Pertanyaan 4
Darwin mengira bahwa kalau ditelusuri, semua kehidupan
memiliki leluhur yang sama. Ia membayangkan bahwa sejarah kehidupan di bumi
mirip sebuah pohon yang sangat besar. Belakangan, yang lain percaya bahwa
”pohon kehidupan” ini awalnya adalah batang tunggal berupa sel-sel pertama yang
sederhana. Spesies-spesies baru bercabang dari batang itu dan terus terbagi
menjadi dahan-dahan, atau famili tumbuhan dan binatang, lalu menjadi
ranting-ranting, yakni semua spesies dalam famili tumbuhan dan binatang yang
hidup sekarang. Itukah yang sebenarnya terjadi?
Apa yang dinyatakan banyak ilmuwan?
Banyak yang memberikan kesan bahwa catatan fosil mendukung teori tersebut.
Mereka juga menyatakan bahwa karena semua makhluk hidup menggunakan ”bahasa
komputer”, atau DNA, yang sama, maka semua kehidupan pastilah berevolusi dari
leluhur yang sama.
Apa yang Alkitab katakan?
Catatan dalam buku Kejadian menyatakan bahwa tumbuhan, makhluk laut, binatang
darat, dan burung diciptakan ”menurut jenisnya”. (Kejadian 1:12, 20-25) Uraian
ini membuka peluang adanya variasi dalam setiap ”jenis”, tetapi menyiratkan
adanya batasan permanen yang memisahkan jenis-jenis itu. Dari kisah penciptaan
dalam Alkitab, kita juga bisa mengantisipasi bahwa jenis-jenis makhluk baru
dalam catatan fosil akan muncul secara tiba-tiba dan sudah terbentuk
sepenuhnya.
Apa yang tersingkap dari bukti-bukti?
Apakah bukti yang ada mendukung uraian peristiwa menurut Alkitab, atau apakah
Darwin yang benar? Apa yang tersingkap dari berbagai temuan selama 150 tahun
terakhir?
POHON DARWIN DITEBANG
Pada tahun-tahun belakangan ini, ilmuwan telah berhasil
membandingkan kode-kode genetik dari puluhan organisme bersel tunggal serta
tumbuhan dan binatang. Mereka berasumsi bahwa pembandingan tersebut akan
meneguhkan adanya pencabangan dari ”pohon kehidupan” yang dikemukakan oleh
Darwin. Namun, kenyataannya tidak demikian.
Apa yang tersingkap dari riset itu? Pada 1999, biolog
Malcolm S. Gordon menulis, ”Kehidupan tampaknya memiliki banyak asal usul.
Dasar pohon kehidupan universal tampaknya bukanlah akar tunggal.” Adakah bukti
bahwa semua cabang utama kehidupan terhubung ke batang tunggal, seperti yang
Darwin percayai? Gordon melanjutkan, ”Versi tradisional teori satu leluhur
tampaknya tidak berlaku atas dunia-dunia [flora dan fauna] yang sekarang
diakui. Itu agaknya tidak berlaku atas kebanyakan filum, mungkin malah
semuanya, dan agaknya juga tidak berlaku atas banyak kelas dalam filum.”29
Hasil riset terbaru tetap saja bertentangan dengan teori
Darwin tentang satu leluhur. Misalnya, pada 2009, sebuah artikel dalam majalah New
Scientist mengutip kata-kata ilmuwan pendukung evolusi Eric Bapteste,
”Kita sama sekali tidak punya bukti bahwa pohon kehidupan itu benar-benar ada.”30
Artikel yang sama mengutip kata-kata biolog pendukung evolusi Michael Rose,
”Pohon kehidupan sedang dikubur secara senyap, kita semua tahu itu. Yang masih
sulit diterima adalah bahwa seluruh pandangan fundamental kita tentang biologi
perlu diubah juga.”31
BAGAIMANA DENGAN CATATAN FOSIL?
Banyak ilmuwan menggunakan catatan fosil untuk mendukung
gagasan bahwa kehidupan muncul dari satu sumber. Misalnya, mereka berargumen
bahwa catatan fosil mendokumentasikan teori bahwa ikan menjadi amfibi dan
reptilia menjadi mamalia. Namun, apa yang sebenarnya diperlihatkan oleh bukti
fosil?
”Bukannya menemukan kehidupan yang muncul secara bertahap,”
kata paleontolog pendukung evolusi, David M. Raup, ”apa yang sebenarnya
ditemukan para geolog zaman Darwin dan sekarang adalah catatan yang sangat
tidak merata atau tidak terpola; maksudnya, spesies dalam urutan itu muncul
hampir seketika, hanya sedikit atau sama sekali tidak berubah selama
eksistensinya dalam catatan itu, lalu tiba-tiba menghilang dari catatan.”32
Dalam kenyataannya, sebagian besar fosil menunjukkan
kestabilan di antara berbagai jenis makhluk selama jangka waktu yang panjang.
Bukti tidak memperlihatkan bahwa mereka berevolusi dari satu jenis menjadi
jenis lain. Rancang tubuh yang unik muncul secara tiba-tiba. Ciri-ciri yang
baru juga muncul secara tiba-tiba. Misalnya, kelelawar yang memiliki sonar dan
sistem ekolokasi muncul tanpa ada kaitan yang jelas dengan leluhur yang lebih
primitif.
Malah, dari antara semua divisi utama kehidupan binatang,
lebih dari separuh tampaknya muncul dalam periode yang relatif singkat. Karena
banyak bentuk kehidupan yang baru dan khas muncul secara mendadak dalam catatan
fosil, para paleontolog menyebut periode ini ”ledakan Kambrium”. Kapan periode
Kambrium itu?
Mari kita berasumsi bahwa perkiraan para peneliti itu akurat.
Jika demikian, sejarah bumi dapat digambarkan sebagai garis waktu sepanjang
lapangan sepak bola (1). Pada skala itu, berjalanlah sejauh kira-kira
tujuh per delapan panjang lapangan dan Anda pun tiba di periode yang dinamakan
Kambrium (2) oleh para paleontolog. Pada sepenggal kecil periode itu,
divisi-divisi utama binatang bermunculan dalam catatan fosil. Seberapa
tiba-tibakah pemunculan mereka? Seraya Anda meneruskan langkah Anda, semua
makhluk yang berbeda itu bermunculan dalam rentang kurang dari satu langkah!
Munculnya beragam bentuk kehidupan ini dalam waktu yang
relatif tiba-tiba membuat beberapa peneliti yang mendukung evolusi
mempertanyakan versi tradisional teori Darwin. Misalnya, dalam suatu wawancara
pada 2008, biolog pendukung evolusi Stuart Newman membahas perlunya teori
evolusi yang baru untuk menjelaskan munculnya bentuk kehidupan yang baru secara
tiba-tiba. Ia berkata, ”Mekanisme ala Darwin yang digunakan untuk menjelaskan
semua perubahan evolusi, menurut saya, akan dianggap sekadar salah satu
mekanisme—bahkan mungkin bukan yang terpenting untuk memahami makroevolusi,
yakni evolusi transisi utama jenis-jenis tubuh.”33
”BUKTI” YANG BERMASALAH
Namun, bagaimana dengan fosil yang digunakan untuk
memperlihatkan bahwa ikan berubah menjadi amfibi, dan reptilia menjadi mamalia?
Apakah fosil itu menyediakan bukti yang kuat tentang proses evolusi? Saat
diteliti dengan lebih saksama, tampaklah beberapa problem.
Pertama, skala ukuran makhluk-makhluk dalam urutan
reptilia-menjadi-mamalia adakalanya disalahgambarkan dalam buku pelajaran.
Ukuran makhluk-makhluk itu sebenarnya tidak mirip, tetapi ada yang sangat besar
dan ada yang kecil.
Kedua, tantangan yang lebih serius adalah tidak adanya bukti
bahwa makhluk-makhluk itu entah bagaimana saling berkaitan. Berbagai spesimen
yang ditempatkan dalam urutan itu umumnya hidup terpisah selama jutaan tahun,
menurut perkiraan para peneliti. Mengenai rentang waktu yang memisahkan
kebanyakan fosil ini, zoolog Henry Gee mengatakan, ”Interval waktu yang
memisahkan fosil-fosil itu sedemikian panjangnya sehingga kita tidak dapat
memastikan kaitan yang mungkin ada di antara mereka dari segi leluhur dan
keturunan.”34
Sewaktu mengomentari fosil ikan dan amfibi, biolog Malcolm
S. Gordon menyatakan bahwa fosil-fosil yang ditemukan hanya mewakili
sejumlah kecil, ”malah mungkin tidak cocok untuk mewakili, sampel keragaman
hayati yang ada dalam kelompok-kelompok itu pada periode tersebut”. Ia
selanjutnya berkata, ”Kalau pun organisme yang spesifik itu memang relevan
dengan perkembangan selanjutnya, mustahil mengetahui sejauh mana
relevansinya, atau apa hubungan di antara mereka.”35
APA SEBENARNYA ISI ”FILM” ITU?
Sebuah artikel yang diterbitkan dalam National Geographic
pada 2004 mengibaratkan catatan fosil dengan ”film tentang evolusi yang 999
dari setiap 1.000 potongan gambarnya telah hilang di ruang penyuntingan”.36
Pikirkan implikasi ilustrasi itu.
Bayangkan Anda menemukan 100 potongan gambar dari sebuah
film terkenal yang aslinya memiliki 100.000 potongan. Bagaimana Anda dapat
menentukan alur ceritanya? Boleh jadi, Anda sudah punya gagasan sendiri, tetapi
bagaimana jika hanya 5 dari 100 potongan itu yang dapat disusun untuk mendukung
alur pilihan Anda, sedangkan 95 potongan lainnya mengisahkan cerita yang sangat
berbeda? Apakah masuk akal untuk menegaskan bahwa gagasan Anda tentang film itu
benar karena kelima potongan itu? Mungkinkah Anda yang menyusun kelima potongan
itu sedemikian rupa agar cocok dengan teori Anda? Tidakkah lebih masuk akal
untuk membiarkan ke-95 potongan lainnya memengaruhi opini Anda?
Apa kaitan ilustrasi itu dengan cara para evolusionis
memandang catatan fosil? Selama bertahun-tahun, para peneliti tidak mengakui
bahwa hampir semua fosil—ke-95 potongan film itu—memperlihatkan bahwa spesies
hanya mengalami sangat sedikit perubahan seraya waktu berlalu. Mengapa mereka
bungkam tentang bukti sepenting itu? Penulis Richard Morris mengatakan,
”Tampaknya para paleontolog telah menganut gagasan ortodoks tentang perubahan
evolusi secara bertahap dan berkukuh padanya, sekalipun mereka menemukan bukti
yang bertentangan. Mereka mencoba menafsirkan bukti fosil berdasarkan gagasan
evolusi yang telah diterima.”37
Bagaimana dengan para evolusionis dewasa ini? Mungkinkah
yang terjadi adalah mereka terus menyusun fosil itu sedemikian rupa, bukan
karena urutannya didukung dengan kuat oleh sebagian besar fosil dan bukti
genetik, melainkan karena hal itu selaras dengan gagasan evolusi yang diterima
saat ini?
Bagaimana menurut Anda? Kesimpulan mana
yang paling cocok dengan bukti? Pertimbangkan fakta-fakta yang telah kita bahas
sejauh ini.
▪ Kehidupan pertama di bumi tidaklah ”sederhana”.
▪ Peluang munculnya bahkan komponen sebuah sel secara kebetulan
sangatlah kecil.
▪ DNA, yakni ”program komputer”, atau kode, yang menjalankan
sel, luar biasa kompleks dan membuktikan adanya kecerdasan karena jauh
mengungguli program atau sistem penyimpanan informasi mana pun buatan manusia.
▪ Riset genetika memperlihatkan bahwa kehidupan tidak
berasal dari satu leluhur yang sama. Selain itu, kelompok-kelompok utama
binatang muncul secara tiba-tiba dalam catatan fosil.
Berdasarkan fakta-fakta ini, apakah menurut Anda masuk akal
untuk menyimpulkan bahwa bukti itu selaras dengan penjelasan Alkitab tentang
asal mula kehidupan? Namun, banyak orang menegaskan bahwa sains sangat
bertentangan dengan kata-kata Alkitab tentang penciptaan. Benarkah demikian?
Apa yang sebenarnya Alkitab katakan?
[Catatan Kaki]
Istilah biologi filum memaksudkan sekelompok besar binatang
yang memiliki rancang tubuh yang sama dan khas. Salah satu cara ilmuwan
mengklasifikasi semua makhluk hidup adalah dengan sistem tujuh-tahap, dan
setiap tahap lebih spesifik daripada tahap sebelumnya. Tahap pertama adalah
dunia (kingdom), kategori yang paling luas. Berikutnya filum, kelas,
ordo, famili, genus, dan spesies. Misalnya, kuda dikategorikan sebagai berikut:
dunia, Animalia; filum, Chordata; kelas, Mammalia; ordo, Perissodactyla;
famili, Equidae; genus, Equus; spesies, Caballus.
Patut dicatat bahwa baik artikel New Scientist
tersebut, Bapteste, maupun Rose tidak menyiratkan bahwa teori evolusi itu
salah. Sebaliknya, maksud mereka adalah bahwa pohon kehidupan yang Darwin
kemukakan itu, yang merupakan salah satu fondasi teorinya, tidak didukung oleh
bukti. Ilmuwan seperti mereka masih mencari penjelasan lain seputar evolusi.
Henry Gee tidak menyiratkan bahwa teori evolusi salah.
Melalui komentarnya, ia ingin menunjukkan bahwa apa yang dapat dipelajari dari
catatan fosil itu terbatas.
Malcolm S. Gordon mendukung ajaran evolusi.
Sebagai contoh, lihat kotak ”Bagaimana dengan Evolusi
Manusia?”
[Blurb di hlm. 25]
”Mengambil sederetan fosil dan menyatakan bahwa itu
membentuk suatu silsilah bukanlah hipotesis ilmiah yang dapat diuji, melainkan
pernyataan yang kebenarannya sama dengan dongeng pengantar tidur—enak didengar
dan mungkin menambah pengetahuan, tetapi tidak ilmiah.”—In Search
of Deep Time—Beyond the Fossil Record
to a New History of Life, oleh Henry
Gee, hlm. 116-117
[Kotak di hlm. 26]
RENUNGKANLAH FAKTA-FAKTA INI
▪ Fakta: Dua gagasan fundamental teori evolusi—bahwa
kehidupan memiliki asal mula yang sama dan bahwa jenis-jenis tubuh baru yang
utama muncul akibat akumulasi perubahan kecil secara perlahan—dibantah oleh
para peneliti yang tidak mendukung kisah penciptaan dalam Alkitab.
Renungkan: Mengingat perdebatan seputar gagasan dasar teori
Darwin ini, apakah versinya tentang evolusi dapat dengan jujur disebut fakta
ilmiah?
▪ Fakta: Semua organisme hidup memiliki DNA, yakni ”bahasa
komputer”, atau kode, yang rancangannya mirip untuk mengatur sebagian besar
bentuk dan fungsi sel atau sel-sel mereka.
Renungkan: Mungkinkah kemiripan ini disebabkan, bukan karena
mereka memiliki leluhur yang sama, melainkan karena mereka memiliki Perancang
yang sama?
[Kotak/Gambar di hlm. 27-29]
Bagaimana dengan Evolusi Manusia?
Carilah topik
tentang evolusi manusia di banyak buku pelajaran dan ensiklopedia dan Anda akan
melihat sederetan gambar—diawali dengan gambar makhluk bungkuk mirip kera lalu
diikuti oleh makhluk-makhluk yang posturnya semakin tegak dan kepalanya semakin
besar hingga akhirnya gambar manusia modern. Gambar-gambar seperti itu serta
laporan media yang sensasional tentang ditemukannya ”mata rantai yang hilang”
memberikan kesan adanya banyak bukti bahwa manusia berevolusi dari makhluk
mirip kera. Apakah pernyataan itu didasarkan atas bukti yang kuat? Perhatikan
apa kata para peneliti yang mendukung evolusi tentang topik-topik berikut.
APA YANG SEBENARNYA DIPERLIHATKAN OLEH BUKTI FOSIL
▪ Fakta: Pada awal abad ke-20, hanya dibutuhkan sebuah meja
biliar guna menggelar semua fosil yang digunakan untuk mendukung teori bahwa
manusia dan kera berevolusi dari leluhur yang sama. Sejak itu, jumlah fosil
yang digunakan untuk mendukung teori tersebut telah bertambah. Sekarang,
fosil-fosil itu konon dapat memenuhi satu gerbong kereta barang.38
Akan tetapi, sebagian besar fosil itu hanya berupa potongan tulang yang
terpisah-pisah dan gigi yang tidak lengkap. Tengkorak utuh—apalagi kerangka
tubuh yang lengkap—sangat langka.39
Pertanyaan: Apakah bertambahnya jumlah fosil yang dianggap
membentuk ”pohon keluarga” manusia telah menuntaskan perdebatan di kalangan
pakar evolusi mengenai kapan dan bagaimana manusia berevolusi dari makhluk
mirip kera?
Jawaban: Tidak, justru sebaliknya. Mengenai pengklasifikasian
fosil-fosil ini, Robin Derricourt dari University of New South Wales,
Australia, menulis pada 2009, ”Mungkin satu-satunya konsensus saat ini adalah
tidak ada konsensus.”40 Pada 2007, jurnal sains Nature
menerbitkan artikel dari para penemu sebuah fosil yang dianggap rantai lain
dalam pohon evolusi, yang mengatakan bahwa tidak ada yang diketahui tentang
kapan atau bagaimana garis keturunan manusia sebenarnya muncul dari garis
keturunan kera.41 Gyula Gyenis, seorang peneliti di Departemen Antropologi
Biologi, Eötvös Loránd University, Hungaria, menulis pada 2002,
”Pengklasifikasian dan penempatan fosil-fosil hominid dalam perkembangan
evolusinya senantiasa diperdebatkan.” Penulis ini juga menyatakan bahwa bukti
fosil yang terkumpul sejauh ini tidak membantu kita mengetahui kapan, di mana,
atau bagaimana persisnya manusia berevolusi dari makhluk mirip kera.42
PENGUMUMAN DITEMUKANNYA ”MATA RANTAI YANG HILANG”
▪ Fakta: Media sering menggembar-gemborkan pengumuman
tentang ditemukannya lagi ”mata rantai yang hilang”. Contohnya pada 2009, fosil
yang dijuluki Ida diperkenalkan dengan ”gegap gempita bak bintang musik rock”,
kata sebuah jurnal.43 Publisitasnya antara lain kepala berita
berikut ini dalam surat kabar The Guardian dari Inggris, ”Fosil
Ida: Temuan Luar Biasa Ini Adalah ’Mata Rantai yang Hilang’ dalam Evolusi
Manusia”.44 Tetapi, hanya beberapa hari kemudian, jurnal sains New
Scientist dari Inggris mengatakan, ”Ida bukan ’mata rantai yang hilang’
dalam evolusi manusia.”45
Pertanyaan: Mengapa media senang menggembar-gemborkan setiap
temuan baru ”mata rantai yang hilang”, sedangkan disingkirkannya fosil itu dari
”pohon keluarga” jarang disebut-sebut?
Jawaban: Mengenai para penemu fosil-fosil itu, Robin
Derricourt, yang dikutip sebelumnya, mengatakan, ”Ketua suatu tim riset mungkin
perlu melebih-lebihkan keunikan suatu ’temuan’ dan mendramatisasinya guna
memikat sumber dana riset dari luar akademi konvensional, dan mereka pasti
dianjurkan untuk melakukannya oleh media cetak dan elektronik, yang memang
mencari cerita yang dramatis.”46
LUKISAN DAN MODEL MANUSIA-KERA DI BUKU PELAJARAN
▪ Fakta: Dalam buku pelajaran dan di museum, ”leluhur”
manusia sering kali digambarkan memiliki raut wajah, warna kulit, dan jumlah
rambut atau bulu yang spesifik. ”Leluhur” yang lebih awal biasanya ditampilkan
mirip monyet dan yang konon lebih mendekati manusia memiliki raut wajah, warna
kulit, dan rambut yang lebih mirip manusia.
Pertanyaan: Benarkah ilmuwan dapat merekonstruksi
ciri-ciri itu secara akurat berdasarkan fosil-fosil
yang ditemukan?
Jawaban: Tidak. Pada 2003, pakar forensik Carl
N. Stephan, yang bekerja di Departemen Ilmu Anatomi, The University of
Adelaide, Australia, menulis, ”Wajah para leluhur manusia masa awal tidak dapat
dikonstruksi atau diuji secara objektif.” Menurutnya, upaya-upaya untuk
melakukan hal itu berdasarkan ciri-ciri kera modern ”kemungkinan besar sangat
bersifat sepihak, sama sekali tidak akurat, dan tidak berdasar”. Kesimpulannya?
”Segala bentuk ’rekonstruksi’ wajah hominid masa awal kemungkinan besar
menyesatkan.”47
MENENTUKAN KECERDASAN BERDASARKAN UKURAN OTAK
▪ Fakta: Ukuran otak ”leluhur” manusia adalah salah satu
cara utama para evolusionis menentukan seberapa dekat atau jauh kekerabatan
makhluk itu dengan manusia.
Pertanyaan: Apakah ukuran otak dapat
diandalkan untuk menentukan kecerdasan?
Jawaban: Tidak. Sekelompok peneliti yang menggunakan ukuran
otak untuk berspekulasi tentang makhluk mana yang sudah punah yang lebih dekat
kekerabatannya dengan manusia mengakui bahwa sewaktu melakukannya mereka
”sering kali merasa bimbang”.48 Mengapa? Perhatikan pernyataan pada
2008 dalam Scientific American Mind, ”Para ilmuwan telah
gagal menemukan korelasi antara besar kecilnya otak dan kecerdasan pada manusia
dan spesies binatang lainnya. Mereka juga belum sanggup memahami kesejajaran
antara kecerdasan dan ukuran area tertentu pada otak atau ada tidaknya area
itu, mungkin dengan perkecualian area Broca, yang mengatur tutur kata pada
manusia.”49
Bagaimana menurut Anda? Mengapa ilmuwan mengurutkan
fosil-fosil dalam rantai ”kera-menjadi-manusia” berdasarkan ukuran otak padahal
itu bukan patokan yang andal untuk menentukan kecerdasan? Apakah mereka sengaja
mencocok-cocokkan bukti yang ada dengan teori mereka? Dan, mengapa para
peneliti masih saja berdebat tentang fosil mana yang harus dimasukkan dalam
”pohon keluarga” manusia? Mungkinkah fosil-fosil yang mereka teliti hanyalah
jenis kera yang sudah punah, tidak lebih dari itu?
Namun, bagaimana
dengan fosil mirip manusia yang disebut Neanderthal, yang sering dijadikan
bukti adanya sejenis manusia-kera? Para peneliti mulai berubah pendapat tentang
siapa sebenarnya mereka ini. Pada 2009, Milford H. Wolpoff menulis dalam American
Journal of Physical Anthropology bahwa ”Neanderthal
bisa jadi adalah ras manusia tulen”.50
Para pengamat yang
jujur tidak sulit menyadari bahwa ego, uang, dan kebutuhan akan perhatian media
memengaruhi caranya ”bukti” tentang evolusi manusia ditampilkan.
Apakah Anda mau memercayai bukti semacam itu?
APA YANG SALAH DENGAN GAMBAR INI?
▪ Gambar-gambar seperti ini didasarkan atas pendapat sepihak
dan asumsi para peneliti dan seniman, bukan fakta.51
▪ Sebagian besar gambar tersebut dibuat berdasarkan potongan
tengkorak atau gigi yang tidak lengkap. Tengkorak utuh, apalagi kerangka tubuh
yang lengkap, sangat langka.
▪ Tidak ada konsensus di antara para peneliti tentang
pengklasifikasian fosil berbagai makhluk.
▪ Seniman tidak dapat dengan akurat merekonstruksi raut
wajah, warna kulit, dan rambut atau bulu dari makhluk-makhluk yang sudah punah
ini.
▪ Sewaktu menyusun urutan evolusi manusia modern, setiap
makhluk ditempatkan berdasarkan ukuran tempurung otaknya. Hal ini dilakukan
sekalipun ukuran otak terbukti tidak dapat diandalkan untuk menentukan kecerdasan.
[Catatan Kaki]
Catatan: Semua peneliti yang kata-katanya dikutip di sini
tidak memercayai ajaran Alkitab tentang penciptaan. Semuanya penganut ajaran
evolusi.
Menurut para peneliti yang mendukung evolusi, istilah
”hominid” mencakup keluarga manusia dan spesies prasejarah yang mirip manusia.
[Diagram di hlm. 22]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
AWAL WAKTU
→→→→ ”LEDAKAN SEKARANG
SEJARAH BUMI KAMBRIUM”
1 2
[Diagram di hlm. 24]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Mengapa beberapa buku pelajaran memodifikasi skala
fosil-fosil yang menurut mereka berurutan?
DALAM BEBERAPA BUKU PELAJARAN
SKALA UKURAN SEBENARNYA
[Diagram di hlm. 25]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Garis titik-titik memperlihatkan hubungan yang diperkirakan
Ikan tidak berahang
Ikan perisai berahang (punah)
Ikan bertulang rawan
Ikan bertulang sejati
Amfibi
Reptilia
Burung
Mamalia
PERIODE WAKTU GEOLOGIS →→→→
Bukti fosil yang aktual memperlihatkan tidak adanya hubungan
Ikan tidak berahang
Ikan perisai berahang (punah)
Ikan bertulang rawan
Ikan bertulang sejati
Amfibi
Reptilia
Burung
Mamalia
[Gambar di hlm. 26]
Jika ”95 potongan” dari catatan fosil memperlihatkan bahwa
binatang tidak berevolusi dari satu jenis menjadi jenis lain, mengapa para
paleontolog menyusun ”5 potongan” yang tersisa untuk menyiratkan bahwa
itulah yang terjadi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar