menikmati kehidupan tanpa akhir—penuh makna dan memuaskan? Kemungkinan besar Anda akan menjawab, Ya. Ada begitu banyak hal menarik untuk dilakukan, tempat indah untuk dilihat dan hal baru untuk dipelajari.

2 Namun, problem-problem yang kelihatannya tak terpecahkan mengganggu kesenangan hidup kita. Misalnya, umur hidup kita sekarang relatif pendek. Dan, kehidupan banyak orang sarat dengan penyakit, kesedihan, dan kesukaran. Jadi agar manusia benar-benar menikmati kehidupan, dalam segala segi, idealnya adalah jika (1) lingkungan tempat tinggalnya seperti firdaus, (2) keadaan benar-benar aman, (3) pekerjaannya mengasyikkan, (4) tubuhnya sehat walafiat dan (5) hidupnya abadi.

3 Tetapi, apakah keinginan di atas itu berlebihan? Dari sudut pandang manusia, memang begitu. Sejarah menunjukkan bahwa manusia tidak mampu mewujudkan keadaan yang demikian ideal dengan upaya sendiri. Namun, dari sudut pandang Pencipta kita, hal-hal tersebut bukan saja mungkin melainkan juga pasti terwujud! Mengapa? Karena keadaan yang begitu didambakan itu adalah bagian dari maksud-tujuan Allah yang semula untuk bumi ini.—Mazmur 127:1; Matius 19:26.

Alkitab—Benarkah Diilhamkan oleh Allah?


Pasal 18

 
TIDAK seorang pun dapat meramalkan masa depan dengan tepat dan terperinci. Hal itu di luar kesanggupan manusia. Namun, Pencipta alam semesta memiliki semua fakta yang dibutuhkan dan bahkan dapat mengendalikan segala sesuatu. Maka, Ia bisa disebut sebagai Pribadi yang ”sejak awal memberitahukan kesudahannya, dan dari masa lampau, hal-hal yang belum terlaksana”.—Yesaya 46:10; 41:22, 23.

2 Alkitab berisi ratusan nubuat. Apakah sejauh ini nubuat-nubuat itu telah digenapi secara akurat? Jika ya, hal itu bisa menjadi petunjuk yang kuat bahwa Alkitab ”diilhamkan Allah”. (2 Timotius 3:16, 17) Dan, kita akan yakin pada nubuat-nubuat lain yang belum terjadi. Karena itu, ada baiknya kita membahas beberapa nubuat yang sudah digenapi.

Dapatkah Anda Mempercayai Alkitab?


Pasal 17

 

BAGI banyak orang, Alkitab sekadar buku yang ditulis oleh orang-orang bijaksana pada masa silam. Seorang profesor universitas, Gerald A. Larue, menyatakan, ”Pandangan para penulisnya, sebagaimana tertuang dalam Alkitab, mencerminkan gagasan, kepercayaan, dan konsep yang umum pada zaman mereka sendiri dan terbatas pada tingkat pengetahuan kala itu.”1 Namun, Alkitab mengaku sebagai buku yang diilhamkan Allah. (2 Timotius 3:16) Jika ini benar, buku itu pasti bebas dari pandangan keliru yang umum pada masa ketika bagian-bagiannya ditulis. Dapatkah Alkitab mempertahankan pernyataannya jika diuji dengan pengetahuan masa kini?

2 Seraya kita membahas pertanyaan ini, ingatlah bahwa seiring dengan kemajuan pengetahuan, manusia harus terus menyesuaikan pandangannya agar selaras dengan informasi dan temuan yang baru. Scientific Monthly pernah menyatakan, ”Kurang masuk akal untuk mengharapkan bahwa artikel-artikel yang kadang-kadang [baru] ditulis lima tahun yang lalu sekarang dapat diakui mewakili gagasan terkini dalam bidang sains terkait.”2 Akan tetapi, Alkitab ditulis dan disusun selama kira-kira 1.600 tahun, dan sudah rampung sekitar 2.000 tahun yang lalu. Apakah sekarang Alkitab masih bisa dikatakan akurat?

Mengapa Allah Mengizinkan Penderitaan?


Pasal 16

 
ALASAN umum yang dikemukakan banyak orang yang meragukan adanya Pencipta ialah merajalelanya penderitaan di dunia. Selama berabad-abad, ada begitu banyak kekejaman, pertumpahan darah, dan kejahatan yang keji sehingga jutaan orang yang tak bersalah sangat menderita. Jadi, banyak orang bertanya, ’Jika Allah ada, mengapa Ia mengizinkan semua ini?’ Sebagaimana telah kita lihat, catatan Alkitab sangat cocok dengan fakta-fakta tentang penciptaan, maka apakah Alkitab juga bisa membantu kita mengerti mengapa Pencipta yang mahakuasa mengizinkan begitu banyak penderitaan untuk waktu yang sedemikian lama?

2 Pasal-pasal awal buku Kejadian memberikan latar belakang untuk menjawab pertanyaan itu. Di situ diuraikan tentang diciptakannya suatu dunia tanpa penderitaan. Pria dan wanita yang pertama ditempatkan dalam sebuah firdaus, taman indah yang disebut Eden, dan mereka diberi pekerjaan yang menyenangkan dan menantang. Mengenai bumi, mereka diperintahkan untuk ”menggarap dan mengurusnya”. Mereka juga mengawasi ”ikan-ikan di laut dan makhluk-makhluk terbang di langit dan segala makhluk hidup yang merayap di bumi”.—Kejadian 1:28; 2:15.

Mengapa Banyak Orang Mempercayai Evolusi?


Pasal 15

 

SEBAGAIMANA telah kita lihat, ada banyak sekali bukti yang mendukung penciptaan. Kalau begitu, mengapa banyak orang menolak penciptaan dan mempercayai evolusi? Salah satu alasannya adalah karena hal itu diajarkan kepada mereka di sekolah. Hampir semua buku sains mendukung pandangan yang berbau evolusi. Para siswa hampir tidak pernah diberi tahu tentang argumen yang berbeda. Malah, argumen yang bertentangan dengan evolusi biasanya tidak boleh dimuat dalam buku-buku pelajaran.

2 Dalam majalah American Laboratory, seorang pakar biokimia menulis tentang pendidikan anak-anaknya, ”Evolusi tidak diajarkan kepada anak-anak sebagai suatu teori. Paham itu disiratkan secara halus dalam buku-buku sains bahkan sejak kelas dua (berdasarkan buku pelajaran anak-anak yang saya baca). Evolusi disajikan sebagai kenyataan, bukan sebagai konsep yang dapat diragukan. Dengan demikian, kalangan berwenang dalam sistem pendidikan memaksakan suatu kepercayaan.” Mengenai pengajaran evolusi di tingkat yang lebih tinggi, ia berkata, ”Seorang siswa tidak diizinkan menganut keyakinan pribadi atau menyatakannya: jika siswa itu melakukannya, ia diejek dan dikritik oleh sang pengajar. Sering kali, siswa itu bisa mengalami kerugian akademis karena pandangannya dianggap tidak ’benar’ dan nilainya dikurangi.”1

Minggu, 18 Agustus 2013

Keajaiban Manusia


Pasal 14

 

DARI semua hal yang menakjubkan di bumi, tidak ada yang lebih memukau daripada otak manusia. Misalnya, setiap detik ada kira-kira 100 juta informasi yang masuk ke dalam otak melalui berbagai indra. Tetapi, mengapa otak tidak kewalahan mendapat serbuan informasi yang bertubi-tubi ini? Bagaimana pikiran dapat menerima jutaan pesan yang datang serentak, sedangkan kita hanya dapat memikirkan sesuatu satu demi satu? Yang jelas, pikiran tidak saja bisa bertahan menghadapi arus informasi ini, tetapi dapat menanganinya dengan mudah.

2 Kemampuan tersebut hanyalah satu di antara banyak keajaiban otak manusia. Ada dua faktor yang tersangkut. Pertama, di batang otak ada jaringan saraf sebesar jari kelingking Anda. Jaringan ini disebut formasi retikula. Fungsinya seperti pusat pengendali lalu lintas, yaitu memantau jutaan pesan yang masuk ke otak, menyingkirkan yang sepele dan memilih yang terpenting untuk diperhatikan oleh korteks serebrum. Setiap detik, jaringan saraf yang kecil ini mengizinkan paling banyak beberapa ratus pesan saja untuk masuk ke pikiran yang sadar.

3 Kedua, perhatian kita sepertinya difokuskan lebih lanjut oleh gelombang yang menyapu otak kita 8 hingga 12 kali per detik. Gelombang ini menghasilkan periode kepekaan yang tinggi; dan pada periode itu, otak memperhatikan sinyal-sinyal yang lebih kuat lalu menindaklanjutinya. Konon, melalui gelombang-gelombang inilah otak melakukan pemindaian untuk berfokus pada hal-hal yang terpenting. Jadi, setiap detik, ada banyak sekali kesibukan yang berlangsung di dalam kepala kita!

Naluri—Hikmat yang Terprogram Sebelum Lahir


Pasal 13

 
”BEGITU menakjubkannya berbagai naluri sehingga bagi pembaca, perkembangan naluri mungkin akan tampak sebagai problem yang cukup besar yang dapat menggulingkan seluruh teori saya,” tulis Darwin. Ia rupanya merasa bahwa naluri merupakan masalah yang tidak bisa dijelaskan, karena ia selanjutnya mengatakan, ”Mungkin di sini saya bisa menyatakan bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang asal mula kekuatan mental, seperti juga tentang kehidupan itu sendiri.”1

2 Seperti Darwin, para ilmuwan sampai sekarang pun belum bisa memberikan penjelasan tentang naluri. Seorang evolusionis berkata, ”Faktanya, tidak ada sedikit pun tanda bahwa mekanisme genetik sanggup menurunkan pola perilaku yang spesifik. . . . Jika kita bertanya kepada diri sendiri bagaimana pola perilaku naluriah itu bisa muncul pada mulanya dan menjadi sesuatu yang diwariskan, kita tidak mendapat jawabannya.”2

3 Namun, tidak seperti Darwin dan para evolusionis lainnya, sebuah buku bertiras luas tentang burung dengan mudahnya memberikan penjelasan tentang salah satu naluri yang paling misterius—yang menyangkut migrasi. Buku itu mengatakan, ”Tidak diragukan, prosesnya merupakan proses evolusi: burung yang berasal dari iklim hangat mungkin menyebar ke tempat lain untuk mencari makanan.”3

Sabtu, 17 Agustus 2013

Siapa Penemu Pertamanya?


Pasal 12

 

”SAYA ragu,” kata seorang biolog, ”apakah kita memang adalah penemu seperti yang kita duga; kita cuma peniru.”1 Sering kali, manusia hanya meniru apa yang sudah dilakukan tumbuhan dan binatang selama ribuan tahun. Ada begitu banyak yang kita tiru dari makhluk hidup sehingga bidang ini diberi nama tersendiri—bionika.

2 Ilmuwan lain mengatakan bahwa hampir semua bidang fundamental dalam teknologi manusia ”telah diperkenalkan dan dimanfaatkan oleh berbagai makhluk hidup . . . sebelum manusia dapat memahami dan menguasai fungsi-fungsinya”. Sungguh menarik, ia menambahkan, ”Dalam banyak hal, teknologi manusia masih ketinggalan jauh dibandingkan alam.”2

3 Sewaktu Anda merenungkan kehebatan kemampuan makhluk hidup yang berusaha ditiru oleh manusia, apakah tampaknya masuk akal untuk percaya bahwa kemampuan itu terjadi secara kebetulan saja? Dan hal itu tidak hanya terjadi satu kali, tetapi berkali-kali pada makhluk-makhluk yang tidak saling berkaitan? Bukankah ini rancangan rumit yang menurut pengalaman hanya bisa dihasilkan oleh perancang yang brilian? Yakinkah Anda bahwa faktor kebetulan semata bisa menciptakan sesuatu yang belakangan hanya dapat ditiru oleh orang-orang pintar? Pikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut seraya Anda memperhatikan contoh-contoh berikut:

Makhluk Hidup yang Dirancang secara Menakjubkan


Pasal 11

 

SEWAKTU para antropolog menggali tanah dan menemukan sepotong batu tajam berbentuk segitiga, mereka menyimpulkan bahwa benda tersebut pasti telah dirancang oleh seseorang sebagai ujung anak panah. Para ilmuwan sependapat bahwa benda-benda seperti itu yang dirancang untuk suatu maksud tidak mungkin ada secara kebetulan.

2 Tetapi, berkenaan dengan makhluk hidup, logika yang sama sering diabaikan. Perancang tidak dianggap perlu. Padahal, organisme bersel tunggal yang paling sederhana, atau bahkan molekul DNA-nya yang berisi kode genetik, jauh lebih kompleks daripada batu berbentuk segitiga itu. Namun, para evolusionis berkeras bahwa semua ini tidak dirancang tetapi terbentuk oleh serangkaian kebetulan.

3 Sebenarnya, Darwin sendiri mengakui perlunya semacam daya rancang dan menurutnya, itu adalah tugas seleksi alam. ”Seleksi alam,” katanya, ”setiap hari dan setiap jam mencermati perbedaan-perbedaan terkecil di seluruh dunia; menyingkirkan yang buruk, mempertahankan dan menambahkan semua yang baik.”1 Namun, pandangan tersebut kini semakin kehilangan pamornya.

Bukti dari Planet yang Unik


Pasal 10

 

PLANET bumi kita sungguh memukau—permata yang indah dan unik di ruang angkasa. Para astronaut melaporkan bahwa, dilihat dari ruang angkasa, langit biru dan awan putihnya menjadikan bumi ”objek paling memikat yang dapat mereka lihat”.1

2 Namun, bumi tidak sekadar indah. ”Bumi adalah teka-teki ilmiah terbesar di bidang kosmologi, yang sangat sulit untuk dimengerti,” tulis Lewis Thomas dalam buku Discover. Ia menambahkan, ”Baru sekarang kita mulai memahami betapa unik dan menakjubkannya bumi ini, betapa memesonakan, objek paling cantik yang beredar mengelilingi matahari, terbungkus dalam gelembung atmosfer yang biru, menghasilkan dan menghirup oksigennya sendiri, memanfaatkan nitrogen dari udara untuk tanahnya, menghasilkan sendiri cuacanya.”2

3 Fakta yang juga menarik: Dari semua planet dalam tata surya kita, hanya di bumi para ilmuwan menemukan kehidupan. Dan, alangkah mengagumkannya keanekaragaman makhluk hidup yang ada di sana—organisme mikroskopis, serangga, tumbuhan, ikan, burung, binatang, dan manusia. Lagi pula, bumi adalah gudang harta yang sangat besar yang berisi segala yang dibutuhkan untuk menunjang semua jenis kehidupan itu. Memang, seperti yang diungkapkan buku The Earth, ”Bumi adalah keajaiban alam semesta, bola yang unik.”3

Alam Semesta yang Menakjubkan


Pasal 9

 

SELAMA ribuan tahun, manusia mengagumi langit yang berbintang. Pada malam yang cerah, bintang-bintang yang indah bertaburan bak permata yang berkilauan di kegelapan langit. Bumi yang bermandikan cahaya bulan memiliki pesona tersendiri.

2 Orang yang suka memikirkan apa yang ia lihat sering bertanya-tanya, ’Ada apa di langit sana? Bagaimana bisa begitu teratur? Dapatkah kita mengetahui asal mula semuanya itu?’ Tidak diragukan, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu kita mengetahui dengan lebih akurat mengapa ada bumi beserta manusia dan makhluk-makhluk hidup lain, dan apa yang akan terjadi di masa depan.

3 Berabad-abad yang silam, alam semesta dikira hanya terdiri dari beberapa ribu bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tetapi sekarang, dengan alat-alat canggih untuk memindai langit, para ilmuwan menyadari bahwa ada jauh lebih banyak lagi. Ternyata, yang mereka amati jauh lebih menakjubkan daripada yang pernah dibayangkan. Manusia terheran-heran akan kedahsyatan ukuran dan kerumitan semuanya itu. Sebagaimana dikomentari majalah National Geographic, apa yang kini manusia ketahui tentang alam semesta telah ”membuatnya terpana”.1

Mutasi—Dasar untuk Evolusi?


Pasal 8

 

ADA kesulitan lain yang dihadapi oleh teori evolusi. Bagaimana persisnya evolusi terjadi? Mekanisme dasar apa yang diperkirakan bisa membuat satu jenis makhluk hidup berevolusi menjadi jenis lain? Menurut para evolusionis, berbagai perubahan dalam inti sel turut berperan. Dan, yang terpenting dari semuanya adalah perubahan ”kebetulan” yang dikenal sebagai mutasi. Konon, perubahan mutasi ini khususnya menyangkut gen dan kromosom dalam sel kelamin, karena mutasi dalam bagian-bagian itu dapat diwariskan kepada keturunannya.

2 ”Mutasi . . . adalah dasar evolusi,” kata The World Book Encyclopedia.1 Dengan nada serupa, paleontolog Steven Stanley menyebut mutasi sebagai ”bahan mentah” bagi evolusi.2 Dan, ahli genetika Peo Koller menyatakan bahwa mutasi ”diperlukan untuk perkembangan evolusioner”.3

3 Namun, bukan sembarang mutasi yang dibutuhkan evolusi. Robert Jastrow menunjukkan perlunya ”mutasi-mutasi menguntungkan yang terakumulasi secara perlahan”.4 Dan, Carl Sagan menambahkan, ”Mutasi—perubahan mendadak pada hereditas—menyediakan bahan mentah evolusi. Lingkungan menyeleksi beberapa mutasi yang meningkatkan kesanggupan untuk bertahan hidup, menghasilkan serangkaian transformasi yang lambat dari satu bentuk kehidupan menjadi bentuk lain, asal mula spesies baru.”5

Siapa Sebenarnya ”Manusia-Kera”?


Pasal 7

 
SELAMA bertahun-tahun telah dilaporkan adanya penemuan sisa fosil manusia yang mirip kera. Buku-buku ilmiah sarat dengan lukisan para seniman mengenai makhluk tersebut. Apakah makhluk ini bentuk peralihan antara binatang dan manusia seperti yang dinyatakan evolusi? Apakah ”manusia-kera” memang nenek moyang kita? Itulah yang dikatakan para ilmuwan pendukung evolusi. Karena itu kita sering membaca pernyataan seperti judul artikel dalam majalah ilmiah ini: ”Dari Kera Menjadi Manusia”.1

2 Memang, beberapa evolusionis merasa bahwa makhluk yang dianggap nenek moyang manusia itu tidak sepantasnya disebut ”kera”. Meskipun demikian, beberapa kolega mereka tidak sependapat.2 Stephen Jay Gould berkata, ”Manusia . . . berevolusi dari nenek moyang serupa kera.”3 Dan, George Gaylord Simpson menyatakan, ”Nenek moyang kita pasti akan disebut kera atau monyet dalam bahasa sehari-hari oleh siapa pun yang melihatnya. Karena definisi istilah kera dan monyet ditentukan oleh penggunaan umum, nenek moyang manusia adalah kera atau monyet.”4

3 Mengapa catatan fosil begitu penting dalam upaya membuktikan keberadaan nenek moyang manusia yang mirip kera? Karena dalam dunia hayati sekarang ini, tak ada yang dapat mendukung gagasan tersebut. Sebagaimana diperlihatkan di Pasal 6, ada jurang pemisah yang sangat besar antara manusia dan segala binatang yang ada sekarang, termasuk keluarga kera. Karena dunia hayati tidak menyediakan mata rantai antara manusia dan kera, catatan fosil diharapkan dapat menyediakannya.

Jurang Pemisah yang Lebar—Dapatkah Evolusi Menjembataninya?


Pasal 6

Jurang Pemisah yang Lebar—Dapatkah Evolusi Menjembataninya?

FOSIL memberikan bukti nyata mengenai berbagai bentuk kehidupan yang ada jauh sebelum manusia ada. Tetapi, fosil belum memberikan bukti seperti yang diharapkan untuk mendukung gagasan evolusi tentang bagaimana kehidupan dimulai atau bagaimana jenis-jenis baru muncul setelahnya. Mengenai tidak adanya fosil transisi yang menjembatani jurang-jurang pemisah biologis, Francis Hitching berkomentar, ”Anehnya, ada satu hal yang konsisten mengenai jurang pemisah dalam catatan fosil: fosil justru tidak ada di semua bagian yang penting.”1

2 Bagian penting yang ia sebutkan adalah jurang pemisah di antara divisi-divisi utama dalam dunia binatang. Contohnya adalah ikan yang dianggap berevolusi dari invertebrata, yakni binatang yang tidak bertulang belakang. ”Ikan tahu-tahu muncul dalam catatan fosil,” kata Hitching, ”entah dari mana: secara misterius, tiba-tiba, dan wujudnya lengkap.”2 Zoolog N. J. Berrill mengomentari penjelasannya sendiri tentang asal mula ikan, demikian, ”Sedikit banyak, uraian ini adalah fiksi ilmiah.”3

3 Teori evolusi berasumsi bahwa ikan menjadi amfibi, beberapa amfibi menjadi reptilia, dari reptilia muncullah mamalia dan burung, dan akhirnya beberapa mamalia menjadi manusia. Di pasal sebelumnya telah diperlihatkan bahwa catatan fosil tidak mendukung pendapat itu. Pasal ini akan menyoroti betapa tidak masuk akalnya asumsi tentang tahap-tahap transisi itu. Seraya Anda terus membaca, pikirkan: Mungkinkah perubahan-perubahan demikian terjadi secara spontan, tanpa pengarahan?

Apa yang Dikatakan Catatan Fosil


Pasal 5

 

FOSIL adalah sisa berbagai bentuk kehidupan zaman dahulu yang terawetkan dalam kerak bumi. Fosil bisa berupa kerangka tulang atau bagian-bagiannya seperti tulang, gigi atau cangkang. Fosil juga bisa berupa bekas-bekas kegiatan makhluk yang pernah hidup, misalnya jejak kaki. Banyak fosil tidak lagi mengandung bahan-bahan asli tetapi terbentuk dari endapan mineral yang telah menyerap ke dalamnya dan melestarikan bentuknya.

2 Mengapa fosil penting bagi evolusi? Ahli genetika G. L. Stebbins menyebutkan satu alasan utama, ”Tidak ada biolog yang pernah menyaksikan asal mula sebuah kelompok utama organisme melalui evolusi.”1 Jadi, makhluk-makhluk hidup di bumi sekarang ini tidak terlihat berevolusi menjadi makhluk lain. Malahan, semuanya sudah memiliki bentuk yang lengkap dan berbeda dari jenis lainnya. Seperti yang dinyatakan ahli genetika Theodosius Dobzhansky, ”Tidak ada bentuk-bentuk peralihan yang menghubungkan setiap makhluk hidup untuk membentuk rangkaian yang mulus dan tak terputus.”2 Dan, Charles Darwin mengakui bahwa ”perbedaan berbagai bentuk [kehidupan] spesifik dan fakta bahwa semua itu tidak dapat dipadukan oleh mata-mata rantai transisi yang tak terhitung jumlahnya, merupakan masalah yang sangat pelik”.3

3 Maka, perbedaan yang jelas pada makhluk-makhluk yang hidup sekarang tidaklah mendukung teori evolusi. Itu sebabnya catatan fosil menjadi begitu penting. Setidaknya, fosil dianggap akan memberikan bukti yang dibutuhkan teori evolusi.

Dapatkah Kehidupan Muncul secara Kebetulan?


Pasal 4

 

SEWAKTU Charles Darwin mengemukakan teori evolusi, ia mau tak mau mengakui bahwa kehidupan mungkin ”pada mulanya diembuskan oleh sang Pencipta ke dalam satu atau beberapa bentuk”.1 Tetapi, teori evolusi masa kini umumnya tidak menyebut-nyebut adanya Pencipta. Sebaliknya, teori generatio spontanea (terbentuknya kehidupan secara spontan) yang pernah ditolak, telah dimunculkan kembali dalam bentuk yang agak berbeda.

2 Suatu bentuk konsep generatio spontanea telah dipercayai sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-17 M, bahkan para ilmuwan yang disegani, seperti Francis Bacon dan William Harvey, mempercayai teori itu. Tetapi, pada abad ke-19, Louis Pasteur dan beberapa ilmuwan lain tampaknya telah meruntuhkan teori tersebut, karena eksperimen mereka membuktikan bahwa kehidupan hanya dapat berasal dari kehidupan yang sudah ada. Meskipun demikian, karena dirasa perlu, teori evolusi mengemukakan asumsi bahwa dahulu kala, entah bagaimana, kehidupan mikroskopis pasti telah muncul secara spontan dari benda mati.

Apa Kata Buku Kejadian?.....dari Bible.


Pasal 3

 

HAL-HAL yang disalahgambarkan atau disalahmengerti setidaknya patut diperiksa dengan jujur. Demikian pula halnya dengan pasal pertama Alkitab. Isinya perlu diselidiki dan dipastikan, apakah selaras dengan fakta-fakta yang ada, tidak dicocok-cocokkan dengan teori tertentu. Selain itu, perlu diingat bahwa catatan di buku Kejadian tidak ditulis untuk menunjukkan ”bagaimana” penciptaan terjadi. Sebaliknya, buku itu menceritakan peristiwa-peristiwa utama secara progresif, menjelaskan apa saja yang dijadikan, urutannya, dan jangka waktu, atau ”hari”, ketika setiap peristiwa mulai terjadi.

2 Sewaktu memeriksa catatan Kejadian, ada baiknya mengingat bahwa isinya dituturkan dari sudut pandang manusia di bumi. Maka, berbagai peristiwanya diceritakan sebagaimana terlihat oleh seorang pengamat seandainya manusia telah ada pada waktu itu. Ini dapat terlihat dari uraian tentang peristiwa pada ”hari” keempat. Matahari dan bulan dilukiskan sebagai benda penerang yang besar dibandingkan dengan bintang-bintang. Sebenarnya, banyak bintang lebih besar daripada matahari kita, dan bulan tidak ada artinya jika dibandingkan dengan bintang-bintang itu. Tetapi, tidak demikian bagi seorang pengamat di bumi. Maka, dari bumi, matahari tampak sebagai ’penerang yang lebih besar yang berkuasa atas siang’ dan bulan, ’penerang yang lebih kecil yang berkuasa atas malam’.—Kejadian 1:14-18.

3 Bagian awal buku Kejadian menunjukkan bahwa bumi bisa jadi sudah ada miliaran tahun sebelum ”hari” pertama di buku Kejadian, walaupun tidak dikatakan berapa lama. Namun, buku itu menjelaskan bagaimana keadaan bumi tepat sebelum ”hari” pertama dimulai, ”Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam; dan tenaga aktif Allah bergerak ke sana kemari di atas permukaan air.”—Kejadian 1:2.

Kamis, 15 Agustus 2013

Pro dan Kontra Seputar Evolusi—Mengapa?


Pasal 2

Sewaktu edisi khusus 100 tahun The Origin of Species karya Darwin akan diterbitkan, W. R. Thompson, yang kala itu adalah direktur Lembaga Pengendalian Biologi Persemakmuran di Ottawa, Kanada, diundang untuk menulis kata pengantarnya. Ia menulis, ”Sebagaimana kita ketahui, ada perbedaan pendapat yang besar di kalangan para biolog, tidak saja mengenai penyebab evolusi, tetapi bahkan mengenai proses yang sebenarnya. Perbedaan ini timbul karena buktinya tidak memuaskan dan tidak membantu tercapainya kesimpulan yang pasti. Maka, selayaknyalah pro dan kontra seputar evolusi itu dibawa ke perhatian masyarakat non-ilmiah”a

Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya?


Pasal 1

 

KEHIDUPAN ada di mana-mana di sekitar kita. Hal itu nyata dari dengungan serangga, kicauan burung, dan gemeresik binatang kecil di sela-sela semak. Kehidupan terdapat di kutub yang dingin dan gurun yang gersang. Kehidupan ada di permukaan laut yang diterpa sinar matahari sampai di bagian-bagiannya yang paling dalam dan gelap. Tinggi di angkasa, makhluk-makhluk kecil beterbangan. Di bawah telapak kaki kita, triliunan mikroorganisme bekerja di dalam tanah, menyuburkannya untuk tanaman hijau, yang menunjang beraneka bentuk kehidupan lainnya.

2 Begitu limpah dan beragamnya kehidupan di bumi sehingga sulit untuk dibayangkan. Bagaimana asal mula semua ini? Planet kita beserta semua penghuninya—bagaimana terjadinya? Khususnya, bagaimana asal mula manusia? Apakah kita berevolusi dari binatang yang mirip kera? Atau, apakah kita diciptakan? Bagaimana persisnya sampai kita ada di sini? Dan, apa pengaruh jawabannya atas masa depan kita? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini sudah ada sejak lama dan banyak orang belum juga memperoleh jawabannya.

Lahirnya Kosmologi Modern; Hasil Pergulatannya dengan Agama

 



Kata kosmologi sendiri berasal dari kata Yunani, Kosmos. Kata ini pada masa Yunani Kuno dipakai oleh Pythagoras untuk menggambarkan keteraturan dan keselarasan benda-benda langit. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya kata kosmologi tidak lagi dipakai dalam hal penjelajahan alam semesta, terutama ketika zaman Aristoteles. Langit dijadikan objek pemujaan sebagaimana berlangsung pada masa Babilonia. Yang ada hanyalah bidang astronomi yang mengkaji tentang perhitungan gerak benda-benda langit atau ramal meramal nasib yang merupakan wilayah astrologi, sedangkan aspek langit lainnya merupakan kawasan yang dikuasai oleh teologi.

Setelah itu kosmologi baru muncul kembali dalam karya penting Thomas Aquinas, Summa Theologica. Kemudian pada abad ke-18 Christian Wolff menggunakan kata ini untuk membagi wilayah kajian filsafat. Dalam pengertian Wolff, kosmologi adalah telaah tentang sistem kosmik, yang diselidiki menurut inti dan hakikatnya yang mutlak, baik menurut segi material maupun menurut maknanya. Hal ini berarti bahwa―dalam spekulasi filosofis mengenai kosmos― obyek-obyek kosmologi tidak secara a priori dibatasi pada benda fisika-kimia ataupun biotik (makhluk hidup), melainkan juga manusia dan kosmos sejauh dialami oleh manusia.

Rabu, 14 Agustus 2013

Kisah Penemuan Galaksi Bima Sakti (Bagian Pertama)

Selasa, 24 April 2012

 

Selarik kabut di langit yang kita kenal dengan Bima Sakti atau "Jalur Susu'' bagi orang Yunani dan Romawi kuno. Kabut ini membentang melintasi seluruh bola langit, sebagaimana ditunjukkan oleh foto panorama Bima Sakti pada gambar bawah. Sumber: Atas: Jerry Lodriguss/Astropix.com. Bawah: Bruno Gilli/ESO.

Bila kita memiliki kesempatan untuk pergi ke daerah yang jauh dari cahaya lampu perkotaan dan cuaca betul-betul cerah tanpa awan, kita akan dapat melihat selarik kabut yang membentang di langit. “Kabut” itu ikut bergerak sesuai dengan gerakan semu langit, terbit di timur dan terbenam di barat.

Keberadaan kabut ini telah dijelaskan keberadaannya oleh berbagai peradaban semenjak lama. Di kalangan masyarakat Jawa kuno, pada musim kemarau kabut ini melewati zenith, membentang dari timur ke barat, menyerupai sepasang kaki yang mengangkangi Bumi. Kaki ini adalah milik Bima, anggota keluarga Pandawa yang diceritakan dalam pewayangan Mahabharata. Demikian besar tubuhnya dan betapa saktinya ia, sehingga kabut itu dinamakan Bima Sakti, sebuah nama yang hingga saat ini masih kita gunakan untuk menamai gumpalan kabut tersebut.

Selasa, 13 Agustus 2013

Alam semesta yang sangat misterius

Alam semesta ternyata lebih misterius dari yang diperkirakan. Berbagai penemuan terbaru di bidang astro-fisika, justru membuka semakin banyak teka-teki. Berdasarkan perhitungan terbaru, diketahui sebagian besar isi alam semesta, terdiri dari materi atau energi yang belum diketahui wujudnya.

Materi yang kasat mata, rupanya hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan materi di alam semesta. Bintang-bintang, planet dan gas antar galaksi, volumenya hanya sekitar lima persen dari volume alam semesta secara keseluruhan. Materi dan energi yang tidak kasat mata itu, diberi nama materi gelap dan energi gelap, terbukti memainkan peranan sangat menentukan di alam semesta.

Para pakar astro-fisika ibaratnya bermain petak umpet, dengan materi gelap dan energi gelap tsb. Sebab sejauh ini, belum ada yang dapat mengetahuinya. Namun indikator mengenai keberadaan energi gelap sangat jelas. Misalnya saja, ketika mengamati galaksi atau bintang dan planet di alam semesta, para pakar astro-fisika bertanya-tanya, gaya apa yang menjaga hingga komposisinya tetap teratur dan tidak berhamburan.

Lebih dari 20 persen Ilmuan Ateis bersifat Spiritual

 


Minggu, 15 Mei 2011 - Lebih dari 20 persen ilmuan ateis bersifat spiritual, menurut penelitian terbaru dari Universitas Rice. Walaupun masyarakat umum menikahkan spiritualitas dengan agama, studi ini menemukan kalau spiritualitas sesungguhnya merupakan gagasan terpisah – yang lebih dekat kesejajarannya dengan penemuan ilmiah – bagi ilmuan “ateis spiritual.”

Penelitian ini diterbitkan dalam edisi Juni 2011 jurnal ilmiah Sociology of Religion. Lewat wawancara mendalam pada 275 ilmuan alam dan sosial di universitas-universitas terkenal, para peneliti Rice menemukan kalau 72 dari para ilmuan tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki spiritualitas yang konsisten dengan sains, walaupun mereka tidak beragama secara formal.

“Hasil kami menunjukkan kalau para ilmuan memandang agama dan spiritualitas sebagai konstruk yang berbeda secara kualitatif,” kata Elaine Howard Ecklund, asisten profesor sosiologi di Rice dan penulis perdana studi ini. “Para ilmuan ateis spiritual ini mencari makna kebenaran lewat spiritualitas – yang dibangkitkan lewat dan konsisten dengan pekerjaan mereka sebagai ilmuan.”

Pola Dasar Alam Semesta

 

Masalah besar terjadi di dunia fisika pada abad 19 yang hampir-hampir saja fisika mengalami kebuntuan yaitu munculnya fenomena pada radiasi benda hitam yang tidak dapat dipecahkan dengan konsep materi dan gelombang saat itu. Teori pada saat itu seakan mengatakan jika materi ya materi artinya fenomena yang terjadi pada materi , ya memang khasnya materi dan tidak pernah terjadi pada gelombang.

Begitu juga dengan gelombang, gelombang ya gelombang yang artinya fenomena yang terjadi pada gelombang tidak pernah terjadi pada materi, materi mengalami tumbukan sedangkan gelombang mengalami interferensi dan difraksi. Teori fisika klasik yang menganggap bahwa cahaya sebagai gelombang tidak dapat menerangkan spectrum radiasi benda hitam. Dimana fenomena yang ditunjukkan oleh radiasi benda hitam adalah gelombang radiasinya berperilaku seperti materi. Masalah baru mendapatkan sedikit titik terang setelah Max Plank seorang Ilmuwan berkebangsaan Jerman memperkenalkan paket-paket energy atau foton walaupun dia sendiri sebenarnya tidak begitu yakin dengan idenya tersebut sehingga dia terus mencari gagasan dan penjelasan yang sesuai dengan teori pada saat itu. Max Plank menggunakan dasar teoritis untuk memperkuat rumus empirisnya yang ternyata cocok dengan hasil pengamatan, dengan asumsi energy radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul benda bersifat diskrit dan molekul-molekul menyerap atau memancarkan energy radiasi dalam paket diskrit yang disebut kuantum atau foton.

Senin, 12 Agustus 2013

Energi Negatif, Wormhole, dan Warp Drive

 


Oleh: Lawrence H. Ford dan Thomas A. Roman
 

(Sumber: Scientific American, Special Edition – The Edge of Physics, Mei 2003, hal. 84-91)

Pembangunan wormhole dan warp drive membutuhkan bentuk energi yang sangat tak biasa. Tapi hukum fisika yang memperkenankan “energi negatif” ini juga membatasi perilakunya. 

Wormhole akan terlihat sebagai bukaan bulat menuju wilayah kosmos yang jauh. Dalam foto Times Square rekayasa ini, wormhole memungkinkan warga New York berjalan ke Sahara dengan satu langkah. Walaupun tidak melanggar hukum fisika yang dikenal, wormhole semacam itu membutuhkan jumlah energi negatif yang tak realistis.

Bisakah kawasan ruang mengandung [sesuatu] kurang dari nol? Akal sehat akan bilang tidak; yang paling banter bisa kita lakukan adalah menyingkirkan semua materi dan radiasi dan menyisakan kevakuman. Tapi fisika quantum terbukti punya kemampuan mengacaukan intuisi, dan tidak terkecuali dalam perkara ini. Kawasan ruang, ternyata, bisa mengandung [sesuatu] kurang dari nol. Energi per unit volumenya—densitas energi—bisa kurang dari nol. 

Perjalanan Fantastik

 



Oleh: Shahid Riaz
www.scribd.com/doc/7303041/Fantastic-Voyage

Pangkat 10. Zoom dari mikrokosmos ke makrokosmos. Ini adalah perjalanan kecepatan tinggi, melompati jarak sebesar faktor 10. Dimulai dengan 100 yang ekuivalen 1 meter, dan peningkatan ukuran sebesar faktor 10, atau 101 (10 meter), 102 (10×10 = 100 meter),  103 (10x10x10 = 1.000 meter), 104 (10x10x10x10 = 10.000 meter), dan seterusnya, hingga batas imajinasi kita ke arah makrokosmos.

Berikutnya kita kembali, sedikit lebih cepat, sampai ke titik di mana kita memulai dan meneruskan perjalanan kita ke arah berlawanan, mengurangi jarak tempuh sebesar faktor 10, menuju mikrokosmos.

Amati keteguhan hukum alam semesta dan pikirkan betapa banyak yang masih harus dipelajari oleh ras manusia.

Apa Itu Materi? ,apa itu energie ?

 


Kita manusia, binatang, tumbuhan, semua bentuk kehidupan, Bumi, planet-planet, dan bintang-bintang, sebenarnya terbuat dari apa? Dan apakah benda-benda familiar itu betul-betul ada bagi Alam Semesta? Ini adalah pertanyaan yang seolah-olah sederhana yang langsung menuju inti pencarian dark matter.

Dalam buku ini kami telah menggali berbagai aspek materi dan partnernya, energi, dan telah memikirkan mengapa beberapa tipe materi yang belum ditemukan begitu dicurigai sehingga para ilmuwan menginvestasikan banyak uang pada perangkat-perangkat demi mencarinya. Ini adalah cerita tentang awal-mula Alam Semesta dan bagaimana itu membawa pada tipe dan jumlah materi yang kita lihat
hari ini. Di sini kita meninjau kembali gagasan dasar tentang sifat materi, terbuat dari apa ia, dan bagaimana ia terbentuk.

Waktu dan Paradoks Kembar

 


Oleh: Ronald C. Lasky

(Sumber: Special Edition Scientific American – A Matter of Time, 2006, hal. 21-23)

"Waktu tak boleh dianggap praeksis dalam pengertian apa pun; ia adalah kuantitas yang dibuat. (Hermann Bondi)".

Sebagaimana bunyi pepatah, “Waktu adalah relatif”, mungkin tidak setenar “Waktu adalah uang”. Tapi gagasan bahwa waktu mencepat atau melambat tergantung pada seberapa cepat suatu objek bergerak relatif terhadap objek lain sudah pasti tergolong sebagai salah satu pengetahuan Albert Einstein yang paling terinspirasi [oleh pepatah tersebut].

Istilah “dilasi waktu” dibuat untuk menggambarkan pelambatan waktu akibat gerakan. Dan untuk mengilustrasikan efek dilasi waktu, dia mengajukan sebuah contoh—paradoks kembar—yang jelas merupakan eksperimen pikiran paling terkenal dalam teori relativitas. Dalam paradoks ini, salah seorang dari dua saudara kembar bergerak mendekati kecepatan cahaya menuju sebuah bintang jauh dan kemudian pulang ke Bumi. Relativitas mendikte bahwa ketika dia kembali, dia lebih muda dari kembaran identiknya. [Lihat Bagaimana Membangun Mesin Waktu, tulisan Paul Davies]

Semesta Kekosongan

 

Oleh: JR Minkel dari New Scientist

Ketika Anda memegang sebuah majalah. Rasanya padat; tampaknya memiliki semacam keberadaan yang mandiri dan terpisah dalam ruang. Demikian pula benda-benda di sekeliling Anda-misalnya secangkir kopi, sebuah komputer. Mereka semua tampak nyata dan berada di luar sana. Tapi itu semua hanyalah ilusi. Yang diduga sebagai benda padat sesungguhnya adalah proyeksi belaka, yang berasal dari pergeseran pola kaleidoskopik hidup yang berasal dari batas alam semesta kita. Semesta kita kemungkinan adalah sebuah hologram.

Bagaimana Bentuk Jagad Raya?

 



Saya Mau Tanya ! 
1. Bagaimanakah Bentuk Jagad Raya ?
2. Apa benar Jagad Raya Mengembang ? Jika Ya !
3..Apakah Ada Ruang Lain Di Luar Jagad Raya Kita ?
(DhiKaiceZ – SMAN 1 Sungguminasa – Makassar)
Yang ingin tahu bentuk Jagad Raya atau Alam Semesta ini bukan cuma kamu loh. Para astronom pun ingin tahu seperti apa alam semesta kita ini.
Berdasarkan pengamatan, dalam skala besar, alam semesta berada dalam keadaan homogen dan isotropi serta pengamat tidak berada pada posisi yang istimewa di alam semesta. Homogen memberi arti dimanapun pengamat berada di alam semesta ia akan mengamati hal yang sama. Sedangkan isotropi artinya ke arah manapun pengamat memandang ia akan melihat hal yang sama. Dengan demikian tidak ada tempat istimewa di alam semesta. Model ini menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang dalam jangka waktu berhingga, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan padat.
Nasib alam semesta sendiri ditentukan oleh pertarungan antara momentum pemuaian dan gaya tarik gravitasi. Laju pemuaian alam semesta ini dinyatakan oleh konstanta Hubble H0, sedangkan besarnya gravitasi ditentukan oleh kerapatan dan tekanan materi di alam semesta.  Jika tekanan materi rendah, seperti halnya terjadi pada sebagian besar bentuk materi, maka nasib alam semesta akan ditentukan oleh kerapatan. Nilai kerapatan sangat berperan penting untuk menentukan bentuk alam semesta jika dibandingkan dengan kerapatan kritis. Apakah kerapatan alam semesta lebih besar, sama atau kurang dari kerapatan kritis akan ikut menentukan nasib alam semesta.
Ada tiga kemungkinan umum dari “bentuk alam semesta”.

Tiga model solusi untuk alam semesta. Kredit : NASA
Pertama, alam semesta seperti balon.

MISTERI BENTUK JAGAT RAYA DAN MATERI MISTERIUS

AGUS SISWANTO
Seperti apakah bentuk jagat raya (kosmologi)?. Tampaknya belum ada kesepakatan final yang dihasilkan. Tulisan ini sekadar ingin menuturkan kajiannya.
Model jagat raya yang didasarkan teori Dentuman Besar (Big Bang) selalu disandarkan atas 2 teori penting yaitu: teori relativitas umum dan prinsip kosmologi. Dalam kedua teori tersebut diasumsikan materi di dalam jagat raya dianggap homogen dan isotropik.
Materi juga diyakini didistribusikan seraca seragam ke seluruh jagat raya dalam skala besar dan kecil. Dengan menggunakan teori tersebut juga dapat diketahui adanya pengaruh forsa (daya) gravitasi yang ditimbulkan gravitasi mempengaruhi kelengkungan ruang dan waktu. Inilah yang melahirkan ruang-waktu.

Model geometri
Sejauh ini, jagat raya diperkirakan memiliki bentuk-bentuk (secara geometris) sbb:
1. Bentuk kurva positif. Jagat raya dianggap memiliki bentuk seperti bola. Konsekwensinya. Jagat raya bersifat tertutup dan memiliki luas yang terbatas.
2. Bentuk kurva negatif. Jagat raya berbentuk seperti sadel (pelana kuda). Bentuk pelana ini menunjukan jagat raya tidak memiliki batas (ujung). Dengan demikian, luas jagat raya tidak dapat diketahui.
3. Bentuk datar. Jagat raya berbentuk datar, seperti sebilah papan. Bentuk semacam ini mengandaikan jagat raya tidak memiliki ujung dan tidak terbatas.
Lantas, mana sesungguhnya bentuk jagat raya yang kita huni?

Minggu, 11 Agustus 2013

Semesta Kita Kemungkinan Adalah Hologram Raksasa

 

Percobaan GEO600 di pinggiran Hanover, Jerman, tidak begitu menarik orang. Yang terlihat dari luar hanya sebuah bedeng berbentuk kotak di satu sudut ladang pertanian, yang dihubungkan oleh dua selokan tertutup lempengan logam yang di bawahnya diletakkan pelacak yang panjangnya 600 meter.

Selama tujuh tahun terakhir, perangkat buatan Jerman itu melacak gelombang gravitasi dari benda-benda luar angkasa yang sangat kuat, seperti bintang netron dan Lubang Hitam.

Sejauh ini GEO600 memang belum mendeteksi satu pun gelombang grafitasi, tetapi teknologi itu secara tidak sengaja menghasilkan penemuan amat penting dalam ilmu fisika pada setengah abad terakhir ini.

Selama beberapa bulan, papar Marcus Chown dari New Scientist, anggota tim GEO600 dipusingkan oleh bebunyian tidak jelas yang terekam oleh detektor mereka. Lalu, tanpa disangka, seorang peneliti memperoleh jawaban, bahkan telah memperkirakan bunyi itu sebelum para ilmuwan mendeteksinya.

Menurut Craig Hogan, fisikawan dari laboratorium fisika Fermilab di Batavia, Illinois, Amerika Serikat, GEO600 telah mencapai batas fundamental ruang dan waktu – titik di mana ruang-waktu tidak lagi berbentuk aliran kontinum seperti dijelaskan Albert Einstein melainkan larut menjadi ‘butiran-butiran’ seperti titik kecil yang diperbesar oleh mikroskop.

Paradigma Holografik::Alam Semesta sebagai Hologram

 

Oleh Michael Talbot

Pada tahun 1982 terjadi suatu peristiwa yang menarik. Di Universitas Paris, sebuah tim peneliti dipimpin oleh Alain Aspect melakukan suatu eksperimen yang mungkin merupakan eksperimen yang paling penting di abad ke-20. Anda tidak mendapatkannya dalam berita malam. Malah, kecuali Anda biasa membaca jurnal-jurnal ilmiah, Anda mungkin tidak pernah mendengar nama Aspect, sekalipun sementara orang merasa temuannya itu mungkin akan mengubah wajah sains.

Aspect bersama timnya menemukan bahwa dalam lingkungan tertentu partikel-partikel subatomik, seperti elektron, mampu berkomunikasi dengan seketika satu sama lain tanpa tergantung pada jarak yang memisahkan mereka. Tidak ada bedanya apakah mereka terpisah 10 kaki atau 10 milyar km satu sama lain.

Entah bagaimana, tampaknya setiap partikel selalu tahu apa yang dilakukan oleh partikel lain. Masalah yang ditampilkan oleh temuan ini adalah bahwa hal itu melanggar prinsip Einstein yang telah lama dipegang, yakni bahwa tidak ada komunikasi yang mampu berjalan lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Oleh karena berjalan melebihi kecepatan cahaya berarti menembus dinding waktu, maka prospek yang menakutkan ini menyebabkan sementara ilmuwan fisika mencoba menyusun teori yang dapat menjelaskan temuan Aspect.
Namun hal itu juga mengilhami sementara ilmuwan lain untuk menyusun teori yang lebih radikal lagi.

Menit-Menit Awal Alam Semesta


Seperti diketahui, Big Bang atau Dentuman besar merupakan sebuah kejadian yang memicu terbentuknya alam semesta. Tapi meskipun demikian, informasi akan apa yang terjadi di era Nukleosintesis Dentuman Besar ketika alam semesta baru berusia beberapa detik sampai beberapa menit belumlah benar-benar diketahui.

Lantas apa yang harus dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi dahulu? Jelas tidak mungkin jika manusia pergi ke masa itu, namun ekstrapolasi hukum fisika bisa membawa manusia untuk menelusuri kembali apa yang terjadi sekarang sampai ke waktu terjadinya nukleosintesa. Penelusuran itu bisa berlanjut lebih jauh ke masa lalu untuk memberi susunan dan gambaran akan apa yang sebenarnya terjadi di masa awal alam semesta. Tapi sejauh mana bisa berekstrapolasi menuju singularitas masih menjadi perdebatan tapi disepakati waktunya tidak lebih awal dari epoh Planck atau 10-43 detik.

Jantung Memiliki Kesadarannya Sendiri

 

Jantung atau heart memiliki kesadarannya sendiri- Mengapa orang-orang suci sering digambarkan dengan jantung yang bersinar oleh gambar-gambar kuno.  Inilah penjelasan ilmiah mengapa demikian dan mengapa orang-orang suci memiliki pengaruh yang sangat kuat secara positif terhadap lingkungannya. Tulisan ini juga memberi bukti adanya pengetahuan kuno yang hilang. Dan dapat dikatakan juga membuktikan  adanya peradaban yang dimasa lalu memahami hal ini jauh lebih banyak dari yang dipahami sains modern dan juga diperoleh lewat cara berpengetahuan yang tidak dipahami peradaban saat ini.

Medan Elektromagnetik Jantung/Heart

Banyak yang percaya bahwa kesadaran berasal dari otak saja. Penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa kesadaran sebenarnya muncul dari otak dan tubuh bertindak bersama-sama. Serangkaian bukti yang terus berkembang menunjukkan bahwa jantung memainkan peran sangat signifikan dalam proses ini.
Jantung lebih dari sekedar suatu sistem pompa sederhana, sebagaimana yang diyakini hingga belakangan ini, namun jantung sekarang diakui oleh para ilmuwan sebagai sistem yang sangat kompleks dengan fungsi “otak”-nya sendiri.

Teka-teki Kosmik

 


Oleh: Lawrence M. Krauss dan Michael S. Turner

(Sumber: Special Edition Scientific American – The Frontiers of Physics, 2006, hal. 67-73)

"Inkarnasi baru konstanta kosmologis Einstein mungkin menunjukkan jalan melampaui relativitas umum".

Alam semesta lengang mungkin menjadi nasib akhir kita jika perluasan kosmik terus mencepat—sebuah fonemena yang dipercaya disebabkan oleh konstanta kosmologis. Bola oranye merepresentasikan alam semesta teramati, yang tumbuh dengan kecepatan cahaya; bola biru merepresentasikan petak ruang yang mengembang. Seraya perluasan mencepat, semakin sedikit gugus galaksi yang dapat diamati.
Pada 1917, Albert Einstein menghadapi persoalan membingungkan saat dia mencoba merekonsiliasikan teori gravitasi barunya, teori relativitas umum, dengan pemahaman terbatas di masa itu tentang alam semesta. Seperti kebanyakan rekan sezamannya, Einstein yakin bahwa alam semesta pasti statis—tidak mengembang ataupun menyusut—tapi kondisi yang diharapkan ini tidak cocok dengan persamaan gravitasinya. Dalam keputus-asaan, Einstein menambahkan suku kosmologis khusus pada persamaannya untuk mengimbangi gravitasi dan memperkenankan solusi statis.

Jumat, 09 Agustus 2013

Bumi Mendekati Titik Kritis Global

 

Bumi diambang kritis, pertumbuhan populasi manusia dan berapa banyak sumber daya yang telah digunakan setiap orang, dianggap sebagai sumber penyebab titik kritis global.
Sekelompok ilmuwan dari seluruh dunia saat ini sedang memperingatkan besarnya pertumbuhan penduduk, kerusakan luas ekosistem alam, dan perubahan iklim yang dapat mendorong Bumi ke arah perubahan permanen biosfer, titik kritis global akan memiliki konsekuensi yang merusak persiapan dan mitigasi. Secara biologis akan menjadi dunia baru pada saat itu.

Penelitian ini dirilis situs resmi Universitas California, Berkeley “Scientists uncover evidence of impending tipping point for Earth Juni tahun ini.

Big Bang, Planet Bumi Terbentuk Lebih Awal

 



Planet bumi membutuhkan bahan baku yang tidak tersedia diawal pembentukan alam semesta. Big Bang mengisi ruang dengan hidrogen dan helium, unsur-unsur kimia seperti silikon dan oksigen yang merupakan komponen utama dan dipanaskan bintang-bintang dalam waktu cukup lama. Berapa lama waktu dan elemen berat yang dibutuhkan untuk membentuk planet?
Penelitian tentang pembentukan planet bumi dan planet kecil lainnya dipimpin oleh Lars A.Buchhave dari Universitas Kopenhagen, dibantu astronom David Latham Smithsonian dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang diterbitkan dalam jurnal Nature dan dikeluarkan 13 Juni 2012 pada pertemuan ke 220 American Astronomical Society. Penelitian ini juga dirilis Jet Propulsion LaboratorySmall Planets Don’t Need ‘Heavy Metal’ Stars to Form” dan Harvard Smithsonian Center For AstrophysicsAlien Earths Could Form Earlier than Expected‘.

Efek Energi Gelap,Apakah Alam Semesta Akan Terhenti?

 



Energi gelap adalah misteri yang paling mendalam dalam semua ilmu pengetahuan, menentukan kelanjutan alam semesta yang berkembang cepat atau mungkin terhenti secara tiba-tiba.
Seperti sebuah film, ketika diakhir cerita maka tayangan itu terhenti menunggu untuk diputar ulang. Banyak ilmuwan berusaha membuka misteri energi gelap, tapi sepanjang penelitian mereka hanya menunjuk pada sejarah terciptanya alam semesta. Dan kemungkinan besar alam semesta bisa berhenti bergerak disebabkan energi gelap (dark energy) yang membentuk 70% dari seluruh energi yang mengisi ruang kosong. Sebuah ulasan yang mengutip dari buku Luca Amendola “Dark Energy: Theory and Observations“.

Penelitian Energi Gelap Di Kutub Selatan
Di Kutub Selatan, para astronom mencoba untuk mengungkap kekuatan yang lebih besar daripada gravitasi yang akan menentukan nasib alam semesta.

Bisakah Tidak Ada menjadi Ada?

 


Jumat, 6 Mei 2011 - “Sesuatu itu harus diciptakan dari ketidak adaan. Bila anda mencoba menciptakan sesuatu dari yang ada, maka anda hanya mengubahnya. Jadi untuk menciptakan sesuatu anda harus mampu menciptakan ketidak adaan.” – Werner Erhard


Pertanyaan ini akan dibahas bukan secara filsafati atau teologis, namun secara fisika. Dalam fisika, dapatkah anda mendapatkan sesuatu dari ketidak adaan? Dan jika bisa, apa yang bisa dan tidak bisa anda dapatkan?
Jawabannya ya, dan ada banyak cara. Faktanya, dalam banyak cara, mendapatkan sesuatu dari ketiadaan itu tidak dapat dihindarkan! (Walaupun tidak harus mendapatkan apapun yang anda inginkan.)

Sebagai contoh, ambil sebuah kotak dan kosongkan isinya, jadi apa yang anda miliki sekarang adalah ruang yang kosong total. Sebuah vakum yang ideal, sempurna dan kosong. Sekarang, apa yang ada dalam kotak tersebut?

Apakah menurut anda ketidak adaan? Tidak, ruang kosong tidaklah mungkin bisa benar-benar kosong.

Fisika Kuantum dan Alam Roh




Selama beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam penelitian fisika kuantum, studi tentang karakteristik dan hubungan antara partikel subatom dan energi. Para fisikawan yang inovatif dan modern telah memberitahu kita penelitian yang sangat penting yang memiliki pengaruh kuat pada pemahaman tentang paranormal dan alam roh.

Para Fisikawan saat ini telah menemukan bahwa tidak ada konflik sama sekali antara fisika dengan kepercayaan paranormal dan alam roh. Mereka telah menunjukkan bahwa fenomena yang kita sebut “paranormal” adalah normal dan konsisten dengan hukum-hukum sains.

Professor Fred Alan Wolf meringkas pandangan ini ketika ia menulis: